Hallo halooo!!
Janlup vote n comment ya!!
________
Jalanan sepi dan sinar matahari yang terbenam menjadi salah satu pandangan yang terhampar. Rindangnya pohon trembesi menghalau sedikit senja matahari yang mulai menurun. Raungan mesin yang berbunyi, memecah heningnya jalanan beraspal.
Kendaraan beroda dua itu melaju kencang tak menghiraukan apa-apa. Sagara pemuda yang menaiki motor besar itu, mata obsidiannya yang masih terlihat dari celah pelindung kepala yang dia pakai, menatap lurus fokus pada jalan yang dirinya lewati. Sagara melaju menuju rumahnya, jarang sekali memang dirinya pulang lebih awal. Batalnya balapan yang di ajukan oleh sekelompok siswa ingusan, membuat suasana hati Saga memburuk.
Sebenarnya bukan hal itu yang membuat suasana hatinya seperti ini, tidaka da waktu juga Saga untuk mengurusi dan meladeni cecunguk seperti mereka. Syukur mereka yang tahu diri dan membatalkan rencana. Kalau tidak mungkin sudah payang malu dan hancur geng kecil itu di tangan Saga dan teman-temannya.
Amelia, gadis itu yang menjadi alasan utamanya. Setelah kejadian Amel yang menemukan Adik tirinya di danau Sekolah, Amel dengan terang dan tegas menolak eksistensi Saga di samping gadis cantik itu dan selalu saja menanyakan keadaan anak sialan itu. Memikirkan itu malah membuat emosi Saga naik, dan tangan kanannya dengan enteng menggeber mesin motor hingga kendaraan itu melaju lebih kencang.
_________Motor yang Saga kendarai kini sudah memasuki halaman depan Mansion. Pemuda itu mematikan mesin, lalu membuka helm sebelum akhirnya turun dan melangkah masuk ke dalam. Ajudan yang melihat kedatangan Tuan mudanya itu, dengan sigap membukakan pintu dan Saga dengan santai berjalan masuk ke dalam. Mata Saga memendar, menatap sekitar. Tak banyak orang yang berlalu lalang di Mansion Sandoval. Karena memang untuk pelayan, mereka akan sering banyak di tempatkan di gedung khusus untuk mereka sendiri dan pada jam-jam tertentu mereka harus ke Mansion utama untuk melakukan pekerjaan.
Melewati ruang tamu yang berdominan warna putih, langkah Sagara dia bawa untuk menaiki tangga menuju kamarnya. Anak tangga demi anak tangga dia naiki, tapi langkahnya terhenti pada 5 anak tangga terakhir. Pada saat itu dirinya mendongak dan mendapati Yasa di atas sana, menatap dirinya dengan pandangan yang rumit.
Saga menaikkan satu alisnya dan tak peduli, kakinya melangkah kembali melewati Yasa yang masih terdiam. Dirinya berlalu dan tak peduli sama sekali dengan adik tirinya itu. Mood Saga sudah buruk, andaikata dia berurusan dengan pemuda itu, sudah dipastikan Yasa akan jadi samsak amarahnya.
_______
Yasa buru-buru menuruni tangga setelah berpapasan dengan orang yang paling dia hindari, Sagara. Niat hati ingin ke dapur untuk mengambil stok air minum nya yang habis, naas sekali pemuda itu harus bertemu dengan penyebab Yasa tenggelam beberapa hari yang lalu. Mendapati benda yang dirinya cari-cari, kulkas. Yasa dengan cepat membuka lemari pendingin itu dan mengambil air mineral dingin yang ada di dalam lalu menenggak nya dengan rakus
Setelah air minum di botol kaca itu habis, Yasa merosot. Dirinya selama terduduk dengan punggung bersandar pada kulkas.
"Mimpi apa aku semalam, sampai bertemu dengan Sagara tadi!!" Yasa berucap dengan muka yang sudah bercucur keringat.
'oh Tuhan, apakah doa ku kurang kencang????'
______
Saat ini pukul tujuh malam dan perjamuan makan malam sudah siap tersaji di kediaman Sandoval. Alex sebagai kepala keluarga tentu sudah duduk dengan tenangnya di kursi paling ujung. Diikuti oleh Sagara duduk di kursi sebelah kanan Alex, lalu ada Yasa duduk bersebelahan dengan Sagara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSE
Teen FictionLio adalah seorang pecinta novel, setengah usia dirinya hidup Ia curahkan untuk membaca rangkaian kalimat dalam bait-bait novel-novel favoritnya. Pemuda 24 tahun itu mencintai buku, hanya buku yang menemani dirinya beberapa tahun belakangan ini. Lio...