Chapter 3

52 36 12
                                    

Gemerlap cahaya bulan, gelapnya malam yang menjadi tempat para bintang bersinar terang, serta suara angin yang berbisik lembut membuat malam itu terasa tenang.

Malam itu juga menjadi malam paling dinanti oleh Asa. Ia masih sibuk berdandan ria karena ia akan pergi dengan Kiran. Asa sudah move on darinya, tetapi ia merindukan kenangannya bersama Kiran. Bagaimanapun juga mereka selalu bersama sejak kecil.

Kiran.

hi !
tau kan ya ini nmrnya siapa

tauu, Ran.
gue belum pernah hapus nmr lu.

widih, gamon kah?

HAH? AKU? GAMON? CIHH TIDAK AKAN. dingin tetapi tidak kejam.

mulai jametnya.
jam 8 gue jemput ya
rumah lu masih sama kan?

hmm, y

idih
read

Sekarang pukul 19.50,berarti 10 menit lagi Kiran akan tiba. Asa sudah selesai dandan, ia hanya perlu memasukkan barang bawaanya ke dalam tas.

Sambil menunggu ia berselfie ria dan menscroll tiktok sebentar. Tak lama, bunyi klakson terdengar dari luar. Ia mengambil tasnya dan turun ke lantai bawah lalu berjalan keluar rumah.

"Hai, how do i look?," tanya Kiran yang sudah berdiri di sisi motornya sambil menenteng helm.

"Udah ga kaya gembel plonga plongo aja si, wkwk," jawab Asa dengan kekehan kecil di akhir.

"Dihh, ganteng ganteng gini dikatain gembel. Kit heart gue," ucap Kiran dramatis.

"Apasih lu, alay ah. Ayo cepet ntar keburu malem, ngantuk gue," kata Asa sambil memakai helmnya. Ia membawa helm sendiri.

"Oke oke, kita ke alun alun dulu ya? EHH IYA, gue belum ketemu mami cok,"

"Mami gue udah tidur, besok aja,"

Kiran hanya mengangguk lesu dan mulai menaiki motornya. Ia melajukan kuda besinya dengan kecepatan rata rata menuju alun alun yogyakarta.

fyi, mereka semua tinggal di kota diy ya. cmn kiran pernah pindah ke bandung dulu (chap 2)

Sesampainya disana, mereka menjelajahi street food yang ada. Membeli beberapa minum dan makanan lalu duduk di hamparan rumput bersama banyak orang.

"Katanya kalo kita bisa nglewatin jalan yang di tengah antara kedua pohon beringin, kita bisa beruntung dan dianggap orang paling ampuh," celoteh Kiran sambil melahap makanannya.

"Tahayul itu tahayul. Kalo beneran bisa bikin untung, semoga cintanya gue dibales ama dia," jawab Asa sambil menatap langit dengan penuh harap.

"Aduhay, suka sama siapa lu? Nava nava tadi kah?,"

"Bukan, sok tau lu,"

"Gue kenal lu gak sebentar, Sa. Jujur aja elah,"

Asa menghela napas dan mengangguk. "Iya. Tapi gue sendiri masih denial. Gue bingung gue beneran suka ama dia atau enggak,"

"Dia udah punya cewe kan? Ganti Sa, you deserve get better than him," kata Kiran sambil menatap Asa

"Iya, dia punya gebetan bentar lagi jadian tuh kayaknya,"

Ting!

Bunyi dering ponsel terdengar sekejap. Asa membuka hpnya dan membaca pop up whatsapp dari lockscreennya. Ternyata Nava mengirimi nya pesan.

Navanjing

WOYY ANYINKK
GUE DITERIMA SAMA FILDA COKK
GILAA SENENG BAT KOCAK
MAU PJ APA LUU?
read

Melihat Asa yang hanya terdiam sambil melihat handphonenya, Kiran menepuk pundaknya pelan.

"Sa? Napa lu kok diam aja?,"

"Feeling gue gapernah salah. Bener kan dia jadian sama Filda,"

Asa menunjukkan layar handphonenya kearah Kiran. Kiran membacanya dan mengangguk pelan.

"Udah lah, move on aja. Move on emang ga segampang itu tapi lama kelamaan kan bakal ilang juga," kata Kiran

Asa hanya menganggukkan kepalanya lemas.

"Udah lah jangan sedih gitu. Ayo keliling jogja, night ride kita," kata Kiran mencoba memberi semangat pada Asa.

Asa menatap Kiran sambil tersenyum tipis. "Makasi ya. Kita harusnya seneng seneng tapi  gue rasanya malah nyusahin lu gara gara patah hati,"

Kiran mengangguk dan mereka jalan beriringan menuju parkiran tempat motor Kiran berada. Lalu Kiran mengendarai motornya berkeliling yogyakarta.

"Mau beli sesuatu ngga? Gue beliin deh jangan sedih mulu lu," ucap Kiran

"Ngga usah, gue ngga sesedih itu kok. Gue juga bakal tau kalo dia gabakal bales perasaan gue," kata Asa.

"Tapi dia tau ngga kalo lu suka sama dia?,"

"Dia tau tapi emang bukan gue aja orang yang dia mau,"

"Mulai dari situ, batesin harapan lu sama seseorang biar sakitnya ga berlebihan,"

Asa hanya mengangguk ternyata Kiran cukup bisa diandalkan untuk saat ini. Ia cukup menghibur dan sedikit menenangkan hatinya.

"Pulang ya? Udah jam 10," aja Kiran.

Asa mengangguk lalu Kiran melajukan motornya menuju rumah Asa. Sesampainya di sana mereka saling berpamitan.

"Makasih ya udah mau nemenin gue keliling jogja," ucap Kiran

"Sama sama, gue juga berterima kasih karena udah diajakin, ati ati pulangnya " jawab Asa.

Kiran mengangguk lalu melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan halaman rumah Asa. Saat Kiran sudah tak nampak dari jangkauan matanya Asa masuk ke rumah.

Dalam hati ia meyakinkan diri untuk belajar mengikhlaskan Nava dan mencari gantinya. Tentu, tidak dalam waktu dekat. Asa masih butuh waktu.

⋘ 𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅. ⋙

hai hai semuaa, gimana ceritanya? ada yg pnya saran ngga?

JANLUP VOTE!

thank you!

KalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang