Adi menyibak memek Sita. Dia menatap ke arah labia memek Sita, “Kak, ini yang kecil apa?” tanya Adi seraya mengelus itil Sita dengan jari telunjuknya.
“Uhhh.” Sita dengan reflek mengangkat pinggulnya kala itilnya tersentuh oleh jemari Adi. “Ngapain sih, Dek? Buruan cukurin, atau mau aku cukur sendiri aja?”
“Loh, jangan mbak. Aku tuh penasaran, ini tuh apa?” tanya Adi yang langsung mencubit itil Sita, dia menatap raut wajah kakaknya yang seperti keenakan.
“Uh … euh … udah, Dek. Itu namanya itil, itu tuh titik sensitif cewek, udah jangan dimainin.”
“Tapi mbak kayaknya keenakan deh kalau ininya dimainin, mending aku giniin terus gak sih?” tanya Adi yang semakin cepat menggerakkan jari telunjuknya untuk mengelus itil kakaknya.
“Ah! Adek! Stoph ….”
Syur syur syur.
Sita terkencing hingga menyiprati wajah Adi.
“Ih! Udah gede ngompol dong.”
Nafas Sita masih terengah-engah dan dia pun langsung menatap ke arah Adi yang semakin mendekatkan wajahnya ke arah memek Sita.
Slurp … slurp.
“Ah … adek!”
Sita jelas terkejut, adiknya yang dia anggap polos kini sedang menjilati intinya. Apalagi jilatan yang diberikan Adi begitu membuat Sita kelojotan. Sita mencoba menjauhkan wajah Adi dari memeknya namun kepala Adi sama sekali tak bergerak sedikit pun, Sita semakin kelojotan apalagi itilnya digigit oleh Adi.
“Ahhh!”
Adi menjauhkan wajahnya, “Enak kan mbak? Aku ewe ya?”
Belum sempat menjawab, tiba-tiba Adi sudah memposisikan kontolnya di hadapan memek Sita.
Sita gelagapan sendiri, “Dek, jangan. Jangan masukin titit kamu!”
Part selengkapnya di karyakarsa
Link ke karyakarsa ada di profil
Kode voucher untuk karyakarsa : pussy

KAMU SEDANG MEMBACA
{Tamat} Adikku kok nakal?
FantasiUpdate setiap hari kamis menceritakan tentang kegilaan kedua kakak beradik