2

77 7 0
                                    

Sebulan sudah berlalu, Shani masi mendapat kekerasan dari papah nya ntah ada saja kesalahan yang membuatnya berakhir di hukum oleh papah nya sendiri, Anin dan ibu nya pun semakin semena mena terhadap nya, Shani tentu  tidak berdiam diri saja ia tidak ingin posisi nya tergeser oleh orang baru. Tapi ada satu hal yang membuatnya sedih Gracio nya berubah bukan lagi Gracio yang selama ini ia kenal, Shani merasa Gracio menjauh darinya chat tidak di balas, di sekolah pun ia selalu menghindar dari Shani membuat Shani penasaran kenapa Gracio nya menjadi seperti ini apakah dia berbuat kesalahan?

Namun, lamunannya tersadar kala terdengar suara riuh dari lapangan sekolah. Shani awalnya tidak terlalu peduli tapi ia melihat sosok yang selama ini ia rindukan, Gracio. Bukan ini yang Shani ingin kan, Gracio yang sedang berjalan dan di dampingi Anin yang berglendotan manja di lengan kekasihnya, sedangkan pesan Shani saja belum ada yang di balas oleh kekasihnya itu, tentu saja hal itu membuat Shani marah dan akhirnya ia berjalan menuju kedua orang yang menyebabkan keributan pagi ini.

"Eh, lo se gak laku itu ya lo sampe pacar orang lo embat?" ucap Shani sambil menjambak rambut Anin

"Aww, gila ya lo dateng dateng nyari ribut! lepas ga" balas Anin kesakitan

"Shan, lepasin ga malu jadi pusat perhatian gini?" timpal Gracio

"Oh jadi lo belain ni cewe? pantes ngilang jadi ini alasannya, baru tau gua selera lo yang suka ngerebut. Bener ya buah jatuh sepohon pohonnya nin, lo sama ibu lo itu sama sama PEREBUT!!" ucap Shani yang tambah emosi karena Gracio lebih memilih membela Anin daripada dirinya, ia kalah lagi dari Anin pikirnya.

"Kenapa Shan, orang yang lo sayang berpaling dari lo terus ya? intropeksi dong kenapa mereka berpaling dan lebih memilih gua, emang dasar nya lo selalu kalah saing" ucap Anin tidak mau kalah

Gracio langsung menarik lengan Anin untuk menjauh daripada semakin membuat keadaan makin panas, namun hal itu membuat Shani naik pitam seharusnya Gracio menenangkan Shani bukan Anin, lagi dan lagi ia kalah dengan Anin.

"Gee, katanya kamu selalu dukung aku kenapa sekarang jadi kaya gini" lirih Shani

***

Shani kini sedang berada di kamar nya ntah panggilan keberapa ponselnya berdering menampilkan nama yang ia rindukan namun membuatnya kecewa, Gracio.

Lelaki itu terus membujuk nya, mengirim pesan, dan terus mengajak Shani bertemu. Tak lama dari itu terdengar suara bel dari luar, Shani berdecak kesal siapa malam malam begini bertamu namun kekesalannya bertambah melihat siapa orang yang berada di luar tersebut.

"Ngapain? mau ngapelin Anin ya? bentar gua panggil" ucap Shani

"Aku mau ketemu sama kamu" balas Gracio dengan wajah yang menurut Shani sangat menggemas kan

"Ketemu Anin aja, tadi kan bela belain dia sampe ninggalin pacarnya sendiri di tengah orang rame" sindir Shani

"Maaf ya, tapi aku cuman sayang kamu percaya aku ya?" balas Gracio meyakinkan gadisnya yang sedang marah kepadanya

Shani kesal dengan dirinya yang mudah sekali luluh dengan pria di hadapannya ini, ia melirik ke tangan laki laki itu yang menyembunyikan sesuatu di belakang nya.

Gracio menyadari arah mata Shani yang melirik ke tangannya langsung menyerah kan benda tersebut

"Nih buat kamu, namanya gege dan ini ada satu lagi hadiah buat kamu" Gracio menyerah kan boneka dan paperbag kepada Shani

About youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang