𖦹 stuck on you

462 51 1
                                    

•••

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

•••

✷        ·
  ˚ * .
     *   * ⋆   .
·    ⋆     ˚ ˚    ✦
  ⋆ ·   *
     ⋆ ✧    ·   ✧ ✵
  · ✵

。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。

•••

Gita berjalan melintasi koridor kampus dengan rasa gugup dan antusiasme yang bercampur aduk. Dia baru saja memulai hari pertama perkuliahannya di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta-salah satu universitas terbaik di negeri ini. Dia menghirup napas dalam-dalam, berusaha mengatasi kecemasan yang perlahan merayap ke dalam dirinya.

Hari itu, Gita dijadwalkan untuk menghadiri orientasi program studi. Seperti biasanya, Gita mengenakan pakaian yang sederhana tapi rapi-celana panjang hitam dan kemeja putih-tampilan yang mencerminkan aturan berpakaian yang sudah ditetapkan.

Namun, saat Gita tiba di aula, sesuatu yang tak terduga terjadi. Dari sudut matanya, dia melihat sosok yang sangat familiar. Seorang gadis dengan postur yang sama sekali tak asing baginya. Gita berhenti sejenak, mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanyalah imajinasinya. Namun, ketika gadis itu berbalik dan menatapnya dengan mata yang sama-sama terkejut, Gita tak bisa lagi menyangkal apa yang dilihatnya.

"Lah, Gita?" Eli, gadis itu, berseru dengan nada yang terkejut, hampir tak percaya.

Gita berhenti di tempatnya, menatap Eli dengan ekspresi yang sama kagetnya. "Lah, Eli? Kok kamu di sini?" tanyanya, suaranya hampir tertahan di tenggorokannya, Eli kini memiliki rambut yang lebih panjang dari sebelumnya, itu sangat cocok untuk Eli.

Mereka saling menatap untuk beberapa saat, seolah-olah berusaha memastikan bahwa mereka tidak sedang bermimpi. Pertemuan yang tidak terduga ini benar-benar mengagetkan mereka berdua. Mereka tahu bahwa kemungkinan bertemu lagi di universitas yang sama sangat kecil, apalagi di fakultas yang sama. Tetapi kenyataan di depan mereka berkata lain.

"Ini... kamu kuliah di sini juga?" tanya Gita dengan nada yang masih diliputi kebingungan.

"Iya, aku ambil prodi Bahasa Korea di Fakultas Ilmu Budaya," jawab Eli, masih mencoba memproses situasi ini. "Kamu?"

"Sastra Inggris," balas Gita, masih dengan nada yang tak percaya. "Kok bisa ya kita di tempat yang sama lagi?"

Eli tersenyum tipis, rasa terkejutnya perlahan-lahan berubah menjadi rasa senang. "Aku juga nggak nyangka. Ternyata kita nggak pernah sharing bakal lanjut kemana, tapi tau-tau tujuannya sama, ke sini. Tapi aku senang kita bisa ketemu lagi, Git."

Gita merespons dengan senyuman kecil, merasa ada perasaan nyaman yang muncul dari pertemuan ini. Meskipun banyak yang telah terjadi di antara mereka, kenyataan bahwa mereka berada di universitas yang sama dan bahkan di fakultas yang sama memberinya perasaan bahwa takdir mungkin masih menyimpan sesuatu untuk mereka.

Mereka mulai berjalan berdampingan, meninggalkan aula untuk mencari tempat duduk di halaman kampus yang rindang. Di bawah pepohonan yang sejuk, mereka mulai berbicara tentang pengalaman masing-masing selama beberapa bulan terakhir sejak kelulusan SMA.

•••

Gita dan Eli duduk di bawah pepohonan rindang di halaman kampus, menikmati angin sepoi-sepoi yang menenangkan. Setelah lama berbicara tentang masa-masa SMA mereka, perkuliahan, dan betapa tak terduganya pertemuan ini, Gita mulai mengalihkan pembicaraan ke hal yang lebih serius.

LATCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang