Kini Solar tengah berada di kapal angkasa yang hendak berangkat ke markas baru, dan dari jendela kapal angkasa itu, dia melihat teman-temannya yang memasuki kapal lain untuk melakukan misi mereka, perpisahan yang cukup memilukan baginya.
"Apa yang lain sudah masuk?". Tanya Solar saat dia melihat beberapa Mop telah selesai memasukkan barang barang mereka.
"Mop mop!". Salah satu Mop berkata sambil mengangguk, Solar tidak mengerti, namun melihat gelagat Mop itu..sepertinya sudah semua masuk ke kapal angkasa itu.
"Bersedia untuk keberangkatan". Solar meninggalkan tempat itu dan berjalan ke ruang kendali kapal angkasa dan melihat beberapa Mop dan anggota lain yang tengah mengoperasikan kapal itu.
Solar duduk di salah satu kursi disana dan hanya menyaksikan para anggota itu menjalankan tugasnya masing-masing, dan tak lama, ia melihat pesan dari Thorn melalui jam kuasa miliknya.
"Solar, kamu baik baik aja kan, udah makan kan? Udah nyampe dengan selamat kan?". Solar hanya terkekeh melihat pesan dari Thorn, sahabatnya ini tak pernah berubah, selalu saja mengkhawatirkan dirinya.
Padahal kapal angkasa mereka baru saja berangkat dari stasiun Tapops, namun tentu saja, Solar menghargai sikap Thorn yang sangat peduli akan dirinya.
Solar membalas pesan itu dan menghela nafas berat setelah melakukannya. Dihari ini pula hidupnya akan berubah 180° dari sekarang.
.
.
.
.
"Kata Solar dia baik-baik aja dan gak usah khawatir!". Kata Thorn dengan antusias."Thorn..kita baru saja berangkat 2 menit yang lalu bersamaan..". Taufan menghela nafas berat melihat teman nya yang satu ini, mau marah, tapi yaudahlah.
Gempa dan Halilintar hanya menggelengkan kepala mereka lalu saling bertatapan, seolah mereka dapat berkomunikasi lewat tatapan itu.
"Kapan sampai, aku lapar". Ice berkata sambil ia memakan kentang goreng yang di buat oleh Gempa untuknya.
"Lah, ini apaan bjir, bukan makanan?". Blaze melihat kentang goreng yang Ice makan dan mengambil beberapa potong untuk dirinya.
"Belum kenyang". Gumam Ice.
"Yaelah".
.
.
.
.
Sudah satu jam berlalu, dan kini, Solar sudah mendarat di markas baru Tapops, satu kata yang bisa menggambarkan tempat itu adalah.. KEKACAUAN.Tempat itu sangat sibuk, banyak box barang yang masih berserakan dimana-mana dan bagaimana para anggota Tapops yang lain sangat kewalahan, Solar mengambil keputusan terburuk dalam hidupnya.
Solar menghela nafas berat lalu menatap dengan serius semua hal yang ada di depannya. "Baiklah, saatnya bekerja".
Solar berjalan ke arah ruangan pribadinya terlebih dahulu untuk meletakkan barang-barangnya, menatanya serapi mungkin.
"Sepertinya segini cukup...lalu aku harus bekerja di luar sana membantu yang lain..".
Solar melepas jaket putih dan topi miliknya, menggunakan karet rambut yang ia miliki untuk mengikat sebagian poninya supaya tak mengganggu pengelihatannya saat bekerja.
Ia mulai berjalan ke arah tempat para alien sedang sibuk itu, membantu mereka mengangkat barang, bahkan ia sampai harus memakai kekuatannya agar pekerjaan lebih cepat selesai.
Dia bolak-balik, kesana-kemari membawa box demi box dan menata semua barang ke tempatnya, tak ada istirahat saat hari dimana pertama kali ia datang ke markas baru itu, terlebih lagi ia harus mengeksplor planet baru itu yang belum sepenuhnya ia teliti.
'kenapa aku harus terlibat dalam situasi seperti ini..'. Gerutu batin Solar, ia tak henti-hentinya mengumpat, bagaimana bisa ia ditinggalkan untuk membenahi markas yang bahkan belum layak di sebut markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return
FantasyBagaimana jadinya jika ke-6 element sudah mencapai tahap tertinggi kekuatan mereka dan meninggalkan sang terkuat masih berada di zona nyamannya?. . . . "Sudah ku bilang aku tidak mau!". "Kau ini keras kepala sekali!". . . . Peringatan! Cerita ini m...