One

0 0 0
                                    

💮🌸💮



Bunyi sepatu saling bersautan, Segerombol Siswa datang berbondong-bondong menerobos puluhan manusia yang sedang berlalu lalang. Saling menubruk dan mendorong manusia yang berada tepat dihadapan nya.

Menghiraukan pekikan dan makian yang saling beradu.

Arkhava Raefan Arkatama.

Berandal pembuat onar yang namanya sudah tercontreng pada daftar buku hitam Guru pembimbing.

Namanya sudah tidak asing bagi telinga siswa/i yang bersekolah disana. Bahkan lingkungan luar saja sudah tidak heran dengan Sikap Liar Arkhava Raefan Arkatama jika sedang bertarung.

"WOYYY.... WOYYYY.... LARIII EGEEE BU CIDUT NGEJARRRRRR..." Teriak Pria yang sedang berlari itu, dengan memakai topi terbalik adalah ciri khas dirinya.

menarik setiap Rambut orang yang di lalu lalangi-nya. Yang mana mendapat delikan tajam serta dengusan makian yang tiada henti.

" Aaaaaaa...... Bu Cidutttt ampunnnnn..... Panasssss woeyyyyyy kuping gue. "

Guru yang dipanggil Bu Cidut atau Cintya dustia Namanya, terus menarik telinga Siswa tersebut sambil membawa penggaris kayu, Alat yang selalu di gunakan untuk mengancam murid yang suka melanggar peraturan Sekolah.

" Kamu lagi kamu lagi!!. Ga cape apa kamu selalu bikin Onar Arkhava?! Saya sampai Pusing kasus apa yang harus saya catat pada buku Konseling bulanan!. " Berkacak pinggang sebelah tangan.

Tersenyum bodoh. " Ya justru itu Bu. Ada saya Ibu jadi ada kerjaan. Biar engga disangka makan Gaji buta. Upssss. "

" Kamu ini ya menjawab terus!! Sekarang Lari lapangan 10 Putaran tanpa henti!!." Menatap Siswa Tersebut. " Jangan ngeluh. Saya awasi kamu dari jauh!!."

"Nyenyenye. Bacot!! Dasar Guru rese. Gue sumpahin engga ketemu jodohnya sampe gue Lulus. " Maki Arkhava pelan, sambil terus mengawasi gerak-gerik Bu Cintya.

" APAA KAMU BILANG?!!." Menatap horor pada dirinya sambil mengacungkan pengaris kayu tepat pada wajah Arkhava.

"Whehehehe... Engga Bu ini tadi saya bilang mau jalanin Hukuman nya." Cengiran garing tercipta.

Menunjuk dada Arkhava dengan pengaris kayu. " Kalau sampai saya melihat kamu tidak menjalankan hukuman nya!!. Saya tambahkan hukuman nya dengan Hormat bendera sampai jam istirahat pertama!!. "

" Iyeee Bu Cidutttttttt cantikkkkkk ayangnya Kim Mingyu Exoh" Memuji.

" Dihh... Kocak." Melengos pergi sambil menghentakkan pengaris kayu pada permukaan lantai.

Arkhava menaruh tas punggung nya pada deretan bangku panjang. Berlalu menuju area lapangan yang luasnya tiada kira.

" Emang kampret! Temen gaada otak. Ninggalin gue seenak jidat, emang dikira gue apa? Awas aja, ketemu gue jedotin kepalanya atu-atu!." Maki nya menatap kawan se- pergoblokan yang sedang mengintip pada jendela kelas pada lantai 2.

Padahal jarak antara lapangan dengan kelas dirinya lumayan cukup jauh.

Berlari mengelilingi lapangan, peluh membanjiri sekujur tubuh. Kaus Seragam yang semula berwarna putih tulang kini berubah transparan menciptakan garis tubuh yang dipenuhi otot-otot sempurna.

Hasil gym yang selalu dia terapkan setiap Minggu.

" Cape banget bangsattttt.." menepi pada lapangan dan duduk pada bangku panjang tempat dia menaruh tas punggung.

Mengibaskan seragam yang sudah tidak berbentuk itu, membuka satu persatu kancing seragam hingga keseluruhan.

Menyisakan kaos tipis tanpa lengan yang mana itu makin memperlihatkan bentuk tubuh Arkhava.

Mendongak menatap langit yang di mana matahari sudah tepat berada atas kepala padahal jam masih menunjukkan pukul 09.00.

Teriakan yang memanggil namanya terus bersautan seiring dengan kaki yang terpontang- pangting menyerbu mendekat.

Mencari sumber suara yang bersautan, matanya menyipit saat ada bola basket yang melaju pesat menuju arah dirinya.

Lebih tepatnya pada bagian wajah.

Dukhhh....

Brughh.....

Tubuh Arkhava tergeletak tidak etis pada dinginnya lantai koridor dengan posisi sedikit terduduk.

Bola basket memantul menjauhi tubuh Arkhava yang sudah tidak sadarkan diri.

Plak. "Lemah." Sinis seseorang sambil menampar pipi tirus arkhava.







🌸💮🌸
Huhuhuhu amatir bangetttt, maaf kalo masi sedikit kaku atau kurang nyambung.

ANTAGONISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang