Awal

229 16 0
                                    

"kalau semisalnya Taufan pergi ketiup angin gimana?"

<>

Semua saudara elemental yang tadinya sibuk dalam aktivitas masing masing, segera memusatkan perhatian mereka pada sang penguasa angin. Bahkan, Ice yang sedang setengah tidur, langsung melek. Dan solar yang sedang mengetik sesuatu di handphone nya pun lkut menoleh. Keheningan melanda ketujuh penguasa elemental itu.

Pertanyaan ini, entah kenapa membuat mereka tegang, padahal jelas jelas ini pertanyaan simpel,kan?

"kak Upan emang mau kemana??"

Anak keenam atau yang kita kenal sebagai Duri, dengan polos nya bertanya pada ketua trio trouble maker. Ia menyiram tanamannya sambil menunggu respon sang kakak.

Tindakan Duri membuat semua saudara elemental kembali tenang dan melanjutkan aktivitas mereka masing masing(sambil nunggu topan ngomong)

" Gak kemana-mana sih, kalaupun aku pergi pun, aku pasti akan selalu di samping kalian."

...

..

.

keheningan itu kembali dengan lebih mencekam(disebabkan oleh sang gledek yang tatapan nya suram banget) sedangkan sang pelaku yang menyebabkan suasana ini, cuma bisa cengar cengir.

"HAHA..haha.. ha..h-ha.. plis aku cuma nanya iseng aja ya! Aku ga berharap bakal suram gini, lupain aja pertanyaan konyol tadi, hehe"
Sang manik sapphire dengan panik
—canggung—berusaha untuk meredakan suasananya(hasilnya? Dia yng malu)

"Kak Upan gabut ya?? Yuk main layang layangan aja kak, bareng Duri. Takutnya pertanyaan kakak makin menjadi hih.." Blaze, anak keempat, segera menyeret sang muson dan sang bendul ijo. (Sambil merinding saat mengingat pertanyaan sang muson)

Ketika oren, ijo dan biru sudah pergi ke lapangan, tersisa 4 makhluk yang masih saja terdiam dengan pikiran nya masing masing.
Setidaknya, tatapan madesu sang halilintar telah dihilangkannya.

Ya.. Walaupun suasana dinginnya lebih mendominasi. Kenapa? Oh jelas karna trio cool. Ice yang tadinya masih ada air liur di sana sini, sudah kembali ke penampilannya yang dingin seperti es, tenggelam dalam pemikirannya. Solar yang tadi masih bergaya dan mengetik sesuatu di handphonenya. Kini, ia menatap tajam pintu, seakan akan melihat keberadaan ketua trio TTM, atau lebih spesifiknya, Taufan.

Sang kakak tertua hanya dapat menghela nafas. Halilintar lalu mengalihkan pandangannya pada Gempa, adik ketiganya.

Merasa di tatap, Gempa balas menatap sang kakak. Kedua manik gold dan ruby itu bertemu. Walaupun Gempa hanya terlihat sedang terdiam, pandangannya berisi banyak perasaan, bingung, takut, khawatir. Semuanya tercampur aduk dalam manik gold nya.

Halilintar kemudian mendekati Gempa dan menepuk punggungnya, ia berusaha menenangkan sang penguasa tanah, juga untuk meyakinkan dirinya sendiri

Gempa, Halilintar dan Taufan adalah orang yang paling dekat satu sama lain. Biasanya, orang orang memanggil mereka dengan trio original. Mungkin karna mereka bertiga dari dulu selalu bersama. Ya.. tidak salah sih, Dulu saat masih kecil, mereka memang dekat. Dan, semoga saja mereka sekarang masih terbilang dekat.

Jalan Untuk AnginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang