7. Pertarungan Hati

28 4 0
                                    

presented by
©earavv

happy reading!

"ternyata rela tak semudah kata"Runtuh - Feby Putri, Fiersa Besari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ternyata rela tak semudah kata"
Runtuh - Feby Putri, Fiersa Besari

pertarungan hati —

Langit sore mulai merona, memancarkan semburat oranye yang lembut di antara awan-awan yang perlahan memudar. Semilir angin sore terasa sejuk, menyentuh kulit dengan kelembutan yang menenangkan, sedikit meredakan kegelisahan yang menggumpal di dadanya. Shaka berdiri sejenak di depan pintu rumah, menghirup dalam-dalam udara yang membawa aroma petang, mencoba mencari ketenangan sebelum melakukan kegiatan futsal.

Sudah waktunya untuk berangkat ke lapangan futsal, tempat ia biasa menghabiskan waktu sore bersama teman-temannya. Biasanya, ia selalu bersemangat menyambut momen ini, namun entah kenapa hari ini hatinya terasa sedikit berat. Ia berharap permainan kali ini bisa mengusir penat yang menyelimuti pikirannya belakangan ini.

"Bang, gue ikut ya," ucap Taksa tiba-tiba, muncul dari pintu rumah dengan baju olahraganya yang sudah rapi terpakai. Shaka tertegun sejenak, tidak menyangka adiknya akan bergabung kali ini.

 Shaka tertegun sejenak, tidak menyangka adiknya akan bergabung kali ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo mau ikut? Tumben banget lo," tanya Shaka, sedikit terkejut. Taksa jarang ikut bermain futsal bersamanya, karena biasanya ketika diajak akan banyak sekali alasan.

"Iya, udah lama gue nggak main futsal, sekalian refreshing." Taksa mengangguk, wajahnya tampak penuh semangat.

"Iya deh terserah lo, kalau gitu kita berangkat bareng," jawab Shaka akhirnya.

Shaka dan Taksa masuk ke dalam mobil, menutup pintu dengan bunyi yang nyaring di tengah suasana sore yang tenang. Mesin mobil segera dihidupkan, dan Shaka menekan pedal gas dengan perlahan, membawa mereka keluar dari halaman rumah.

Jalanan kota yang mulai diterangi oleh lampu-lampu jalan memberi kesan damai, namun pikiran Shaka terus berputar tenggelam dalam kegelisahan yang sulit diabaikan. Di sebelahnya, Taksa sibuk mencari stasiun radio yang memutar lagu favoritnya, sesekali bersenandung mengikuti irama.

Runtuhnya IlusiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang