‘Selamat pagi, Kim Taehyung-ssi! Camilan hari ini aku hanya sempat membuat beberapa manisan, maaf tidak banyak:( aku hampir ketahuan oleh ibu ku menghancurkan dapur nya! Haha— semoga Taehyung-ssi tetap menyukainya.
xx. sugar express ૮ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ა’
Ia melipat kembali note berwarna merah muda itu dengan kekehan kecil yang terdengar. Pintu loker ditutup setelah ia membawa keluar paper bag bersama note nya tadi sebelum kaki nya melangkah ke arah tempat duduknya di dalam kelas.
“Lagi?”
Taehyung mendongak, menemukan seorang pemuda dengan mata sipit yang duduk tepat di depan meja nya menatap heran ke arah nya dan jinjingan di tangannya.
“Yah,” pemuda dengan name tag Park Jimin itu mencondongkan badannya, bermaksud mengintip isi paper bag yang diletakkan Taehyung di atas meja nya. “Kau tidak takut diabetes mengkonsumsi makanan kelebihan gula ini setiap hari?” ujarnya dengan gestur mengendik.
Taehyung mendecih, melepas tas selempang miliknya dan mendudukkan dirinya. “Ya jangan dimakan sekaligus, bodoh. Ada yang nama nya pendingin makanan di dunia ini, Park Jimin.”
Taehyung beralih mengeluarkan sebuah kotak bening dari dalam paper bag kecil itu, tertawa kecil melihat pita yang menghiasi tutup kotak itu sebelum membuka nya. Di dalam nya berisi manisan sesuai dengan tulisan dalam note yang dibaca nya tadi, namun dengan bentuk yang berbeda-beda. Ukurannya sedang dan Taehyung yakin rasanya akan sangat manis.
“Daebak— sepertinya penggemar rahasia mu ini memiliki toko gulali.” Jimin berucap asal setelah melihat isi kotak yang sudah ia hapal betul tak akan jauh dari makanan manis.
Terang saja, temannya ini sudah menerima hadiah serupa selama lima hari terakhir. Dan isi nya selalu sama. Berbagai makanan manis dilengkapi nota-nota menggemaskan yang selalu menemaninya. Siapa lagi jika bukan pengagum rahasia pelakunya. Jimin akui, Taehyung memang cukup tampan dan terkenal di antara siswa-siswi sekolahnya— meskipun wajah nya jauh lebih tampan, menurutnya— sehingga tidak aneh jika pemuda itu memiliki pengagum rahasia seperti itu atau pun yang terang-terangan menunjukkan ketertarikannya.
“Kau tidak penasaran dengan si sugar express ini? Aku yakin dia pasti semanis makanan-makanan yang dibuatnya.” Jimin berujar dengan wajah semangat, menatap Taehyung dengan dua alis bergerak naik turun dan senyum lebarnya.
“Seperti pernah memakannya saja.” Taehyung menjawab ketus.
“Ya kau tidak pernah membagi nya! Ayolah, bagaimana jika besok kita datang lebih pagi lagi, kita bisa tau siapa yang meletak kan kantong ini di loker mu. Ya? Ya?”
Taehyung mengeryit, “kita? Untuk apa kau ikut-ikut mencari tau? Sugar express ini menyukai ku, bukan dirimu.”
“Yah, Kim Taehyung— aku kehilangan kata-kata ku. Kejam sekali mulutmu.”
Taehyung tak menghiraukan. Sedetik kemudian ia mendengar kegaduhan dari lorong kelas nya, lalu di susul teriakan seorang guru yang terlihat tengah mengejar seorang siswa yang berlari melewati kelasnya.
“Yak! Jeon Jeongguk!! Kemari kau anak berandal!”
Semua siswa yang sedari tadi sudah ada di kelas itu terperangah ketika teriakan dari seorang lelaki yang diketahui sebagai guru konseling itu terdengar menggema dengan sang guru yang berlari mengejar siswa yang dipanggil Jeon Jeongguk itu dengan tongkat panjang di tangannya, termasuk Taehyung dan Jimin. Keduanya menatap dengan wajah takjub sebelum kegaduhan itu semakin terdengar menjauh dari sana.
“Wah, Jeon Jeongguk—” terdengar suara tawa Jimin membuat Taehyung menolah ke arah nya, “anak itu, pagi-pagi sudah membuat perkara dengan Gong Ssaem. Ada-ada saja.”
KAMU SEDANG MEMBACA
sugar express
ChickLit"Aku menyukai makanan manis. Kim Taehyung-ssi juga terlihat manis, jadi aku ingin membagi makanan manis ku dengan mu. Aku membuatnya sendiri, semoga kau menyukainya. ^^ xx. sugar express."