Makan malam terasa hangat kembali apalagi Renjun yang juga ikut bergabung."Injun mau apa?" Wendy menatap putranya yang terlihat bingung menatap berbagai lauk di depannya.
"Kulang" lirihnya mendorong piringnya pelan.
Mereka semua tentu terkejut pasalnya mamanya sudah mengambil dua centong nasi untuk Renjun tapi anak itu masih mengatakan kurang.
"Iya sih, Injun memang makannya paling banyak dari dulu tapi kayaknya sekarang porsinya nambah deh" guman Haechan.
"Gak sampai satu Minggu tuh pipi bulat lagi" Jeno juga menatap Renjun yang menunduk menjauhkannya piringnya.
Chanyeol hanya tersenyum mengelus pelan surai putranya membuat Renjun menatap papanya.
"Makan yang itu dulu ya, nanti minta tambah lagi sama mama" gumam nya.
Renjun menggelengkan kepalanya dia semakin menjauhkan piringnya.
"Panac" lirihnya.
Entah kenapa dia tidak suka makanan yang masih panas.
"Ya udah sini biar papa yang tiupin ya sekalian papa suapin hm" Chanyeol mengambil piring itu, meniup nasinya sebelum dia menyuapi Renjun.
Bagaimanapun Renjun harus makan jangan sampai anaknya tidak mau makan dan berujung tidak meminum obatnya.
Pagi ini Wendy sudah menyiapkan sarapan untuk Renjun tentu yang sudah dia dinginkan agar tidak seperti tadi malam.
Wendy tengah menyiram bunga, di teras rumahnya Renjun duduk dengan tenang menikmati makanan.
Renjun masih menggunakan piyama dengan jaket yang kebesaran di tubuhnya jangan lupakan kakinya yang memakai sandal bulu yang lucu.
Rencananya Wendy ingin mengajak putranya berjemur pumpung pagi ini cuaca sangat cerah.
"Mau mana?" Ujarnya ketika melihat semua saudaranya yang hendak pergi sekolah.
Mark yang melihat itu hanya tersenyum menghampiri adiknya yang tengah makan sendirian.
"Hyung dan adik adik mau sekolah dulu, Injun tunggu di rumah ya? Jangan nakal hm" gumamnya.
"Dut juga?" Tanyanya menatap haechan yang baru saja memakai sepatunya.
"Iya chil, dut juga sekolah eh bukan kuliah" ujarnya.
"Dilian?" Guam membuat mereka saling melirik.
"Kan ada mama, Injun sama mama ya" Wendy mengusap pipi putranya yang terdapat noda makanan.
"Jun dak mau dilian" Renjun memilin tangannya sendiri sembari menatap mamanya.
"Jun mau ikut boleh?" Tanyanya namun Wendy langsung menggelengkan kepalanya pelan.
"Injun kan baru sembuh, masih harus istirahat sayang, nantinya kalau udah bener bener sembuh, Injun boleh ikut adik dan hyungnya sayang" ujarnya pelan.
Renjun hanya menunduk kemudian memeluk mamanya dengan erat.
Hiks
Mereka semua menatap mamanya saat mendengar suara isakan lirih.
"Gak apa apa, kalian berangkat gih nanti telat, Mark anterin adeknya dulu ya" dirinya menatap anak anaknya yang masih terdiam.
"Tapi Renjun ma?"
"Ada mama yang jagain, papa juga belum balik ke kantor kan? Udah sana berangkat, kasian juga adik kalian kalau sampai telat" pintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stars Behind the Darkness (End)
Fanfictiontidak ada kehidupan sejak balita berusia 3,5 tahun tersebut terkurung dalam sebuah bangunan terbengkalai di belakang mension mewah yang jauh dari pusat kota.... 15 tahun terkurung di tempat yang gelap tanpa ada yang tau bagaimana keadaannya, sebu...