Chapter 1

60 29 5
                                    

Suara ricuh terdengar di lapangan basket. Para siswa maupun siswi berbondong bondong menuju kesana. Saat di sana mereka heboh bertanya dan membicarakan dua orang laki-laki yang sedang bertengkar.

"Apasih lo! Yang namanya basket gitu goblok, gajelas lu. Namanya basket ya gitu tolol, yee kampung lu!" ucap seorang laki-laki.

"Heh kambing, gaada basket tendang tendangan goblok! Lu nyenggol kaki gua anjrit!" sahut seseorang yang berada di depannya.

"Halah kesenggol dikit nyocot. Ga Lakikk!"

Dua orang itu merupakan pemain basket paling top di SMA Spena Jaya. Mereka adalah seorang captain basket dan pemain basket top provinsi. Tentu kemampuan basket mereka tak perlu diragukan lagi. Sebab itu, mereka selalu bertengkar dan beradu kemampuan demi menentukan siapa yang paling hebat.

"WOYY KALIAN! BERHENTI NGGAK? BERISIK COKK NORAK LU BERDUA BERANTEM MULU GA BOSEN APA? DAN UNTUK KALIAN SEMUA YANG NONTON BUBARRR!!" teriak seorang siswi dengan rambut panjang dan jepit pita di atas telinganya.

"halah padahal dikit lagi tuh"
"yah gaasik ah"
"hakelah"
"alah mboh wes"

Setelah semuanya bubar, gadis itu berjalan mendekati mereka berdua dan membawa salah satu dari mereka sambil menjewer telinganya.

"Ayo lu masuk kelas! Udahan yang basket basket an. Besok lagi, sepak bola aja deh lu daripada berantem mulu. Sama sama bola kan?" ucap gadis itu, Asa.

"Aduh aduh sakit anyink lepasin dulu kocak!" pekik kesakitan laki laki itu, Nava.

Asa pun melepas jewerannya pada telinga Nava.

"Va, lu udah napa yang berantem. Kaya gaada kerjaan lain aja, gua capek ya ngurusin lu doang. Kalo bukan gara gara disuruh ibu lu buat ngawasin lu biar ga berantem, cuihh gua gabakalan mau" omel Asa.

"Yee dia duluan yang mulai kok. Padahal, gua tadi biasa aja mainnya" elak Nava sambil bersedekap dada.

"Tau ah terserah lu, gua aduin lu ntar" final Asa seraya memberi jari tengahnya kepada Nava.

Asa pun kembali ke kelasnya. Ia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda yaitu.. ghibah. Hehe.

"Eh dah balik lu, cepet amat" ujar salah satu temannya, Cik Kipli.

Nama aslinya Icha. Ia di panggil cik bukan karena keturunan chinese atau chindo, tapi karena sipit. Aneh memang.

"Cepet lah, gua kaga mau ya ketinggalan info terbaru. Jadi, gua jewer aja tuh telinganya sambil gua tarik keluar lapangan"

"Ngeri amay"

Kemudian 1 circle beranggotakan 8 orang dengan 6 perempuan dan 2 laki laki (bukan boti) itu pun melanjutkan pembicaraan mereka.

"ADA GURU COK! "

Yang ada dikelas pun heboh kembali ke tempat duduk mereka. Saat guru itu tiba, ternyata yang datang adalah walikelas mereka. Ia membawa satu anak laki-laki.

Anak baru ternyata

"Duduk dengan tenang anak anak dan perhatikan depan!" tegas Bu Sri.

"Jadi hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu nak"

Siswa itu mengangguk dan mulai mengahadap kelas dan memperkenalkan dirinya.

"Halo semua! Gua Kiran Arkaya Dhipta. Mohon bantuannya dan nice to see u guys!"

"omg ganteng banget anjrot"
"ih mas kiw kiw"
"Ig nya apa kak?"

Biasa, para gadis centil.

Awalnya Asa tak terlaku memperhatikan depan, justru ia sibuk dengan kukunya. Namun, saat mendengar nama anak itu ia langsung melihat depan dengan tatapan mata terkejut dan mulut sedikit terbuka.

"HAH? SERIOSLY?"

"Asa! Tolong jangan berteriak! tidak sopan" ujar Bu Sri dengan tegas.

"Kiran, silahkan duduk di banggu pojok belakang"

Kiran mengangguk dan menuju ke bangkunya.
Pelajaran pun dimulai, mereka fokus pada penjelasan yang diberikan. Meski kelas 11 IPA 4 terkenal dengan image buruknya, tetapi saat pembelajaran para siswa fokus. Mereka tau mana waktu belajar dan bercanda.

Namun di sisi lain, Asa tetap tak tenang dikarenakan ia bertemu dengan Kiran.

⋘ 𝑡𝑜 𝑏𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢𝑒𝑑... ⋙

Kenapa ya kok sampe kaget??

Penasaran dengan lanjutannya? Stay tunned yaa, ak bakal up di hari sabtu malam!

Jangan lupa VOTE!

🧡.

KalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang