"Dor!"
Bunyi pistol menembak terdengar dengan sangat keras dan nyaring. Sampai membuat seorang Ibu yang baru saja dari luar berteriak dan mengejutkan seorang Anak Perempuan.
"Pulang tidak bawa apa-apa! Anak orang kamu urusi!" marah seorang pria itu lalu mendorong Ibu tersebut hingga jatuh yang tak lain adalah istrinya. "Dasar tidak berguna!"
"Sudahlah! Kasihan dia ... masih kecil," ucap Ibu itu sambil menangis. Anak Perempuan yang dimaksud mengintip dari balik pintu dapur yang sedikit terbuka.
Pria ini sangat gelisah lantaran lokasi mereka sudah diketahui polisi. Ia hendak melarikan diri namun harus mengajak istrinya. Kalau tidak, semua rahasia akan bocor. "Kita harus pergi dari sini!" serunya.
Tak tega meninggalkan Anak Perempuan tersebut sendirian, Ibu itu menolak ajakan suaminya. "Tidak! Aku tidak ikut!" teriaknya. "Aku ingin bersama anak ini! Aku akan bilang kepada polisi bahwa kami telah disiksa!"
Di tengah kekacauan tersebut, tanpa disadari suara sirene polisi mulai terdengar riuh di dekat telinga mereka. Mendengar suara itu, istri pria itu langsung berteriak minta tolong. Dengan ekspresi kesal, tanpa pikir panjang pria itu berkata dengan kasarnya.
"Dasar pengkhianat! Mati saja!"
"Dor!"
Pria tersebut kembali menembak. Peluru kedua meluncur dan tepat mengenai dada istrinya. Ibu itu pun tewas di tempat. Anak Perempuan yang mengintip kejadian mengerikan itu dari pintu dapur meneteskan air mata. Tanpa ada rasa bersalah, pria itu langsung melarikan diri dari incaran polisi.
"Hei! Yang di dalam! Jangan bergerak!" perintah seorang Polisi yang sedang masuk ke dalam rumah. Anak Perempuan yang sendirian itu juga ikut melarikan diri.
Setelah masuk, Polisi menemukan mayat Ibu tersebut. Kemudian sisa dari mereka mencari si pria. Entah ke mana larinya, namun berita tentang kejadian tersebut sudah jarang didengar. Bagaimana nasib si Anak Perempuan itu pun sampai sekarang tidak diketahui.
Itu cerita yang aku dengar dari orang-orang bahkan sampai pernah disorot media massa. Sedangkan ceritaku baru saja dimulai. Dua bulan berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Like Your Eyes "Indah, You Don't Close Your Eyes Again, Right?"
RandomIrfan Pratama adalah seorang anak laki-laki biasa yang suka membantu orang lain. Karena kebaikannya itu, ia cukup dikenal banyak orang di sekitarnya. Suatu hari, ia menolong seorang anak perempuan yang terlantar. Namanya Indah Permata Ayu. Ternyata...