Part 4

105 2 0
                                    

     ✧༺Happy Reading༻✧
                          •
                          •
                          •
                          •

"Makasih kak Evan, mau mampir dulu?"

"Enggak dulu sayang, kakak lagi ada urusan habis ini,"

"Sekali lagi makasih ya kak," ujar Ayza ingin keluar dari mobil, tetapi ditahan Revan. "Kenapa kak?"

"Kiss me," pinta Revan.

"No," tolak Ayza mentah-mentah.

"Pleaseee!" kedua mata Revan memancarkan hawa keinginannya terhadap bibir Ayza yang terasa bagaikan buah Cherry.

"Emmm... Sekali aja," mohon Revan.

Ayza menghela nafasnya lalu mengangguk, "sekali, dan gak boleh lama-lama, awas aja kalo ngelanggar," ujarnya sambil menunjukan tinjunya.

Revan tersenyum miring, "sure," satu kata itu yang keluar dari mulut Revan, dengan secepat kilat pemuda itu menyambar bibir Ayza.

Cup!

Revan memejamkan mata menikmati sensasi ciuman mereka, sungguh Ayza benar-benar polos, saat itu Revan pernah mengatakan bahwa ciuman adalah salah satu dari vitamin seorang Revandra. Jadi Ayza wajib memberikannya.

Memang bener-bener si Revandra ini.

"Uhhmmhhh~" lenguh Ayza saat dirinya merasa bibir Revan mulai melumat bahkan menyesap bibirnya dengan sedikit kasar.

"Uhhmmhhh~" lenguh Ayza saat dirinya merasa bibir Revan mulai melumat bahkan menyesap bibirnya dengan sedikit kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mendengar suara merdu Ayza membuat hawa nafsu Revan makin meningkat menjadi 50%. Dia makin melancarkan aksinya dengan menarik tubuh mungil Ayza dan mendudukkan di pahanya, tanpa melepaskan tautan itu.

Ayza ingin terus memberontak, tetapi makin memberontak maka Revan akan semakin ganas nantinya, jadi dia cuman bisa pasrah dan mencoba menikmati apa yang dirasakan Revan.

TIN! TIN!

Ada saja yang membuat hati Revan jengkel, sepertinya dia harus membawa Ayza pergi tampa ada siapapun disekitar mereka.

Sebuah mobil merah menyala menelakson mobil Revan karena mungkin saja itu adalah mobil salah satu keluarga Rea.

Dengan penuh ketidak ikhlasan, Revan memutuskan tautan itu hingga benangnya saliva mengalir di mulut keduanya.

Jelas Revan tersenyum senang kala melihat maha karyanya yang begitu indah terukir dibibir gadisnya. "Baby.... Selamat istirahat okey,"

Bukannya menjawab, Ayza menjewer telinga Revan membuat sang empu merintis kesakitan, "duh sayang, sakit..."

"Ini balasan kamu karena udah langgar ucapan aku, aku marah sama kamu, kamu jelek!" omel Ayza lalu keluar begitu saja dengan menutup pintu mobil dengan sedikit kuat.

REVANAYZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang