5

62 8 0
                                    

Pertandingan basket antar sekolah semakin dekat, Gracio pun tidak memakan waktu yang lama untuk pulih dari luka nya, yang artinya ia akan mengikuti kejuaraan tersebut bersama tim nya.

"Shan lagi nungguin Gracio ya?" ucap seorang pria bernama Alvino Adijaya Putra, salah satu murid berprestasi bidang akademik di sekolahnya, kesayangan para guru dan lumayan tampan namun kalo soal tampang jelas lebih tampan Gracio pastinya, bukan rahasia lagi jika lelaki ini tertarik dengan Shani, kekasihnya..

"Eh iya nih Vin, kamu sendiri abis ngapain nih?" balas Shani, ia hanya bersikap ramah kepada teman olimpiade nya, Shani dan Vino merupakan siswa yang sering mengikuti olimpiade namun bedanya Shani sedikit nakal di sekolahnya berbeda dengan Vino yang rajin dan taat pada aturan.

"Dari ruang guru, ada sedikit arahan untuk olimpiade nanti, btw kamu ikut kan ya?" tanya Vino

"Ikut Vin, tapi keknya beda tempat deh sama kamu" balas Shani

"Ada perubahan si aku denger denger, semoga kita satu tempat ya biar ada temennya kan ga canggung" ucap Vino yang hanya di balas senyuman oleh Shani

"Yaudah aku duluan ya Shan, mau masuk kelas nih" ucap Vino dan dengan reflek iya mengusap rambut Shani tentu saja sang empunya terkejut dengan tindakan tersebut dan sedikit menjaga jarak dari Vino

"M-maaf Shan reflek" ucap Vino tidak enak karena Shani merasa tidak nyaman

"Lain kali jangan gitu ya Vin" balas Shani dan langsung menjauh dari keberadaan Vino

Gracio pun melihat kejadian di pinggir lapangan tadi tentunya Gracio sangat kesal sehingga ia membantingkan bola basket yang ia pegang tadi cukup keras, dan langsung ke pinggir lapangan untuk istirahat sebentar, namun setelah itu ada seseorang yang menempelkan minuman dingin di pipinya, ia pun melihat kebelakang ternyata Anin, ia kira Shani datang untuk memberinya air.

"Nih, minum dulu cemburu juga butuh tenaga" ucap Anin

"Makasih" ucap Gracio singkat dan langsung meneguk habis minuman yang di berikan Anin

Tanpa sadar, ada seseorang yang melihat hal itu pun langsung memutar balik badannya dan membuang minuman yang telah ia beli untuk Gracio.

"Ngedip dikit tu cewe modus" ucap Shani, Shani melihat Anin yang sedang memberi minum kepada kekasihnya tentu kini ia sedang terbakar oleh api cemburu, kalah dengan Anin adalah hal yang Shani tidak suka.

Setelah kejadian di lapangan Gracio menghilang bak di telan bumi, Gracio sudah 3 hari tidak bisa di hubungi, sekolah tidak hadir, teman temannya pun tidak ada yang tahu keberadaannya, Shani pun akhirnya pergi ke rumah Gracio untuk memastikan keadaan kekasihnya itu.

"Shan, ayo bareng ini dah mendung banget loh"

"Ngga Vin, aku naik ojek aja. Makasi tawarannya" balas Shani

"Kali ini aku ga terima penolakan" jawab Vino

Akhirnya Shani pun mau tak mau ikut dengan Vino, jujur dirinya sangat tidak nyaman berada di posisi seperti ini takut Gracio salah paham, tapi karena keadaan mendesak ia pun harus rela di boncengi oleh lelaki ini.

"Vin anter aku ke rumah Gracio ya" ucap Shani

"Yakin? ini mau ujan loh, ga besok aja?" tanya Vino

"Anterin aku sekarang Vin" jawab Shani

"Siap tuan putri" balas Vino

Namun saat sampai ke tempat tujuan, rumah Gracio tidak berpenghuni, Shani pun heran kemana sebenarnya Gracio ini, bahkan ayah dan adiknya pun tidak ada disana.

About youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang