ALEANA - Duka di Distrik

72 17 4
                                    

Di antara reruntuhan bangunan. Distrik itu berdiri sebagai saksi bisu dari kekejaman perang pasukan tentara Viktor. Setiap sudutnya menyimpan cerita tentang kehidupan yang dulu penuh warna, kini lenyap ditelan kehancuran.

Distrik yang dulunya menjadi pusat kehidupan para penduduk namun kini hanya menyisakan puing-puing dan kenangan kelam. Aleana, salah satu dari sedikit orang yang masih tinggal di sana, berjuang setiap harinya untuk mendapatkan makanan dan perlindungan.

Angin malam membawa aroma debu dan sisa-sisa kebakaran. suasana hening, hanya terdengar suara langkah kaki Aleana yang menghantam jalanan berdebu. dalam kegelapan yang melingkupi distrik, Aleana berjalan menuju reruntuhan sebuah toko yang dulunya menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Aleana melangkah dengan hati-hati, matanya menyusuri reruntuhan di sekelilingnya. Terbersit harapan yang samar ia berharap dapat menemukan beberapa barang dan makanan yang cukup untuk bertahan hidup. Dengan hati-hati, Aleana menggeser puing-puing yang menutupi pintu masuk. Cahaya bulan yang samar menyelinap di antara celah-celah, memandunya memasuki kegelapan. Aroma lembap dan debu menyambutnya, membuat hatinya sedikit bergetar ketakutan.

Di sudut ruangan, ia melihat sosok kecil, mungkin seekor tikus, berlari cepat. Aleana tertawa lega, meski suara itu membuatnya terlonjak. Ia kembali melanjutkan pencariannya, berpindah dari satu rak ke rak yang lain. Setiap langkahnya diwarnai rasa was-was.
Ia menemukan sepotong roti yang sudah keras dan beberapa kaleng makanan yang masih utuh. Rasa syukur memenuhi hatinya.

Namun Aleana mendengar suara lain, lebih dalam dan lebih mengerikan. Suara itu membuat bulu kuduknya berdiri. Seakan ada sesuatu yang bergerak dalam kegelapan, mendekatinya. Suara langkah kaki berat mendekat, memecah keheningan malam. Tubuhnya membeku, ketakutan menghimpit jantungnya. Ia tahu bahwa tentara-tentara yang kejam itu sering berpatroli di wilayah ini.

Ia berusaha menenangkan dirinya untuk tidak panik. Jika mereka menemukan dirinya, mungkin saja mereka dapat membunuhnya. Ia bersembunyi di balik tumpukan kotak kayu yang hampir rapuh, napasnya tersengal-sengal, tapi ia tahu bahwa bergerak sekarang sama dengan menyerahkan dirinya. Setiap detik yang berlalu terasa seperti hukuman, sementara langkah kaki itu semakin mendekat. Ia mengintip melalui celah kotak kayu itu. Dalam kegelapan, siluet tentara itu terlihat samar, mengenakan seragam dan wajah tertutup oleh topi baja yang hampir menutup seluruh wajahnya.

Dalam keadaan terdesak, Aleana memutuskan untuk mundur perlahan, berharap bisa menemukan jalan keluar yang aman. Namun, saat ia berbalik, kakinya menginjak botol kosong. Suara itu menggema, memecah keheningan malam yang mencekam.

Sekejap, perhatian tentara itu tertuju pada sudut ruangan remang-remang. Di antara celah-celah reruntuhan, menambah kesuraman malam yang sudah begitu mencekam.

Suara langkah kaki tentara itu terdengar semakin dekat. Dengan gerakan yang cepat, tentara itu membuka kotak kayu di sudut ruangan dan menemukan Aleana yang terkurung di dalamnya. Wajahnya tampak ketakutan, dengan penuh air mata.

Ia menatap tentara itu dengan penuh kepanikan. Tanpa sepatah kata pun, Tentara itu meraih tubuh Aleana, jari-jarinya yang besar dan kuat mencengkeram leher Aleana dengan kuat, mengangkatnya dari tanah dengan mudah seolah dia tak berbobot. Aleana tercekik, matanya terbuka lebar, berjuang untuk mengambil napas. Tangannya mencakar-cakar lengan pria itu, namun sia-sia. Tidak ada yang bisa ia lakukan untuk melepaskan diri dari cengkeraman pria itu.

Tentara itu menatap Aleana dengan tatapan dingin. Selama beberapa menit yang terasa seperti seumur hidup bagi Aleana, ia menggenggam lehernya, mengamati wajahnya yang memucat. Detik-detik itu seolah-olah dunia berhenti berputar. Tidak ada belas kasihan dalam matanya. Aleana bisa melihat kematian mengintai dalam kegelapan di belakang pria ini, dan untuk sesaat, ia hampir yakin bahwa nyawanya akan melayang malam itu.

ALEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang