Part 01 - 05

96 19 13
                                    

Hari itu, matahari bersinar lembut melalui jendela ruang seni, memberikan cahaya hangat yang menerangi kanvas-kanvas di hadapan anak-anak. Di sudut ruangan, Dohoon sedang tekun melukis, pensilnya dengan hati-hati menelusuri garis-garis halus di atas kertas. Di hadapannya, sebuah mangkuk berisi buah-buahan menjadi objek yang ia coba tuangkan ke dalam lukisan.

Shinyu melayang diam-diam di atas, memperhatikan Dohoon dengan penuh minat. Meskipun ia sudah lama tak bersinggungan dengan dunia manusia, ia bisa melihat betapa berbakatnya Dohoon. Sentuhan halus dan detail yang Dohoon berikan pada lukisan itu membuat Shinyu terkesima. "Anak ini punya bakat," pikir Shinyu, senyum tipis muncul di wajahnya.

Saat pelajaran seni usai, Mrs. Lim, guru seni mereka, berjalan menghampiri Dohoon untuk melihat hasil karyanya. Dengan senyum lebar, ia berkata, "Ini luar biasa, Dohoon! Kau benar-benar memiliki bakat yang luar biasa untuk anak seusiamu. Detail dan pewarnaannya sangat bagus."

Anak-anak lain yang mendengar pujian itu mulai bertepuk tangan, memuji hasil kerja Dohoon. Namun, di sudut lain ruangan, dua bocah tengil yang sering merundung Dohoon tampak tak senang. Salah satu dari mereka, dengan wajah cemberut, mulai menuangkan sisa cat air miliknya ke dalam satu wadah. Ia melirik ke arah Dohoon, senyum jahat terukir di wajahnya.

Shinyu yang mengamati dari kejauhan segera menyadari niat jahat bocah itu. "Oh, tidak. Kau tidak akan berhasil kali ini," batinnya. Saat bocah itu perlahan mendekati Dohoon, bersiap untuk menyiram cat air ke arahnya, Shinyu dengan cepat bertindak. Dengan sedikit dorongan dari jari-jarinya, ia membuat bocah itu kehilangan keseimbangan.

"Hei, awas!" bocah itu berseru, namun terlambat. Alih-alih menyiram Dohoon, bocah itu justru menyiram rok Mrs. Lim dengan cat air berwarna cerah. Seluruh kelas tiba-tiba terdiam dalam kebingungan.

Mrs. Lim terkejut, melihat roknya yang basah oleh cat, kemudian tatapannya beralih pada bocah yang kini tampak kebingungan dan gugup. "Apa yang kau lakukan?!" serunya dengan marah.

Sementara itu, di sudut ruangan, Shinyu tertawa terbahak-bahak. "Kau pantas mendapatkannya!" pikirnya puas. Namun, tawa itu segera terhenti saat ia melihat Dohoon tiba-tiba menatap ke arahnya, mata Dohoon seolah-olah bisa melihat langsung ke dalam matanya.

Dohoon terkejut mendengar tawa itu, dan ketika ia melihat ke sudut ruangan, ia mendapati sosok Shinyu melayang di pojok ruangan seni. Tanpa berpikir panjang, Dohoon segera meninggalkan ruangan, tak peduli dengan keributan yang terjadi di belakangnya.

Shinyu, yang menyadari Dohoon pergi, segera mengikuti di belakangnya. Ia melihat Dohoon berhenti di koridor yang sepi, dan ketika Shinyu mendekat, Dohoon berbicara tanpa berbalik.

"Kenapa kau melakukan itu?" tanya Dohoon, suaranya rendah namun terdengar jelas di ruangan kosong itu.

Shinyu terdiam, terpaku oleh pertanyaan itu. "Maksudmu... kenapa aku melakukan apa?" jawabnya bingung, mencoba menyembunyikan kegelisahannya.

Dohoon akhirnya berbalik, tatapan matanya serius. "Kenapa kau terus mengikutiku? Kenapa kau membantuku? Apa ini karena aku satu-satunya orang yang bisa melihatmu?"

Shinyu menurunkan tubuhnya, kali ini tidak melayang. Ia menatap Dohoon dengan rasa bingung yang nyata, tidak tahu harus menjawab apa. Seharusnya ia merasa senang karena Dohoon memperhatikannya, tapi kali ini... pertanyaan itu terlalu sulit untuk dijawab.

Bukannya memberi jawaban yang Dohoon inginkan, Shinyu justru memutuskan untuk pergi. Ia berbalik dan mulai berjalan menjauh, langkah-langkahnya perlahan membawa tubuhnya kembali menghilang di udara. "Aku harus kembali ke pohonku," pikirnya, berusaha menghindar dari perasaan yang mulai tumbuh di hatinya.

"Lari saja terus!" Dohoon berseru kesal, melihat sosok Shinyu yang semakin menjauh. "Awas saja kalau aku sampai bertemu lagi denganmu!" serunya dengan suara yang sedikit gemetar, entah karena marah atau karena campuran perasaan lainnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fate | Doshin ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang