Di sebuah desa kecil yang dikelilingi hutan lebat, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Bayangkara, yang akrab dipanggil Kara. Dia dikenal sebagai anak yang berbeda dari yang lain. Imajinasi Kara begitu liar dan tidak ada yang bisa mengimbangi kreativitasnya. Dia suka menciptakan lagu dari suara alam dan membuat karya seni dari barang-barang yang tak terpakai. Semua orang di desa menyukai Kara, kecuali... teman-teman dekatnya.
Teman-temannya mulai merasa iri karena Kara selalu menjadi pusat perhatian. Mereka sering merasa diabaikan, seakan-akan hanya Kara yang penting di mata semua orang. Ini membuat mereka kesal, dan akhirnya, mereka memutuskan untuk menjauhi Kara.
~ • ≈≈≈≈≈ ❦ ≈≈≈≈≈ • ~
Tepi Sungai
Di tepi sungai, di bawah naungan pohon rindang, Kara duduk sendirian. Di tangannya, ia memegang sepotong kayu yang sedang diukirnya menjadi sebuah bentuk indah. Namun, raut wajahnya tidak ceria seperti biasanya.
Putra (salah satu teman dekat Kara, yang sekarang menjauhinya) mendekat, ragu-ragu.
Putra: "Kara... kamu lagi ngapain?"
Kara: (tersenyum tipis) "Oh, ini... aku lagi bikin patung burung. Kayaknya nanti bisa dijadikan mainan, apa kamu mau lihat?"
Putra: (menggeleng) "Gak, makasih. Aku cuma mau bilang... kenapa sih, kamu selalu jadi pusat perhatian? Aku sama yang lain jadi gak dianggap."
Kara: (mendongak, terkejut) "Aku gak pernah maksud buat kalian merasa begitu. Aku cuma suka melakukan hal yang aku suka... kalau orang-orang suka, aku gak bisa mengontrol itu."
Putra: (menghela napas) "Iya, mungkin. Tapi rasanya gak enak aja... ya sudah, aku pergi dulu."
(Putra berlalu pergi, meninggalkan Kara yang kini mulai merasa kesepian.)
~ • ≈≈≈≈≈ ❦ ≈≈≈≈≈ • ~
Rumah Kara
Kara duduk di kamarnya, memandangi hasil karyanya-sebuah lukisan besar tentang hutan fantasi penuh dengan makhluk aneh yang hanya ada di dalam imajinasinya. Ia merasa kesepian, tetapi berusaha tetap berpikir positif.
Kara: (bicara sendiri) "Mungkin aku gak perlu teman-teman lama lagi. Aku bisa tetap bahagia dengan semua hal yang aku cintai. Musik, seni... itu sudah cukup, kan?"
Namun, di dalam hatinya, Kara tahu bahwa hidup tanpa teman-teman terasa kosong. Tapi ia tak ingin larut dalam kesedihan, jadi dia tetap melanjutkan harinya dengan menciptakan lagu baru dan melukis.
~ • ≈≈≈≈≈ ❦ ≈≈≈≈≈ • ~
Hutan
Beberapa hari kemudian, Kara memutuskan untuk menjelajahi hutan di sekitar desa. Ia selalu menemukan inspirasi baru di sana. Tanpa disangka, di tengah perjalanan, ia bertemu dengan sekelompok anak-anak yang sedang berkumpul di sekitar sebuah pohon besar. Mereka adalah teman-teman lamanya yang dulu sering bermain dengannya sebelum ia menjadi "terlalu populer".
Salah satu dari mereka, seorang anak perempuan bernama Lintang, melihat Kara dan langsung berlari menghampirinya.
Lintang: "Kara! Lama gak ketemu! Aku gak nyangka bakal ketemu kamu di sini!"
Kara: (tersenyum lega) "Lintang! Aku juga gak nyangka. Kalian lagi ngapain di sini?"
Lintang: "Oh, kami lagi bikin markas rahasia di pohon ini. Kamu mau ikut?"
Kara: (antusias) "Tentu saja! Apa yang bisa aku bantu?"
Teman-teman lama Kara, Lintang, Wira, dan Tio, menerima Kara dengan tangan terbuka. Mereka semua, seperti Kara, adalah anak-anak yang suka berimajinasi dan tidak takut mengekspresikan diri dengan cara-cara yang unik dan sedikit "gila". Mereka menyebut diri mereka sebagai "Absurd Squad," dan Kara dengan senang hati bergabung kembali dengan mereka.
~ • ≈≈≈≈≈ ❦ ≈≈≈≈≈ • ~Lintang: "Kara, kami kangen sama kamu. Kamu dulu teman bermain paling asik."
Kara: (tersenyum lebar) "Aku juga kangen kalian. Ayo kita bikin sesuatu yang seru!"
Wira: "Gimana kalau kita bikin pertunjukan seni di desa? Kita bisa tunjukin kalau Absurd Squad adalah kelompok paling kreatif!"
Tio: (tertawa) "Ide bagus! Kita bisa bikin orang-orang kagum."
Dengan semangat baru, Kara dan Absurd Squad mulai merencanakan berbagai proyek kreatif bersama. Kara merasa bahwa meski ia kehilangan beberapa teman, ia menemukan kembali sahabat sejati yang selalu menerimanya apa adanya.
~ • ≈≈≈≈≈ ❦ ≈≈≈≈≈ • ~
Kara kini kembali menemukan kebahagiaannya bersama teman-teman lamanya yang kini membentuk Absurd Squad. Petualangan mereka baru saja dimulai, dan Kara tahu bahwa dengan sahabat-sahabat gilanya ini, hidup akan jauh lebih berwarna dan penuh kejutan.Bersambung . . .
KAMU SEDANG MEMBACA
KARISMA BAYANGKARA: Absurd Squad
Fantasy"KARISMA BAYANGKARA: Absurd Squad" Bayangkara adalah anak yang penuh imajinasi dan memiliki karisma kuat yang membuatnya selalu menjadi pusat perhatian. Tapi, kesuksesannya membuat teman-teman dekatnya merasa iri dan menjauhinya. Di tengah kesepiann...