Dulu, sebelum aku jatuh cinta, aku benar-benar membenci hal-hal yang berbau cinta. Buatku, cinta itu seperti main game—salah langkah, putus; kalau benar, ya jadian. Semua terasa terlalu rumit dan mengada-ada. Aku ingat waktu SMP, aku paling benci nonton film cinta-cintaan. Misalnya, ada adegan di sekolah, si cowok lagi jalan, tiba-tiba si cewek entah darimana muncul, mereka tabrakan, dan bukunya jatuh berserakan Lalu, ada momen slow motion, mereka berdua ngambil buku bareng, tangan mereka bersentuhan, romantis banget, deh. Tapi di dunia nyata? Kalau tabrakan gitu, pasti si cewek udah ngomel, "Jalan pakai mata, dong!" dan si cowok bales, "Yah, di mana - mana itu orang jalan pakai kaki." Terus mereka pungut buku, nggak sengaja pegang tangan, si cewek langsung teriak, "Najis lo!" Si cowok cuma bisa bilang, "Ya udah, cuci tangan pake air zam-zam, biar nggak najis."
Dulu, aku benar-benar nggak percaya sama yang namanya cinta. Sampai suatu hari, semuanya berubah. Hari itu, sama seperti biasa. Aku lagi siap-siap buat pergi ke Bali, ada program sekolah di sana, dan kami dibagi kelompok. Ternyata, aku satu kelompok sama seorang cewek bernama Sarah.
Di hari pertama, setelah mandi, tiba-tiba ada yang ketok pintu kamar. Aku buka, dan ternyata kelompokku udah nunggu buat ekspedisi keliling hotel. Suasananya agak seram karena hotelnya gelap, dan Sarah jalan di sebelahku. Aku cuek aja, ngobrol juga seadanya, jawab dengan "yes" atau "no." Waktu lagi keliling, temenku Rudy, si kampret, mau nakutin aku, tapi malah Sarah yang kaget dan tiba-tiba meluk aku Aku panik, "Lepasin, nanti diketawain!" Tapi dia bilang, "Aku takut." Aku jawab, "Ya udah, peluk pocong aja, jangan gue."
Hari kedua, kami pergi ke SMA Negeri 1 Singaraja buat acara penyambutan. Pas mau naik bus, Rudy yang awalnya mau duduk di sebelahku, tiba-tiba tempatnya diambil Sarah. Dalam hati aku udah pusing. Di tangannya, aku lihat dia bawa buku love story. Hampir aja aku ngetawain, tapi akhirnya aku nanya, "Suka baca love story, ya?" Dia jawab, "Iya," dan aku bilang, "Gue benci love story, semuanya palsu." Sarah langsung liat aku tajam, "Jangan gitu, Rick. Ntar kena kutukan cinta, baru tahu rasa." Aku ketawa, "Nggak akan pernah."
Sampai di sekolah, kami disambut hangat oleh para siswa. Selesai perkenalan, kelompok kami diajak ikut belajar. Aku duduk di belakang, dan tiba-tiba ada sekelompok cewek yang nanya, "Kamu jomblo nggak?" Iseng, aku jawab, "Udah ada." Tapi Sarah yang kebetulan lewat bilang, "Dia jomblo kok." Aku lihat dia sambil bisik, "Ngapain lo bilang gitu?" Dia malah jawab sambil nyengir, "Good luck, ya." Cewek-cewek itu makin semangat, minta foto, minta IG, Facebook, segala macam. Dan aku cuma bisa pasrah. Dari kejauhan, aku lihat Sarah lagi senyum-senyum ngeliatin aku.
Selepas kelas, kami makan bareng di ruang tengah. Aku nongkrong sama temen-temen cowok, termasuk Rudy. Sarah datang dan duduk di sebelahku, dan yang lain langsung teriak, "Cieee!" Aku langsung bangun ganti tempat duduk, tapi Sarah ikut pindah juga. Mood makan aku langsung hilang. Di luar, ada cewek sekolah yang nulis "I love you, Rick" di kertas dan ditempel di jendela. Dalam hati aku bergumam, "Astaghfirullah, ya Allah, apa salahku?"
Selesai makan, kami lanjut belajar nari. Aneh banget, tapi waktu lihat Sarah nari, tiba-tiba aku merasa suka. Tapi rasa takut langsung muncul—takut jatuh cinta. Aku terus ingetin diri sendiri, "Jangan, Rick! Ingat, no such thing as love story." Aku akhirnya mengalihkan pandangan.
Malam harinya, kami pulang ke hotel. Perutku keroncongan, dan kebetulan Sarah duduk di sebelahku lagi, masih asyik baca buku love story-nya Aku panggil Rudy, "Lu bawa snack, nggak?" Rudy jawab, "Nggak ada, Rick." Sarah denger, dan tiba-tiba dia kasih aku cokelat. Aku bilang, "Makasih," dan dia balas, "Sama-sama." Tiba-tiba, aku tanya, "Kita kenalan ulang, boleh nggak? Temenan, ya?" Dia senyum dan jawab, "Boleh, kok." Malam itu, kami sampai di hotel, dan aku langsung tidur karena capek.
Hari-hari berikutnya, aku dan Sarah sering hang out bareng. Sebagai teman, tentunya. Suatu saat, Sarah bilang mau ke toilet, dan Rudy ikut pergi. Ternyata, Rudy mendengar Sarah ngobrol sama temennya di toilet, ngaku kalau dia suka sama aku. Rudy buru-buru lari ke aku dan bilang, "Rick, Sarah suka sama lu!" Aku cuma bisa ketawa, "Ah, candaan lu nggak lucu. Kita kan cuma temen." Tapi Rudy serius, "Terserah lu deh, tapi kalau dia beneran nembak lu, jangan cari gue."
Keesokan harinya, kami pamit dari sekolah itu. Banyak cewek teriak-teriak panggil namaku, minta follow Instagram. Aku cuma bisa ketawa, "Hi, bye-bye." Ada cewek yang kasih gelang, dan aku bilang makasih. Dari jauh, Sarah kelihatan cemburu. Dia bilang, "Yuk naik bus, nanti telat." Aku balas sambil bercanda, "Ntar dulu, mau pamit sama fans nih." Sarah mendengus kesal dan langsung naik duluan.
Di bus, Sarah kelihatan beda. Dia lebih cantik dari biasanya, duduk sambil baca selembar kertas dan senyum-senyum sendiri. Ada sesuatu yang terasa berubah, dan saat itu, untuk pertama kalinya, aku merasa ada yang mulai bergetar dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate Love Story
Romanceperspektif tokoh utama yang awalnya skeptis terhadap cinta, namun akhirnya merasakan cinta itu sendiri.