Pertengkaran itu, seperti nada sumbang yang mengoyak simfoni cinta mereka, menjadi titik balik. Maxwell, terluka oleh kata-kata Alfred, menarik diri ke dalam cangkang kesedihannya. Dia kembali ke dunianya yang terbuat dari beton dan desain, mencari pelarian dalam hiruk pikuk proyek-proyeknya. Dia merancang bangunan-bangunan megah, namun hati dan jiwanya terasa kosong, seperti ruang kosong yang tak bergema.
Alfred, yang merasakan kekecewaan Maxwell, semakin terbenam dalam musiknya. Dia menulis lagu-lagu tentang kehilangan, tentang cinta yang terlupakan, tentang mimpi yang tercabik-cabik. Musiknya, yang dulunya penuh dengan harapan, kini dipenuhi dengan kesedihan dan keputusasaan. Dia melakukan tur dunia, menghibur jutaan orang dengan melodi-melodi yang menyayat hati, namun dalam hatinya, dia merasakan kekosongan yang tak terisi.
Mereka berdua, yang dulunya terjalin dalam harmoni, kini terpencar seperti bintang-bintang yang terpisah. Mereka mencoba untuk menghubungi satu sama lain, untuk memperbaiki hubungan mereka yang retak, namun setiap upaya mereka terasa seperti nada-nada sumbang yang semakin memperburuk ketidakharmonisan.
Suatu hari, Alfred kembali ke kota mereka. Dia datang ke studio musik yang telah menjadi saksi bisu bagi cinta mereka, berharap untuk menemukan kembali harmoni yang telah hilang. Namun, dia menemukan studio itu kosong, sunyi, seperti hati Maxwell yang telah tertutup rapat.
Maxwell, yang telah mendengar kabar kedatangan Alfred, memilih untuk tidak bertemu. Dia telah memutuskan untuk melepaskan Alfred, untuk melepaskan mimpi mereka yang terjalin, untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari rasa sakit yang terus menerus.
Alfred, yang merasakan kekecewaan dan keputusasaan, memainkan melodi terakhirnya di studio musik itu. Itu adalah lagu tentang cinta yang terlupakan, tentang mimpi yang tercabik-cabik, tentang hati yang hancur menjadi berkeping-keping. Itu adalah melodi terakhirnya, sebuah perpisahan yang menyayat hati.
Dia meninggalkan studio itu, meninggalkan kota itu, dan melanjutkan perjalanan musiknya. Dia menjadi musisi terkenal, menulis lagu-lagu yang menyentuh hati jutaan orang, namun dalam setiap melodi, dia merasakan kesedihan yang mendalam, sebuah kerinduan yang tak terpadamkan.
Maxwell, yang telah memutuskan untuk melupakan Alfred, terus mendesain bangunan-bangunan megah. Dia menjadi arsitek terkenal, menciptakan ruang-ruang yang indah dan bermakna, namun dalam setiap desainnya, dia merasakan kekosongan yang tak terisi, sebuah kerinduan yang tak terpadamkan.
Mereka berdua, yang dulunya terjalin dalam harmoni, kini hidup dalam kesendirian, terjebak dalam melodi-melodi yang terpecah, sebuah simfoni yang tak akan pernah selesai. Mereka telah kehilangan cinta mereka, telah kehilangan mimpi mereka, telah kehilangan harmoni yang telah lama mereka perjuangkan.
Dan di tengah hiruk pikuk kota, di antara simfoni beton dan nada, hanya ada kesunyian yang mendalam, sebuah melodi terakhir yang bergema dalam hati mereka, sebuah bukti cinta yang telah hilang, sebuah mimpi yang telah terlupakan.
Itu adalah akhir yang menyedihkan, sebuah melodi terakhir yang terhenti sebelum waktunya, sebuah simfoni yang tak akan pernah selesai. Mereka berdua, yang dulunya terjalin dalam harmoni, kini hidup dalam kesendirian, terjebak dalam melodi-melodi yang terpecah, sebuah simfoni yang tak akan pernah selesai. Mereka telah kehilangan cinta mereka, telah kehilangan mimpi mereka, telah kehilangan harmoni yang telah lama mereka perjuangkan.
Dan di tengah hiruk pikuk kota, di antara simfoni beton dan nada, hanya ada kesunyian yang mendalam, sebuah melodi terakhir yang bergema dalam hati mereka, sebuah bukti cinta yang telah hilang, sebuah mimpi yang telah terlupakan.
-The End-
•Jiee•
•240920•
Jiee's note:
Sebelumnya aku mau minta maaf dulu, wattpadku itu rada-rada:)
Cerita Wonjake yang aku janjiin mendadak eror dan ilang, padahal udah ada draft sekitar 9 bab masing-masing isi sekitar 1k word.Intinya, karena kerangka ceritanya juga aku tulis di book itu, otomatis ikut hilang juga, jadi bakal aku tunda publishnya karena lupa detail alurnya gimana:)
Sorry guys:(
Dan mungkin aku bakal publish cerita yang lain dulu kalau gak sibuk, ok! Mungkin itu aja.
Makasih buat kalian yang udah baca book ini dari awal sampai akhir. Tysm! Bye!><
KAMU SEDANG MEMBACA
Yoiz || The lost Melody[✔]
FanficWarning!! ↪Boyslove(bxb) ↪Wonjake─Jungwon-Dom, Jake-Subb ↪Baku ↪Homophobic dilarang mampir ↪Cerita hasil karangan sendiri, apabila ada kesamaan nama tokoh atau alur cerita semuanya hanya sebuah kebetulan. ↪Jangan lupa vote dan komen, Tysm. ➡Start...