Halo happy reading ya!!
Janlup vote n comment!
__________
Yasa bingung, dirinya sangat cemas saat ini. Biasanya dari cerita yang dirinya baca orang yang melakukan transmigrasi akan mendapatkan semua ingatan dari pemilik tubuh asli yang di tempati.
Tapi Yasa tidak!
Pemuda itu hanya memiliki ingatan Yasa asli dari sebelum dirinya tenggalam dan sudah. Tidak ada ingatan tentang bagaimana pemuda itu menjalani kehidupannya sehari-hari sebelum insiden itu terjadi. Tentu hal itu membuat dirinya buntu, Ia tidak pernah mengingat dalam novel "Happy with you"
Kalau Yasa dan Sagara memiliki hubungan sebagai saudaraDan kalian tahu? Ternyata mereka adalah saudara tiri! Yang berarti dirinya bukan anak kandung Alex.
Mari kita mundur ke beberapa waktu yang lalu, sesaat dirinya bertemu dengan Alex, ayahnya dan mendapatkan fakta besar itu. Setelahnya, Yasa buru-buru untuk pamit undur diri dengan beralasan kepalanya pusing kembali. Alex pun tampak tidak ingin menahan lama-lama anaknya itu dan membiarkan Yasa kembali ke kamar miliknya.
Yasa yang sudah keluar dari ruangan Alex, dengan cepat berlari melewati lorong-lorong panjang. Yang mana perbuatannya itu sempat membuat dua ajudan Alex juga Henry sang kepala pelayan terkejut. Untung saja mereka tidak mengejar Yasa dan untungnya lagi dia masih hapal lorong mana saja yang menuju ke ruangan milik Yasa.
Sesampainya dia di depan pintu kamar, segera dia masuk dan dengan nafas yang tersengal-sengal Ia membongkar meja belajar Yasa. Mencari sesuatu yang Ia yakini bisa menjadi petunjuk untuk dirinya. Tangannya dengan cekat memilah tiap buku yang ada dan membuka tiap laci yang ada dan meja. Hingga pada satu waktu dirinya berhenti, ketika melihat buku bersampul biru langit. Dia membaca tulisan yang terukir dari pulpen di sampul buku itu.
Yasa's diary
Dan ketemu, ini adalah yang dirinya cari-cari. Mengambil buku yang tersimpan rapi di dalam laci terdalam. Yasa dengan pelan berjalan menuju ke kasur dengan mata yang tak lepas menatap buku tersebut. Duduk di tepi kasur, Yasa membuka dan mulai membaca tiap bait tulisan yang ada di tiap kertas.
'Yasa senang!! Akhirnya Yasa mempunyai Ibu angkat baru, dan sangat cantik, Yasa suka senyum mommy Karina. Dia sangatt baikk tapi Yasa tidak kuat menangis berpisah dengan ibu panti juga teman-teman disana..'
Itu adalah tulisan yang berada di lembar pertama buku. Banyak sekali tulisan yang mengungkapkan betapa senangnya Yasa memiliki keluarga baru, bagaimana dia di perlakukan baik oleh Karina, ibu angkatnya. Tangan itu tak lelah untuk membalikkan tiap kertas yang ada.
'sakit...
Pipiku sakit dan kepala ku pusing.
Mommy marah pada Yasa, pipiku tertampar, semua ini salah Yasa karena terlalu banyak tanya..
Yasa janji tidak akan bertanya macam-macam lagi.'Pemuda itu mengernyit ketika membaca tulisan tersebut. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa yang dilakukan Yasa hingga pemuda itu mendapatkan tamparan dari Karina?
Yasa sungguh ingin tahu, sebabnya makin jauh pula dia membuka buku diary tersebut.
'hari pertama tinggal di Mansion ini, ingat Yasa kau harus bisa menarik perhatian dan mendapatkan kasih sayang dari Tuan Sandoval dan ketiga anaknya. Demi mommy untuk mommy'
'kak Sagara, dia sangat membenci Yasa tapi kenapa? Aku tidak tahu alasannya '
'mommy memujiku karena sudah menuruti perintahnya dengan baik, Yasa senang hihihi'
'ehh, aku mendapatkan teman baru dikelas, dia sangat cantik juga baik, Amelia namanya'
'Kenapa kak Sagara marah padaku hanya karena aku dekat dengan Amel?'
'oh ternyata,, kak Sagara sangat perhatian pada Amelia, aku iri'
'kenapa?? Padahal aku sudah bersikap manis! Kenapa mereka masih belum bisa menerima ku? Daddy? Kak Sagara? kak Razan? Bahkan kak Nathan?'
'ugh... Aku takut dengan mommy yang sekarang, tolong aku'
'aku harus bagaimana?? Mommy kemana?? Help me please, aku tidak mau terkurung di dalam ruang gelap ini'
'pada akhirnya semua terungkap juga, daddy dan kakak tahu aku bukan anak kandung mommy, mereka memaksa ku untuk menjawab jujur tentang mommy dan di mana dia sekarang.'
'Maaf mommy, aku tak berani '
'aku dibiarkan hidup, tapi aku di anggap tidak ada? HAHAHAHA '
'apa kurangnya aku? Aku juga manis seperti Amel! Kenapa kak Sagara lebih memilih Amelia!'
'aku gagal,,, aku gagal lagi mendapatkan hati mereka'
'Tuhan aku ingin mati'
Yasa terdiam pandangannya kosong setelah Ia usai membaca tulisan yang ada dalam diary milik Yasa yang asli. Dia tidak pernah menyangka bahwa Yasa yang dia kira hidup dengan damai dan tentram itu ternyata semua dugaannya salah. Dulu ketika dia membaca novel tersebut, memang sosok Yasa ini tidaklah terlalu menonjol. Dirinya hanya akan muncul dalam cerita saat bersama Amelia saja. Selebihnya sempat di narasikan secara singkat kalau hidup Yasa ini terbilang cukup. Tidak sampai pada cerita bahwa ternyata Yasa itu adalah saudara tiri Sagara. Dan memiliki latar belakang yang rumit seperti ini.Yasa menutup diary itu dengan kasar, dan meletakkan asal buku tersebut. Kepalanya tiba-tiba pusing, seakan tak sanggup menerima derasnya arus informasi yang dirinya dapatkan dari buku yang dirinya temukan. Dengan mencoba menahan geraman, Yasa membenamkan wajahnya pada bantal. Lalu dengan sekuat tenaga dirinya berteriak keras.
"AAAAAARRGGGHHH!!!"
Cukup lama suara yang tak jelas dan terpendam itu terdengar. Sebelum akhirnya hanya punggung yang naik turun seakan mengatur pernafasan yang terlihat jelas. Yasa menyingkirkan bantal yang sedari tadi dirinya jadikan sebagai alat pelampiasan frustasinya. Mata itu menatap langit-langit kamar dengan pandangan lelah.
"Oh Tuhan, bagaimana ini...." Suara itu terdengar lemah.
Pikirannya berkecamuk, kemungkinan-kemungkinan buruk dengan tak terkontrol berputar dalam otak nya yang kecil.
Helaan nafas panjang terdengar sebelum akhirnya, tak lama dari itu Yasa di dera oleh rasa kantuk. Ah dirinya benar-benar sangat lelah bila sampai seperti ini. Mata cantik itu terlihat kedap kedip pelan, dan lama kelamaan semakin tertutup. Menandakan Yasa masuk dalam dunia mimpinya.
___________
To be continuedSegitu dulu yaa!!
Makasii udah pada nunggu,
Komen jangan lupa! Bisa jadi booster buat author loh!!
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSE
Teen FictionLio adalah seorang pecinta novel, setengah usia dirinya hidup Ia curahkan untuk membaca rangkaian kalimat dalam bait-bait novel-novel favoritnya. Pemuda 24 tahun itu mencintai buku, hanya buku yang menemani dirinya beberapa tahun belakangan ini. Lio...