bab 13

5.4K 531 16
                                    


Terhitung sudah hampir dua Minggu mereka berusaha mendekati Renjun dan membuat Renjun percaya dengan mereka.

  Berhasil walau hanya sedikit perubahan, selama ini Wendy maupun Chanyeol membiarkan Renjun melakukan apapun yang dia mau sambil terus memantau dan juga terapi yang sudah di jalani sejak minggu kemarin membuat keadaan Renjun sedikit lebih baik.

  Dia tidak lagi mangamuk saat melihat mereka walau kadang mereka harus sabar kala Renjun kembali tidak bisa di ajak kerja sama.

  Hari ini hari Minggu, semua orang berada di rumah hanya untuk bersantai.

  Para anak anak sudah berada di luar entah apa yang mereka lakukan, sedangkan Wendy dan Chanyeol masih menemani Renjun yang baru saja selesai mandi.

  Wendy meletakkan piring berisi makanan di depan putranya itu sembari akan mengajarkan pelan pelan cara makan yang baik karena selama ini putranya Renjun masih berantakan dan tidak beraturan ketika makan.

   Sedangkan Renjun menatap polos makanan yang ada di depannya sesekali menoleh ke arah Chanyeol lalu kembali ke makanan di depannya itu.

   Chanyeol yang juga ikut memperhatikan putranya hanya bisa terkekeh pelan apalagi melihat betapa polosnya putranya yang masih terdiam menatap piring itu membuat Chanyeol juga sedikit heran sebenarnya.

"Ini susunya tapi harus makan dulu" ujar Wendy memegang segelas susu coklat di tangannya.

  Aah ternyata putranya itu menunggu susu kesukaannya, memang sejak pertama kali datang Wendy selalu memberikan makanan yang sehat terutama susu hangat saat sarapan dan sebelum tidur sehingga sekarang pipi putranya itu tampak sedikit berisi.

  Renjun menatap Wendy yang menunjuk ke arah piring di depannya namun baru saja tangannya hendak meraih nasi di di piring tersebut Chanyeol langsung mengambil alih membuat Renjun langsung menatapnya marah.

"Tidak pake tangan nak" Chanyeol kembali meletakkan piring itu menatap istrinya yang sudah menghampiri Renjun yang tengah berusaha mencerna apa yang di maksud papanya.

  Wendy berjalan berada tepat di belakang putranya seraya mengelus pelan rambut putranya yang masih sedikit basah karena tadi putranya tidak mau saat hendak di keringkan.

"Pakai sendok sayang" dengan perlahan Wendy menggenggam tangan putranya, mengajarkan nya memegang sendok dan menyuapkan makanan tersebut ke mulutnya beberapa kali hingga kemudian Wendy melepaskannya dan membiarkan Renjun melakukan sendiri.

    Mereka bersyukur  walau caranya masih salah dan berantakan tapi anak itu tetap melakukannya sambil terus melirik ke arah segelas susu yang berada di seberangnya.

  Sangat mudah membuat pancingan, itulah yang di pikirkan Wendy saat ini.

  Kondisi meja makan sangat berantakan terutama Renjun yang makan dengan dahi yang berkerut membuat Chanyeol tertawa melihat keadaan putranya.

"Kasihan sekali putra papa ini" Chanyeol membersihkan nasi yang berada di baju serta mulut putranya dengan tissue.

   Renjun mendorong piring yang sudah hampir kosong itu sambil terus menatap kedua orang dewasa di depannya seakan menunjukkan dia sudah bisa mendapatkan minuman di gelas yang masih di genggaman mamanya.

"Pintar" ujar Wendy menyerahkan gelas yang sedari tadi dia pegang.

  Ingat Renjun masih sedikit rawan, dia tidak segan melempar apapun yang ada di sekitar nya saat merasa terancam atau marah, itu semua adalah reflek untuk melindungi dirinya dari orang yang ingin menyiksanya kembali, itulah yang di jelaskan dokter Donghae saat pertemuan Minggu kemarin.

"Sekarang ayo temui hyung dan adik adik Renjun hm" Wendy memegang tangan putranya.

Memang selama ini setelah keluar dari rumah sakit dan kembali pulang, Wendy tidak pernah membiarkan Renjun keluar dari dalam rumah karena mereka ingin Renjun sedikit nyaman terlebih dahulu dan ini pertama kalinya mereka membawa Renjun keluar agar bisa merasakan sinar matahari pagi juga agar Renjun berani berada di tempat yang terang.

   Saat pintu terbuka Renjun langsung berbalik hendak pergi namun Chanyeol langsung mendekap tubuhnya.

   Renjun terus mendusel bahkan mendorong tubuh Chanyeol yang mendekapnya seakan memberi tau dia tidak ingin keluar.

"Ada papa, ayo" Chanyeol mengelus pelan rambut putranya merasakan tubuh putranya yang mulai bergetar hingga terpaksa Chanyeol menggendong tubuh itu membawa keluar mendekati anak anaknya yang sedang bermain bola.

   Chanyeol menurunkan perlahan tubuh putranya di atas rumput yang masih basah itu walaupun sedikit susah.

  Masih dengan Chanyeol yang memeluk tubuh putranya yang tidak menggunakan alas kaki biar Renjun merasakan sejuknya embun saat pagi hari.

  Awalnya Renjun masih gemetar di dalam pelukan Chanyeol hingga kini fokusnya pada saudaranya yang lain yang sedang bermain bola membuatnya penasaran.

"Abang adiknya mau main juga" ujar Chanyeol membuat Mark seketika menoleh dan tersenyum menghampiri papanya begitu pula saudaranya yang lain.

"Injun mau ikut main" Mark tersenyum mengusak rambut Renjun yang kembali bersembunyi di dekapan papanya.

"Hei itu hyung dan adik adiknya ngajak injun bermain loh" bujuk Wendy, mereka tidak memaksa membiarkan Renjun terbiasa terlebih dahulu.

  Renjun melirik ragu ke arah Mark dan yang lainnya lalu matanya fokus dengan benda berbentu bulan yang di bawa Haechan.

  Haechan yang paham langsung mendekatkan dirinya sedangkan Chanyeol menuntun tangan putranya untuk menyentuh bola itu.

"Tidak apa apa kan hm, ayo main sama papa" bujuk Chanyeol sedangkan Renjun sudah berhasil memegang bola itu dan terus memperhatikan nya.

"Sama hyung aja mau?" Mark mengulurkan tangannya membuat Renjun menatap ke arah papanya kemudian dengan ragu mengikuti langkah mereka dengan perlahan.

"Renjun hanya mau menurut sama kamu Chan" gumam Wendy yang melihat semua interaksi itu.

"Nanti pasti ada masanya Renjun tidak ingin pisah dengan kamu Wen" balasnya membuat mereka berdua terkekeh pelan.


    Renjun berdiri dengan kaku, dirinya di kerubungi oleh semua saudaranya.

"Bolanya taruh di bawa lalu tendang seperti ini" Jeno mencontohkan cara menendang bola sedangkan Renjun bukan fokus dengan bolanya malah fokus menatap gelang yang berada di tangan Jaemin.

"Ini buat injun kalau berhasil menendang bola seperti Jeno" ujarnya semakin memperlihatkan gelangnya.

   Beberapa kali Renjun tidak berhasil menendang bola itu bahkan selalu meleset membuat bola itu tetap berada di posisi awalnya.

  Suara tawa seketika menggema saat mereka menyaksikan bagaimana Renjun yang terjatuh saat tidak berhasil menendang bola tersebut.

"Aahhkk" teriak Jisung yang tiba-tiba tubuhnya di terjang dan di pukuli oleh Renjun.

  Sudah di katakan Renjun masih susah mengendalikan emosinya.

"HYUNG! Astaga mama papa!" Jisung berusaha melindungi wajahnya saat bagaimana Renjun yang tiba-tiba menyerang nya padahal mereka tertawa bersama.

  Mereka berlima langsung berusaha manarik tubuh Renjun yang sudah bergetar ketakutan padahal dirinya yang memukuli Jisung.

  Jaemin dan Jeno membantu Jisung berdiri untung saja tidak ada luka hanya lebam sedikit di sekitar siku karena Jisung melindungi wajahnya dari pukulan tangan Renjun.

   Renjun langsung beringsut mundur menghindari siapapun yang hendak menyentuhnya, air matanya sudah mengalir bahkan sangat ketara sekali wajah itu ketakutan.

"Pun hiks kit" racaunya dengan tubuh bergetar.

"Sayang hei Renjun~i, ini papa" Chanyeol berusaha perlahan kembali mendekati Renjun.

  Sedangkan Wendy melihat kondisi putra bungsunya yang baru saja mengalami penyerangan.


  Ayo jangan lupa vote sama komen loh

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang