02. Melupakan

0 0 0
                                    

"Dimana Jazziel?"

Pelatih tim basket Starfall mendorong pintu dengan logo Starfall ditengah pintu, dan bergegas masuk. Melihat orang-orang didalam ruangan itu bolak balik.

"Untuk pembukaan nanti, Jazziel akan menjadi perwakilan atas tim basket kita. Jadi dimana Jazziel? "

Untuk acara pembukaan setiap tim dari lima belas tim liga akan memilih pemain terpopuler di tim mereka. Di antara pemain yang lain, jumlah fans yang diakui paling banyak adalah Arkatama Jazziel.

Jazziel, yang merupakan pemain inti, memiliki tubuh yang tinggi. Kulit putih bersih, memancarkan rasa tidak suka dengan kehadiran orang asing didekatnya.

"Ke kamar mandi kali, " Kafka sang kapten tim itu mengangkat ponsel Jazziel.

Malik, yang selalu tidak bisa diam sedang memainkan bola basket dan berkata, "Tumben Arka gak bawa handphonenya, "

Pelatih tim itu menatap Malik dengan sedikit jengkel, "Kamu pikir Jazziel itu kayak kamu?yang kemana mana mesti bawa Handphone."

Galen yang sedang duduk di samping pintu terkejut melihat siapa yang datang.

Berberapa orang mendongak bersama dan melihat Jazziel yang rambutnya agak basah.

"Ziel, lo.."

Ke kamar mandi beneran?

Tapi kenapa matanya juga agak kemerahan.

Kafka mencium bau pinus tipis di udara, dan ekspresinya sedikit berubah. Dia menatap pelatih tim, dan mengedipkan matanya kepada Pelatih tim.

Pelatih tim adalah seorang Beta. Yang secara alami tidak peka dengan aroma feromon.

Pelatih tim menyuruh semua orang keluar kecuali Jazziel dan Kafka. Dengan alasan sedang membicarakan sesuatu yang sangat penting.

Kafka mengeluarkan botol inhibator dari tas Jazziel, dan berkata, "Apa yang terjadi sama lo Ziel?"

Jazziel berjalan menuju pakaian ganti dan menganti pakaian yang agak acak acakan di tubuhnya. Setelah dia keluar, dia menolak semprotan dari kapten.

Jazziel membuka pintu, sudah mengenakan jaket tim dan mengikuti pelatih tim.

Kafka heran dan menatap punggung Jazziel bertanya-tanya, "Siapa yang ngasih dia semprotan inhibator dan siapa yang tahu kalo Jazziel itu Omega?"

Jazziel adalah Omega. Selain Kafka dan pelatih tim, tidak ada yang tahu bahwa Jazziel adalah Omega. Bahkan timnya sendiri.

Semua orang di tim diberi tahu bahwa Jazziel salah makan dan itulah alasan mengapa dia begitu lama di kamar mandi.

.......

Kana melarikan diri dari kejadian yang menimpanya tadi. Membatalkan rencananya untuk melihat pembukaan pertandingan basket dan langsung kembali menuju asramanya.

Berharap bahwa Aslan telah pulang tanpa memberitahunya.

Sesampainya di asrama ternyata betul kamar Aslan yang berada disebelah kamarnya telah terbuka dan memperlihatkan Aslan yang rebahan sambil menaikan kaki kanannya ke atas.

Kana berdiri dihadapan Aslan dengan wajah cemberut. Rambutnya acak-acakan karena terus berlari tanpa henti.

Aslan tersenyum dan mengatakan, "Lo ngapain lari-lari sih, kayak dikejar setan aja. Setan sama lo kan satu spesies. " Aslan terkikik.

Kana diam sejenak, gadis itu melemparkan topinya pada aslan. Menunjuk ke arah kamarnya, "Kunci gue mana ege? Asal lo tau ya Lan Sialan. Ini lebih serem dibanding ketemu ama setann.. "

Kana adalah tipe orang yang tidak suka dengan sesuatu yang rumit dan dia juga terkadang mudah untuk ditipu. Membuat Kana menjadi seseorang yang suka hibernasi dikamarnya.

Aslan menatap muka gadis itu yang agak ketakutan dan mentertawai Kana didalam hatinya.

"Udah-udah lo mandi sono! Bau keringat njirr.. "

"Satu dua ikan cucut, muka lo kayak kanjut!" Sebuah pantun dari Kana yang berhasil membuat lemparan bantal hampir mengenai mukanya.

.......

Oktober baru saja berlalu, dan masih ada waktu untuk musim panas yang terik.

Sepuluh hari telah sejak kejadian hari itu.

Saat istirahat dari lapangan basket, Aslan menyeka keringatnya dan berbicara dengan Kana yang sedang minum air di sebelahnya, "Woi Na, lo pernah denger gak, kalo kelas kita bakalan kedatangan murid baru. "

Gadis itu menyeka noda air dari sudut bibirnya, "Lo denger berita busuk kayak gitu dari mana?"

"Gue denger dari Radit, yang gak sengaja denger dari guru-guru pas lagi dihukum tadi pagi. Katanya tuh murid baru punya penyakit jantung. " Kata Aslan dengan semangat.

"Biarin lah Lan, asal gak ada hubungannya sama kita aja. "Ucap Kana dengan tidak peduli.

Gadis itu mengangkat kepalanya dsn melihat sosok tinggi di lapangan basket. Lelaki melompat memasukan bola basket kedalam ring. Dia mencetak berberapa angka dengan postur yang standar.

Di sekelilingnya terdengar teriakan berlebihan dari beberapa Omega, "KAK JAZZIEL KEREN BANGET!!!!"

Segera tim Jazziel memenangkan pertandingan kecil bola basket dengan perbedaan angka yang besar.

Seiring dengan sorak-sorai, lelaki itu meninggalkan lapangan. Pada saat itu, seorang bets perempuan yang telah menonton cukup lama menyambutnya dengan botol minum.

Dia berdiri di hadapan Jazziel dengan lembut, sambil mengedipkan mata memberikan botol itu kepada Jazziel, "Kak Jazziel, minum air dari aku ya.. "

Jazziel tidak menjawab dan dengan malas menatap perempuan itu, "Lo siapa? "

Senyum perempuan itu langsung menegang.

"...."

Melihat kejadian itu Kana dan juga Aslan terkikik. Aslan melemparkan botol minuman kepada Jazziel, yang membuat lelaki itu mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan dengan kuat menangkap botol minuman itu.

Ketika Jazziel membuka tutup botolnya, dia teringat sesuatu dan menoleh kepada perempuan itu, "Sorry gue gak nerima minuman yang asalnya gak jelas. "

Wajah perempuan itu tiba-tiba menjadi sangat kusut.

Jazziel mengabaikan perempuan itu dan berjalan menuju Aslan dan Kana.

Ketika Jazziel sampai di hadapan mereka, Aslan dengan baik membuka percakapan, "Woilah akhirnya lo inget sama temen lo ini Ziel, "

"Kenapa gue harus lupa sama lo?" Jawab Jazziel keheranan.

"Oh iya kenalin nih, temen masa kecil gue, " Aslan mendorong bahu Kana memberi kode.

"Gue Kana, "

"Jazziel. "

Tbc...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Favorite PersonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang