"Yeonjun. Ingin tumpangan untuk pulang?" Tanya seseorang.
Yeonjun berhenti saat itu juga. Ia terkejut kala pria di hadapannya merangkul pundaknya.
"Ah, Heuningkai. Aku.. eum.. seperti nya tidak perlu. Lagian tempat tinggal ku tidak jauh dari sini." Elaknya.
Pria bernama Heuningkai itu mengernyit bingunh. Tak biasanya Yeonjun akan menolak tawarannya hanya dengan alasan tak masuk akal itu.
"Rumahku melewati tempat tinggalmu." Ucap Heuningkai yang membuat Yeonjun bungkam.
Hell. Itu benar. Rumah Heuningkai memang melewati rumahnya. Yeonjun merasa dirinya sangat bodoh.
"Mau ke rumahku? Hari ini Bahiyyih ada di rumah."
Binar mata Yeonjun tidak bisa membohongi Heuningkai, akan tetapi dari sorot mata Yeonjun terlihat suatu masalah yang disembunyikan.
"Maafkan aku, Heuning-ie. Aku pergi dulu." Ucap Yeonjun dan meninggalkan Heuningkai.
Padahal tawaran barusan sangat menyenangkan. Yeonjun sudah lama tidak bertemu dengan adik Heuningkai yang sekolah di Canada. Akan tetapi Yeonjun tidak bisa menerima ajakan tersebut kala melihat mobil hitam yang terparkir jelas di dekat gedung.
Dengan segera Yeonjun berlari dan masuk ke dalam mobil itu. Bahkan kepergian Yeonjun tak luput dari penglihatan Heuningkai.
Rasa penasaran pun mulai menghantui Heuningkai. Ia ingin tahu siapa seseorang yang menjemput Yeonjun selain dirinya. Karena selama ini ia sangat tahu jika Yeonjun bukan lah anak yang bisa bergaul dengan orang, apalagi tiba-tiba dengan orang aneh yang menjemput nya itu.
Berbeda dengan Yeonjun yang terdiam melihat Tuan nya yang menatap dirinya sangat tajam.
"Siapa dia?" Tanya Tuan Choi.
"Dia teman saya, Tuan. Namanya Heuningkai." Jawab Yeonjun sesuai kenyataan.
Takut jika Heuningkai akan berhadapan dengan Tuan nya jika ia berbohong. Lebih baik ia jujur dan tidak mengambil resiko lebih.
"Oke."
Setelah mengatakan nya, Tuan Choi menjalankan mobilnya dengan cepat keluar dari area kampus."Kau sudah makan?" Tanya Tuan Choi.
Yeonjun menggeleng, "Kelas saya baru selesai, saya belum sempat ke kedai makan." Jawabnya.
"Yeonjun." Panggilnya.
Merasa namanya terpanggil, Yeonjun menatap Tuan Choi dengan penasaran.
"Apa aku terlalu kasar kepadamu?" Tanya nya.
Waw. Apa sesuatu baru menghantam kuat kepala Tuan Choi?
"Eum.. tidak Tuan." Jawab Yeonjun pelan.
"Oke."
Yeonjun jengkel sendiri. Ia bukan pria yang penuh kesabaran. Jika jawaban dari lawan bicaranya seperti itu membuatnya prustasi, apa tidak ada jawaban lain selain "Oke".
Mobil yang mereka kendarai kini berhenti di salah satu restoran. Ini restoran cepat saji yang terkadang biasa Yeonjun datangi dengan Heuningkai.
Tuan Choi sudah keluar lebih dulu dan meninggalkan Yeonjun terdiam di dalam mobil. Mau ikut ia ragu jika dirinya tidak di ajak dan ia akan di hukum jika salah bertindak.
"Kenapa kau diam? Kemari!"
Suara Tuan Choi memang tidak terdengar, tetapi Yeonjun bisa memahami jika Tuan Choi menyuruhnya untuk ikut keluar.Dengan ragu Yeonjun keluar dari mobil. Berjalan mendekati Tuan Choi yang nampak kesal terhadapnya. Tuan Choi justru menarik tangan Yeonjun masuk dan memilih salah satu meja kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Toy Story | SoobJun
RomanceSebagai tulang punggung keluarga. Yeonjun rela melepaskan keperjakaan nya dan hidup menjadi sex toy bagi tuan nya. Garis hidupnya memang seperti itu dan tidak akan pernah bisa Yeonjun lepas dari lubang yang sudah ia gali terlalu dalam.