Pagi ini Yeonjun harus datang ke rumah Tuan Choi karena panggilan mendadak. Beruntung antara jarak tempat tinggalnya tak jauh dari rumah Tuan nya, ia bisa datang lebih cepat.
Kelas hari ini hanya ada sore hari dan itupun hanya 2 jam. Yeonjun bersyukur hari ini bisa bekerja lebih keras.
"Pagi Tuan Choi." Sapa Yeonjun.
Walaupun sapaan tersebut tidak di balas oleh Tuannya. Yeonjun tetap memberikan senyum manisnya sebagai kesan pertama di pagi hari ini.
"Bersihkan kamarku. Hari ini kau ada kelas?" Tanya Tuan Choi.
Yeonjun mengangguk, "Hari ini hanya sore hari, Tuan." Jawab Yeonjun.
"Dari jam berapa?" Tanya nya lagi.
Sedikit heran sebenarnya, akan tetapi Yeonjun mengerti karena Tuannya itu sudah tahu jika dirinya adalah anak kuliah yang pasti membagi waktu dengan pekerjaan dan tugas.
"Jam 3 sampai jam 5, Tuan." Jawab Yeonjun.
"Oke. Hari ini temani aku. Jika di lihat kau anak gamer, aku butuh lawan."
Hanya itu? Apakah ini nyata? Bermain game dengan Tuan nya.
Hell man! Kenapa pekerjaan ini sangat mudah. Jika seperti ini dengan senang hati Yeonjun bekerja dengan semangat.
"Tapi Tuan.. apakah saya memiliki pekerjaan lain selain menemani anda bermain game?" Tanya Yeonjun hati-hati.
Tuan Choi tersenyum misterius. Senyuman yang sedikit berbahaya jika di lihat-lihat.
"Hey? Apa kau ingin pekerjaan yang lain?" Tanya Tuan Choi.
"Jika ada pekerjaan yang saya bisa lakukan, maka akan saya lakukan Tuan." Jawab Yeonjun dengan cepat.
Mendengar nada semangat dari Yeonjun. Tuan Choi nampak mengerti dan akan memberikan sesuatu yang mungkin saja pekerjaan yang sedikit keras. Entah membersihkan atau menjadi pengawal mendadak.
Sial. Bagaimana jika Yeonjun di jadikan salah satu pengawal dan bekerja sangat keras? Apakah dirinya bisa bertahan dengan benturan semua itu? Pekerjaan yang bertolak belakang dengan dirinya.
"Baiklah. Malam nanti kau menginap di sini. Tenang saja, aku sudah menyiapkan kamar untukmu."
Benar-benar bos idaman. Yeonjun harap ia bisa bekerja seterusnya di rumah ini untuk membantu orangtuanya yang mulai susah mencari uang.
"Bersihkan, lalu datang ke kamar game ku. Pergi ke Margaret untuk menyiapkan semua camilan dan minum di kamar game." Suruhnya.
Baru Yeonjun sadari jika nada bicara Yeonjun tidka seperti saat pertama kali ia bertemu dengannya. Terkesan santai namun mengintimidasi. Tetap saja Tuan nya itu adalah orang mengerikan meski dengan tampang muda dan tampan.
"Eum, Tuan." Panggil Yeonjun hati-hati.
"Kenapa?" Tuan Choi berbalik.
Sial! Nada bicaranya terdengar mengintimidasi dan Yeonjun kesal dengan apa yang dilakukan Pria itu kepadanya, tapi ia tetap berhati-hati dalam bertindak.
"Siapa nama anda, Tuan?" Tanya Yeonjun pelan.
"Kau tidak tahu nama ku? Bahkan saat kau mendaftar tidak tahu siapa pemilik rumah ini?"
Yeonjun mengangguk polos terkesan lugu. Anak dari mana yang datang ke rumah ini dan tidak tahu pemilik rumah ini?
Pria itu mendekati Yeonjun, senyumnya mengembang dan terkesan menakutkan. Seperti psychopath, itulah pikir Yeonjun.
"Dari mana asalmu, anak cantik?" Bisik nya.
"E- e- eum- saya.. dari Busan." Balas Yeonjun takut.
Wajahnya berkeringat dingin, kedua matanya menutup rapat. Ketakutan mulai menggerogoti dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Toy Story | SoobJun
RomanceSebagai tulang punggung keluarga. Yeonjun rela melepaskan keperjakaan nya dan hidup menjadi sex toy bagi tuan nya. Garis hidupnya memang seperti itu dan tidak akan pernah bisa Yeonjun lepas dari lubang yang sudah ia gali terlalu dalam.