Chapter 2

54 27 5
                                    


flashback on..

Di tengah keramaian stasiun, sepasang kekasih berdiri saling berhadapan, dikelilingi hiruk-pikuk penumpang yang berdesakan. Suara lonceng kereta yang memekakkan telinga menambah intensitas suasana yang berbeda bagi mereka berdua.

Seorang pemuda, Kiran, berdiri dari duduknya. "Kereta akan segera tiba. Tak lama lagi aku pergi. Dan..." Ia menahan sejenak kata-kata yang terpendam.

Di hadapannya, Asa, dengan mata yang berkaca-kaca, berusaha menahan air mata. "Aku sangat sedih kita akan berpisah. Tidak bisakah kau menetap di sini, Ran?"

Kiran mengangkat tangannya, lembut mengusap air mata Asa. "Maaf, tapi aku tidak bisa. Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, Sa."

"Katakanlah, jangan dipendam hingga menjadi beban pikiran," ucap Asa dengan suara bergetar.

"Sebenarnya ini sangat berat bagiku, tapi maaf. Sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini. Aku tak sanggup menahan rindu, dan aku tahu kau pun tak akan tahan jika kita terpisah jauh, bukan?" ucap Kiran, dengan nada sedih yang diakhiri dengan kekehan kecil.

Asa terkejut, matanya membulat. "Tapi mengapa? Aku tak apa jika tidak bertemu denganmu dalam waktu lama," tolaknya.

Kiran menggeleng. "Tidak. Aku tak ingin kau merasa terikat dengan hubungan jarak jauh ini dan kehilangan kebebasanmu. Tak apa ya? Kita akan bertemu di lain waktu, dengan versi yang berbeda. Tapi tetaplah jadi Asa yang aku kenal, ya?"

Asa tak bisa lagi menahan tangis. Ia terisak, "Jika kau merasa ini yang terbaik... Baiklah, mari kita akhiri saja. Tapi jika sempat, ingat aku dibagian kecil memori otakmu itu ya?"

"Pasti, Sa. Pasti," jawab Kiran sambil mengangguk.

Sebagai momen terakhir perpisahan yang menyakitkan itu, mereka berpelukan dengan amat erat. Kemudian, kereta tiba dengan suara nyaring seperti gong yang menggema, memaksa mereka melepaskan pelukan.

"Kereta ku sudah datang. Aku pergi ya? For the last, I love you, Sa. Selalu ingat aku, ya? Aku pasti merindukan kenangan kita, dan kamu tentunya," ucap Kiran dengan tatapan penuh harap.

Asa mengangguk. "Aku pasti juga merindukanmu."

Mereka kembali mendekat dan berpelukan erat sekali lagi. Setelah itu, Kiran melepaskan pelukannya dan berkata, "Aku pergi, sampai jumpa."

Mereka melambaikan tangan, dan dengan langkah berat, Kiran menuju keretanya, berusaha menahan air mata yang ingin mengalir.

Asa tetap berdiri di sana, merapalkan doa agar Kiran selamat sampai tujuan, Bandung. Kiran pergi untuk menyusul keluarganya dan melanjutkan pendidikan SMA di sana.

Setelah kereta Kiran pergi, Asa meninggalkan stasiun dengan perasaan hampa dan sedih.

flashback off..

"Oalah, jadi gitu. Sedih juga cerita lu, Sa," komentar Icha.

"Iya lah, apalagi itu masa-masa jaya gue sama dia. Makanya gue kaget tadi tiba-tiba dia muncul," balas Asa.

"Tapi dia cuman pergi setahun kan ya berarti?" tanya Icha.

"Ngga, 3 tahun. Waktu itu dia kan pergi waktu kelas 9"

Icha hanya mengangguk, kembali melanjutkan makan. Mereka sedang berada di kantin hari ini.

"Eh, btw, jamnya Bu Lastri kan habis ini?" tanya Asa.

"Hooh, kasihan tuh si Kiran, baru masuk udah ketemu Bu Lastri," jawab Icha.

"Wkwkwk, iya bejir."

Tiba-tiba, orang yang mereka bicarakan menghampiri meja mereka. Kiran, bukan Bu Lastri.

"Hai, long time no see," sapa Kiran dengan senyum lebar.

Asa tertegun, merasa Kiran seperti orang yang berbeda.

"Kenapa? Kaget ya? Gue agak keliatan beda? Yaelah, kita kan udah janji bakal bertemu dengan versi terbaik kita, bukan? Aura smart boy gue mancar, ga?" tanya Kiran sambil tertawa.

"Apa sih, lo gajelas. Btw, iya, lu keliatan pinter dikit," jawab Asa sambil mendorong pelan dada Kiran.

"Hushh, pasti dong. Btw, nanti free ga?" Kiran bertanya lagi.

"Napa emang? Mau ajak gue ngedate lu?" Asa menjawab dengan senyum jahil.

"Kalo iya, gimana?" tanya Kiran, sedikit membungkuk karena perbedaan tinggi mereka.

Seseorang datang tanpa diundang dan langsung merangkul bahu Asa. Orang itu adalah Nava. "Ngga bisa, dia entar pergi sama gue. Siapa sih lu dateng-dateng ngajak dia nge-date?"

Kiran melirik sambil menaikkan satu alis. "Gue? Mantan terindah sekaligus teman masa kecilnya. Napa lu?" jawab Kiran sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Dihh, sombong amat. Pokoknya lu ntar gabisa pergi sama dia, ya, Sa. Lu nemenin gue ntar," tegas Nava.

"Mau kemana lu emang?" tanya Asa kepada Nava.

"Cari barang lucu buat cewe gue," jawab Nava sambil tersenyum lebar.

Hati Asa sedikit tercubit mendengar bahwa Nava akan mencari hadiah untuk gebetannya. Yap, Asa menyukai Nava. Tapi, karena ia tak ingin hubungan persahabatan mereka canggung, jadi ia merahasiakannya.

Melihat Asa yang bengong, Nava menepuk pundaknya. "Heh, gimana mau ya?"

"Daripada lu minta temenin sama dia, mending ajak cewe lu sekalian, tolol!" ucap Kiran.

"Yee, terserah gue," jawab Nava sambil menjulurkan lidah.

"Udah-udahlah, gue ntar mau jalan sama Kiran. Lagian dia yang ngajak duluan. Yang dibilang Kiran juga bener, Va. Ajak Filda aja, jangan gue," final Asa.

Saat mengatakan itu, ia merasa tak enak hati pada Nava. Tapi, sekali ini ia ingin menolak, karena Asa tak kuat melihat hubungan sahabatnya dengan gadis incarannya itu. Sakit, cuk.

"Alah, lu mah gitu. Ntar kalo dia nggak mau gimana?" tanya Nava sedih.

"Yakin aja dulu," ucap Asa.

"Yes! Fiks ya ntar lu pergi sama gue. Nanti gue jemput di rumah sekalian ketemu mami," pekik Kiran senang.

Asa hanya mengangguk lalu mengusir mereka berdua. Daripada berdebat terus kan?.

"Woy, Kipli, diem-diem bae lu,ngopi ngapa ngopi" ucapnya kepada Icha sambil mendorong pundaknya.

Icha hampir terjengkang namun berpegangan pada meja kantin. "Astaga, gue hampir jatuh. Lagian, gue mau ngomong apa, njir? Nyambung-nyambung obrolan kalian," ucap Icha.

"Ya gapapa kali."

Asa dan Icha kembali melanjutkan makan mereka yang sempat tertunda. Saat mereka selesai, bel berbunyi menandakan akhir istirahat.

"Nahh pas, ayo balik," ajak Asa kepada Icha.

"Lahh, ini mangkoknya gimana?" tanya Icha bingung.

"Udah taruh situ aja. Ntar juga diberesin sama Bu Siti."

Icha hanya mengangguk dan mereka kembali kelas.

⋘ 𝒕𝒐 𝒃𝒆 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒊𝒏𝒖𝒆𝒅... ⋙

hi! janlupa vote ya!

kembali update di hari jumat, mungkin.

terimakasih sudah baca, VOTE WOY. 😋

KalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang