[ Onsen ]

247 20 19
                                    

Hari sudah mulai menggelap. Meja hokage masih saja bertumpuk ribuan kertas yang kurang ajar membuat Naruto tenggelam di mejanya, menyisakan rambut pirangnya. Tangan Naruto terus menanda tangani surat-surat di depannya, tentu setelah membaca isi surat dan berkas itu.

Jika tidak ia baca, yang ada ia akan terlihat semakin bodoh. Sebagian besar berkas ditangani Shikamaru, tapi tetap saja dirinya merasa lelah dan malas untuk berhubungan dengan berkas-berkas ini. Dulu saat muda ia selalu melakukan kegiatan bermanfaat seperti melakukan misi, tetapi sekarang ia tidak pernah jauh dari tumpukan kertas.

Bahkan tadi pagi sampai siang, ia melepas seribu bunshin untuk membantunnya menyelesaikan berkas, tetapi kertas ini malah semakin menggunung. Naruto frustrasi tapi juga bersyukur. Ya, hokage adalah impiannya sejak awal, melindungi desa layaknya keluarga, tapi emangnya boleh pekerjaan hokage semembosankan ini?

Anggap saja menjadi hokage adalah pensiun dari ninja. Tanpa misi, tanpa banyak mengeluarkan cakra, dan tanpa berkeliling desa-desa. Sekarang menjadi hokage yang bekerja adalah tangan dan otak, sudah seperti di akademi saja. Untung berkas ini bukan soal-soal ujian tertulis, jika itu mereka, Naruto sudah pingsan atau mati sejak menjadi hokage.

Pintu ruangan hokage terbuka, Naruto tidak bisa melihat siapa yang datang karena pandangannya terhalang oleh tumpukan kertas, tapi jika ditebak siapa yang datang. Shikamaru.

Mudah saja menebaknya. Shikamaru tidak pernah mengetuk pintu setiap mau masuk. Dalam hati Naruto sudah siap akan menerima tugas lain, atau memikirkan masalah yang besar lagi. Naruto secara perlahan menjadi lebih pandai ketimbang dirinya yang dulu saat di akademi.

Jika waktu diundur, tepatnya saat akademi. Ia, Shikamaru, Chouji, dan Kiba selalu tidak mendengarkan guru Iruka dan membolos saat pelajaran. Tak dikiranya kalau ingatan itu membuatnya tersenyum.

"Naruto, hentikan pekerjaanmu!" perintah Shikamaru yang membuat Naruto mengalami serangan jantung.

Jarang sekali dirinya mendapat libur mendadak seperti itu. Sebentar, apakah Shikamaru tadi bilang kalau ia libur? tidak, Shikamaru hanya menyuruh berhenti dari pekerjaan.

"Ye?" alis Naruto naik setinggi kening, mata biru yang berlawanan dengan langit malam menatap heran kepada Shikamaru yang ada di sampingnya.

Shikamaru menunjukkan senyum lebar, teramat lebar sampai membuat Naruto silau. Jarang sekali Shikamaru tersenyum selebar itu. "Kau kenapa senyum-senyum? Terkena virus anjing gila?" canda Naruto yang langsung mendapat pukulan pelan di kepala dari Shikamaru.

Shikamaru memukul pelan puncak kepala hokage dengan beberapa buku yang ia bawa. Menarik kursi di depan Naruto kemudian duduk bersila, "Aku dengar dari Kakashi-Sama, kamu akan melakukan perjalanan misi dengan Sasuke."

Hampir saja lupa. Naruto segera mengangguk. Namun, ia belum mengatakan jadwal kepergiannya, belum juga berbicara dengan Kakashi. Ah, Sasuke mungkin sudah meminta izin.

"Boleh, kan?" Naruto memasang wajah memohon kepada Shikamaru.

"Karena akhir-akhir ini kita dikejar deadline, aku lumayan bingung menentukan jadwalmu pergi, karena kamu bukan lagi ninja yang bisa pergi kapanpun. Terlebih Kakashi-Sama juga sebenarnya sibuk akan berpergian." Shikamaru menjelaskan sambil membuka beberapa lembar buku yang ia bawa, dia sedang membaca profil seseorang.

"Kenapa dengan Kakashi-sensei?" tanya Naruto bingung.

Mendongak, menatap Naruto dengan alis naik sebelah, kemudian menjawab dengan suara agak pelan tetapi menekan, "Yang menggantikan posisimu sementara waktu itu Kakashi-Sama, kalau bukan beliau, siapa lagi? Kamu ingin Konoha tanpa pimpinan selama kamu pergi, begitu?"

HOW YOU LIKE ME [BORUNARU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang