Apa yang biasa kalian lakukan ketika hujan turun?
Pertanyaan itu sering kali melintas dalam pikiran pemuda itu. Tak jarang Ia penasaran, ingin merasa tahu juga. Kira nya hal apa yang dilakukan oleh mereka yang baik baik saja ketika Hujan. Kenapa bisa dibilang baik baik saja? Karena Lio kebalikannya. Pemuda itu tidak baik baik saja. Dia tidak seperti mereka yang normal, bisa menikmati musim hujan, berbasah-basahan dengan air deras yang turun.
Lio, sakit dan dirinya sendiri. Adalah sebuah tali yang mengikat sedari lama. Bagai sebuah utasan rumit yang tak pernah ditemukan ujungnya. Nasib Lio utuh pada satu titik saja, berbaring di kasur pasien, mengawasi kehidupan ramai luar sana dari sekat jendela rumah sakit. Lio juga sering hanya mampu menyaksikan rintikan hujan yang mengenai jendela tanpa bisa menyentuh bentuk cairan itu seperti apa.
Langit hari ini mendung, Lio hanya menatap awan yang mengabu itu di balik jendela dekat kasurnya. Tangan yang tertancap selang infus mengusap pelan sampul buku novel yang baru dirinya dapatkan. Netra nya silih berganti menatap jendela yang basah dan buku yang berada di pangkuan pemuda itu. Kini dirinya lekat memandang judul buku yang ada.
"Happy with you"
Buku itu baru kemarin dirinya dapatkan dari sang bunda, katanya beliau membelinya karna saat melihat buku tersebut, putranya terlintas dalam bayangan sang bunda. Dan bundanya berpikir pasti Lio akan menyukai itu, pemuda itu yang mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya tentu terharu dan menangis, bagaimana bisa bundanya masih bisa sesabar itu merawat Lio, dan mencoba memberikan yang terbaik untuk dirinya.
Dirinya pun dengan antusias langsung membaca buku tersebut dan tanpa disadari sudah sampai pada bab-bab akhir dari buku tersebut dia baca. Sebenarnya Lio, ragu untuk melanjutkannya, karena alur dalam novel tersebut ternyata benar-benar diluar ekspektasi Lio, sangat berbanding terbalik dengan judul ceritanya yang saat pertama kali Lio membaca judul tersebut, bayangan dan ekspektasi cerita bahagia yang akan dirinya baca.
Dan zonk
Lio dibuat ternganga dan shock tanpa henti tiap kali membaca bait-bait di bab novel tersebut.
Dalam cerita tersebut menceritakan protagonis wanita yang seorang siswa pintar dan masuk dalam SMA bergengsi dengan beasiswa yang dirinya dapatkan. Awal cerita memang sangat menyenangkan untuk dibaca. Alur pada bab awal masih ringan dan Lio banyak tersenyum sendiri melihat interaksi protagonis wanita dengan karakter lain. Tapi, ketika memasuki bab dua-tiga semuanya berubah. Tidak ada namanya hidup tenang di kehidupan protagonis wanita setelah bertemu dengan protagonis pria dan gengnya.
Sebenarnya klise, protagonis wanita adalah kalangan bawah dan bersekolah di SMA bergengsi tentu mendapatkan bully karena latar belakangnya tersebut. Apalagi banyak yang merasa iri dengan kecantikan sang protagonis dan juga kecerdasannya. Banyak laki-laki yang tertarik terhadap protagonis dan itu menimbulkan kecemburuan dari siswi-siswi lain di sana.
Puncaknya adalah ketika protagonis wanita, sebut saja Amelia. Bertemu dengan protagonis pria, Sagara. Dan sialnya protagonis pria kita ini adalah tipe Red flag yang banyak diidolakan siswa siswi. Berkat taruhan yang dirinya buat dengan teman-temannya. Sagara mendekati Amelia sang gadis beasiswa yang cantik dan cerdas. Tentu tujuannya untuk menaklukkan gadis itu dan membuat Amelia bertekuk lutut terhadap Sagara.
Tapi salah, Amelia tidak selemah itu dan tak mudah tergoda dengan ketampanan pemuda itu. Yang alhasil membuat Saga merasa tertantang dan akhirnya lambat laun menjadi terobsesi untuk mendapatkan Amelia. Bahkan dia tidak segan untuk melenyapkan atau menghabisi siapapun yang berani menyentuh Amelia.
Pemuda itu benar-benar memegang teguh motto
'hanya gue yang boleh nyakitin dan sentuh Amelia, yang lain kalau coba-coba ya mati' ckckck
dan benar saja banyak terjadi pembunuhan terhadap mereka yang sudah main-main dan mengganggu Amelia, paling ringan adalah patah tulang hingga koma. Sang villain, Angela gadis cantik dari keluarga kalangan atas saja tak segan Saga cekik hingga nyawanya melayang karena berani membuat Amelia hampir merenggang nyawa di danau belakang sekolah. Tentu tidak ingin ada hal-hal buruk lagi terjadi terhadap orang lain, pada akhirnya Amelia menerima tawaran Saga untuk menjadi pacarnya. Siapa kira malah setelah hal tersebut dirinya menjadi tawanan seumur hidup oleh Sagara?
Gila sudah memang, bahkan karakter figuran yang hanya sekedar mengajak ngobrol Amelia ketika di kantin saja, pemuda tak berdosa itu ditemukan babak belur dan basah kuyup di danau belakang sekolah. Dan dari oemuda itulah hal-hal gila dilakukan oleh Sagara hanya untuk membuat Amelia menatap dan melihat dirinya.
Lio benar-benar tak habis pikir, sebenarnya apa yang penulisnya pikirkan ketika membuat cerita ini?
Bukan hanya Sagara yang psycho dalam cerita seluruh anggota geng yang Sagara pimpin, Eagle eye terhitung stress dan gila semua!!
Rasanya air mata Lio tak bisa Ia bendung lagi untuk di tahan, pemuda ringkih itu tergugu dan terisak, Ia tak bisa melanjutkan untuk membaca cerita ini, apa apan!
Tanpa disadari rasa sakit pusing yang menjalar membuat pemuda itu perlahan menjatuhkan buku yang dirinya pegang. Matanya tak bisa fokus untuk menatap ruangan di sekitar. Sangat sakit, kernyitan dahi dan peluh keringan bahkan berlomba dengan air mata yang mengalir.
hiks hiks hiks sakit
Bunda sakit....
Arrghh!
Rintihan itu perlahan mulai samar terdengar,, mata hazel pemuda itupun dengan pelan menyipit, dengungan bagai suara tin yang panjang adalah memori terakhir yang bisa dirinya tangkap, sebelum semuanya terasa benar-benar gelap dan hening bagi Lio.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSE
Genç KurguLio adalah seorang pecinta novel, setengah usia dirinya hidup Ia curahkan untuk membaca rangkaian kalimat dalam bait-bait novel-novel favoritnya. Pemuda 24 tahun itu mencintai buku, hanya buku yang menemani dirinya beberapa tahun belakangan ini. Lio...