Pukul 7 pagi, Chanyeol dan wendy sudah siap siap untuk pergi ke bidan desa, sedangkan anak anak yang lain masih tidur dan sengaja tidak mereka bangunkan karena tadi malam mereka benar-benar tidur sangat larut.
"Jaketnya yang bener itu nanti cucu oma kedinginan loh" oma Rosa juga ikut sibuk bahkan sampai meninggalkan masakannya.
"Chanyeol hati hati bawa motornya" oma Rosa hanya memperhatikan.
Chanyeol dan Wendy sendiri menggunakan motor milik Siwon yang memang hanya di gunakan pas mereka berkunjung ke kampung, walau begitu motor itu tetap di panaskan setiap hari agar tidak mati mesinnya.
Mereka bonceng tiga dengan Renjun yang berada di tengah di apit kedua orang tuanya.
"Ngeng ma" ujarnya seraya memegang jaket papanya erat.
"Iya kita ngeng, Jun ngantuk sayang, bobo aja sandaran sama papa ya, mama yang jagain" Wendy mengusap tangan putranya yang terasa dingin padahal itu jaket milik Jeno yang otomatis membuat putranya tenggelam karena terlalu besar.
Sesekali Wendy akan membenarkan rambut putranya yang acak acakan karena terkena angin.
Hingga tak lama akhirnya mereka sampai.
Chanyeol menatap sebuah papan yang bertuliskan bidan desa.Chanyeol dan Wendy masuk dengan Renjun yang berada di samping mamanya sambil terus mengamati sekitarnya yang tampak asing.
"Selamat pagi bu bidan" sapa Wendy dengan ramah, sepertinya mereka jadi pasien yang pertama.
"Selamat pagi silahkan duduk" ujar bidan tersebut.
"Kamu Wendy ya, putrinya bu Rosa, kemarin malam beliau sudah memberi tau kalau mungkin putrinya akan kesini untuk memeriksakan cucunya katanya" bidan itu sedikit tersenyum saat melihat raut terkejut Wendy.
"Gak heran dari dulu mama emang terkenal sih dan di segani di kampung ini" guman Chanyeol bahkan terkesan seperti berbisik.
"Ini yang mau periksa ya? Kalau boleh tau namanya siapa ya?" Tanyanya membuat Renjun langsung memeluk papanya erat bahkan membuat bu bidan sedikit terkejut.
Wendy sendiri masih mengelus kepala putranya agar tenang.
"Aahh putra saya trauma jadi seperti ini" gumam Wendy yang mengerti tatapan dari bidan tersebut.
"Saya paham, kalau boleh tau namanya siapa ya dan keluhannya" ujarnya dengan tenang sembari membuka sebuah map yang sepertinya daftar dari orang yang berobat.
"Renjun, Park Renjun, emm keluhannya dari kemarin nafsu makannya berkurang juga tubuhnya tiba-tiba hangat tapi tidak sampai demam bu" ujar Wendy sedangkan bidan tersebut hanya mengangguk mengerti.
"Ayo baringkan dulu, biar saya periksa anak manis ini" gemasnya apalagi melihat Renjun yang terus bersembunyi di pelukan papanya.
"Dak pa" gumamnya bahkan semakin erat memeluk papanya saat papanya hendak memindahkan nya agar berbaring di atas brankar.
Chanyeol terpaksa menggendong putranya dan langsung mendudukkan Renjun di atas brankar.
Wendy sendiri langsung membuka resleting jaket yang di pakai Renjun.
"Sama papa nak, bentar aja nanti di ajak main sama hyung dan adik loh" bujuknya namun Renjun tetap menggelengkan kepalanya hingga akhirnya Chanyeol berhasil menidurkan putranya walau dirinya harus menahan dengan kuat putranya yang terus-terusan mau bangun.
"Anjil lagi gak ya Wen?" Chanyeol bergumam lirih menatap istrinya yang kini menatap tajam.
"Bentar ya" bidan tersebut mulai sedikit menyingkap pakaian Renjun dan mulai memeriksa sedikit menekan bagian perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness (End)
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...