Sasuke merasakan amarah mengalir melalui setiap serat ototnya. Di tengah malam yang seharusnya tenang, suasana kini berubah tegang setelah penyusupan yang begitu berani. Ia membawa Ino yang masih gemetaran dalam pelukannya, tubuhnya terasa begitu kecil dan rapuh di hadapannya. Dengan perlahan, ia menatap para penjaga yang sudah berkumpul di sekitarnya, wajah mereka dipenuhi rasa bersalah.
"Sasuke... aku benar-benar takut tadi..." bisik Ino, suaranya bergetar, matanya masih berkaca-kaca setelah kejadian barusan.
Sasuke mengecup puncak kepala Ino dengan lembut, mencoba menenangkan gadis itu, meskipun dirinya sendiri hampir tak bisa menahan gejolak amarahnya.
"Aku di sini sekarang, Ino. Tidak ada yang akan menyakitimu lagi," ucapnya, berusaha membuat suaranya setenang mungkin meski hatinya menggelegak.
Killian, serigala dalam dirinya, masih menggeram marah. "Kita harus memburu mereka semua, Sasuke. Mereka berani menyentuh mate kita. Mereka harus dihancurkan!".
Sasuke mengangguk dalam hati, sependapat dengan serigalanya. "Kita tidak akan biarkan ini terjadi lagi," ia memutuskan dengan tegas. Pandangannya tajam ke arah para penjaga.
"Bagaimana bisa mereka menembus pertahanan kita?!" bentaknya, suaranya nyaring dan dingin seperti es, membuat semua yang mendengarnya menggigil. Para penjaga menundukkan kepala, tak berani menatapnya langsung.
"Maafkan kami, Alpha," salah satu penjaga berani mengangkat suara, namun ia tak mampu menyembunyikan ketakutannya. "Mereka sepertinya menggunakan trik baru. Kami tidak menyadari kehadiran mereka sampai sudah terlambat. Kami akan meningkatkan penjagaan, kami akan—"
"Penjagaan seharusnya sudah cukup ketat!" potong Sasuke, matanya menyala marah. "Aku tidak ingin mendengar alasan! Jika kalian tidak bisa menjaga wilayah ini dengan benar, aku akan menemukan orang yang bisa!"
Sasuke menghirup napas dalam, mencoba menenangkan diri sejenak sebelum kembali berbicara. "Kabuto tadi mengancam mate-ku. Ini bukan sesuatu yang bisa kita biarkan. Aku akan memburu mereka sampai ke sarangnya jika perlu."
Ino, yang mendengarkan semuanya dengan seksama, merasakan ketegangan di antara mereka. "Sasuke, jangan biarkan mereka... jangan biarkan mereka menang," ujarnya, meski suaranya lemah, ia berusaha menunjukkan keberaniannya.
Sasuke memandang Ino, mata mereka bertemu. "Mereka tidak akan menang, Ino. Aku tidak akan membiarkan mereka menyentuhmu lagi, bahkan jika aku harus membakar seluruh dunia untuk itu."
Para penjaga hanya bisa diam, merasa kecil di hadapan tekad sang Alpha yang luar biasa kuat. Mereka tahu, Sasuke tidak main-main dengan ancamannya. "Besok pagi, semua harus lebih siap," lanjut Sasuke, menatap satu per satu para penjaganya. "Aku akan memimpin sendiri patroli di wilayah ini. Jika ada yang melihat gerakan mencurigakan, laporkan segera."
Killian menambahkan dengan nada yang lebih brutal, "Dan jika kalian melihat Kabuto atau Roguenya, jangan beri mereka kesempatan untuk hidup."
Ino menyandarkan kepalanya ke dada Sasuke, merasakan ketenangan dalam dentuman jantungnya yang kuat. "Sasuke... terima kasih sudah melindungiku," ucapnya dengan lembut.
Dengan perasaan tenang namun masih penuh amarah, Sasuke membawa Ino kembali ke kamar mereka. Namun kali ini, dia tidak akan tertidur begitu saja. Malam ini adalah malam untuk berjaga, untuk memastikan bahwa gadis yang ia cintai aman dari segala ancaman.
*****
Sasuke membawa Ino kembali ke kamar mereka, menutup pintu dengan perlahan agar tidak membangunkannya. Ino sudah tertidur lelap di pelukannya, kelelahan setelah malam penuh ketegangan yang baru saja mereka lalui. Namun, pikiran Sasuke masih dipenuhi dengan amarah dan rasa bersalah yang mendalam. Ia tahu, seharusnya malam ini bisa lebih tenang jika saja para penjaga lebih waspada.