Jam alarm yang menunjukan pukul 11 berbunyi tepat waktu. Gadis Alpha yang sedang tidur di tempat tidur menutupi dirinya dengan selimut seolah tidak mendengar alarm yang berbunyi sedari tadi.
Orang dari kamar sebelah bangun dan berlari ke kamar tidur yang dari tadi berisik dan menendang pintunya, "Brengsek! Woi anjing! Jam alarm minimal matiin dulu lah!"
Lelaki Alpha itu terus berteriak dan mengedor-gedor pintu yang masih tertutup rapat. Gadis yang semulanya masih bisa tidur akhirnya tidak tahan lagi dengan gangguan tersebut dan membuka selimut dengan marah. Wajah kusut khas bangun tidur dan berkata, "Sialan, siapa sih?"
Gadis itu membuka pintu dan mengerutkan kening, "Hush-hush sono, tidur lo."
Lelaki Alpha itu meratap melihat gadis yang acak acakan namun masih terlihat cantik dan hidungnya terasa akan mimisan. "Bajingan lo Na, alarm lo noh berisik terus tai! Bisa gak sih matiin aja?!"
Kana mengutuk berberapa kata dan juga tidak sabar, Mengusap rambutnya dengan perasaan jengkel, "Lo harusnya bersyukur Lan, dengan gue yang peduli sama lo biar bangun pagi. Mana punya lo temen kaya gue yang perhatian abis kaya gini?"
Muka Aslan terlipat kesal, "Sekali menjadi manusia bajingan akan tetap bajingan. "
Kanafika Abigail, adalah seseorang siswi Alpha kelas 11 yang menjadi siswa biasa biasa saja di sekolahnya. Dia tinggal di asrama sekolah, yang memilki fasilitas yang memadai. Tubuhnya tidak terlihat seperti Alpha karena tubuhnya yang tidak terlalu tinggi.
Kana memiliki wajah rupawan dengan taring kecil yang akan terlihat ketika dia tersenyum, tapi nyatanya, Kana menyebalkan.
Karena sudah terbangun dan tidak bisa tidur lagi, Kana mendorong Aslan menjauh dan menutup pintunya untuk masuk kembali ke kamarnnya. Tapi segera dihadang oleh Aslan.
"Eits, Lo jangan tidur lagi ya njing! Kemarin lo dicariin sama seseorang! " Aslan membuka pintu kamar Kana lebar-lebar.
Kana duduk disofa kamarnya, kakinya bersilang di atas meja kopi hitam, wajahnya terlihat kurang tidur seperti begadang tujuh hari tujuh malam.
Aslan akhirnya duduk disampingnya dan mengangkat kakinya, "Lo kenapa sama si cowok itu sih Na?"
Pertanyaan inilah yang membuat malas Kana. "Mahya deketin gue belum lama ini, dan saat gue udah mulai biasa sama dia malah dia tinggalin njir, Gini amat nasib gue. "
"Yang lo bicarain si Mahya Navaro? Asal lo tau na, dia emang simpanan om-om berduit dari dulu. Tapi ya gatau malu banget, karena masih punya muka buat deketin lo. "
Aslan menaruh tangannya di pinggiran sofa dan membuat ekspresi jijik, "Radit nelpon gue kemarin, dan ya gue juga belum lama tau soal ini sih. Dia yang kasih tau gue, saran gue buat lo ya jauh jauh dari si Mahya itu."
Kana menghelas napas kesal, mengerutkan kening dan bertanya, "Dia keliatan kayak polos, masa iya dia kayak gitu?"
"Makanya lo jangan mudah ditipu sama tampangnya yang sok polos padahal lonte itu. Yah bagus lah, lo belum sempet jadian sama dia. " Ucap Aslan tanpa dosa.
"Mending lo belajar dulu yang bener, " Saran Aslan dengan sok bijak. "Oh iya, jam lima sore kita futsal sama kelas sebelah. Awas aja kalo sampe lo gak dateng. "
"Sharelock aja lah ntar, " Kana memesan makanan dinhandphonenya dan bergumam pada dirinya sendiri, "Sibuk banget dah gue. "
.........
Gadis itu memakai topinya setelah pertandingan yang panjang dengan kelas sebelah tadi. Dia telah berganti pakaian karena basah akan keringat. Topinya menutupi pandangannya jika dilihat dari kejauhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Favorite Person
Teen FictionPertemuan Kana dengan Jazziel itu tidak disengaja. Pertolongan Kana pada hari itu membuat Jazziel merasa penasaran dengan gadis itu. Namun ketika Jazziel mencoba mendekati Kana, gadis itu malah tertarik dengan orang lain. Akankah Jazziel berhasil me...