01 | Nerasya Aqilla

64 18 13
                                    

Gadis berusia 17 tahun itu menatap malas wanita paruh baya yang tampak menjelaskan pelajaran di hadapan kelas, pelajaran bahasa indonesia yang selalu saja membosankan menurutnya. Ditambah lagi dengan suara guru yang terdengar tak berenergi itu seperti lullaby di telinga Nerasya Aqilla atau sebut saja Aqilla.

Aqilla menguap sekali lagi mungkin sudah lebih 10 kali ia seperti itu. Gadis itu kemudian menyembunyikan wajah ngantuknya di balik buku, untungnya tempat duduknya yang berada di belakang kelas membuat guru di hadapan sama sekali tidak menyadari kelakuan Aqilla.

Perlahan tapi pasti Aqilla akhirnya terlelap di balik buku paket bahasa indonesia yang menutupi wajahnya.

Gadis lainnya yang duduk tepat di samping Aqilla hanya menggelengkan kepalanya menyadari tingkah teman sebangkunya itu sebelum kembali mencatat apa yang dijelaskan oleh guru matapelajaran bahasa indonesia di hadapan sana.

"Non?"

"Nona Aqilla?"

"Kenapa Pak?"

"Nona Aqilla den."

"Eh ketiduran ya pak, yaudah biar Nathan aja pak yang bangunin."

"Bapak bawain koper Aqilla aja ke dalem."

Sayup-sayup terdengar suara beberapa orang di telinga Aqilla, suara guru bahasa indonesia yang membuatnya terlena tadi hilang begitu saja tergantikan dengan suara beberapa pria.

"Qil, Qilla."

Mata Aqilla yang tadinya terpejam sontak terbuka lebar tatkala ia merasakan elusan pelan di rambutnya disertai dengan suara seorang pemuda.

Wajah tampan seorang pria asing menyambutnya tatkala membuka mata, tangannya tanpa sadar tergerak mendarat di pipi pria itu.

Aqilla melongo menatap tangannya yang gementaran. Hey! Dia tidak sengaja!

"Naqilla, gini kamu nyambut abang?" Desis pria itu sembari meringis, untungnya tamparan dari adiknya itu tidak terlalu kuat.

"Ma-maaf g-gue nggak sengaja." Gumam Aqilla masih belum menyadari sesuatu.

Beberapa detik setelahnya gadis itu menatap panik ke sekelilingnya, bukankah ia seharusnya berada di sekolah? Lalu kenapa saat ini ia sudah berada di mobil? Dan juga mobil siapa ini?!

Aqilla mengalihkan tatapan ke arah pria tampan yang tadi tak sengaja ia tampar, pria itu masih setia berdiri di samping mobil sambil menatap tajam ke arahnya. Sebenarnya siapa dia? Aqilla merasa tak mengenalnya.

Pikiran liar mulai merambat ke benaknya. Jangan-jangan ia diculik? Tapi kalau pria tampan ini yang menculik sih Aqilla rela-rela aja hehe.

Sedangkan si pria remaja menatap gadis yang merupakan adiknya itu dengan tatapan aneh, setelah menamparnya tanpa rasa bersalah sekarang adiknya itu tersenyum-senyum? Apa adiknya sudah gila? Dan apa-apaan itu?! Sejak kapan adik manisnya menggunakan kosa kata gue?! Apa setahun berada di kota lain bisa membuatnya berubah seperti ini?

"Ayo masuk!"

Lamunan Aqilla membuyar mendengar titah pria itu, dengan kebingungan ia mengikuti langkah pria itu melangkah memasuki rumah asing yang tampak sangat megah dan mewah. Bukan rumah melainkan istana!

"Gue diculik orkay ya? Tapi ngapain anjir?" Gumamnya nyaris tak terdengar, matanya meliar kesana kemari menatap kagum rumah mewah yang ia jejaki ini. Baru pertama kali Aqilla melihat rumah semewah dan secantik ini. Ia sendiri berasal dari panti asuhan.

"Ngapain kamu mangap-mangap?"

Aqilla yang merasa tertangkap basah menatap kagum rumah itu sontak cengengesan sembari menggaruk-garuk rambutnya.

"Sana ke kamar istirahat, Papah Mamah pulangnya malem."

Aqilla melongo di tempat tak memahami satupun hal yang terjadi padanya. Hah? Papah Mamah? Sebenarnya ia berada dimana sekarang?

"Bibi tolong bawain koper Naqilla ya."

Entah sejak kapan seorang wanita paruh baya sudah berdiri di samping Aqilla, "Mari non!"

Dengan linglung Aqilla mengekori langkah kaki wanita itu, memasuki lift yang mengarahkan mereka ke lantai 2. Setelah pintu lift terbuka wanita yang Aqilla ketahui adalah maid di rumah ini kembali menuntunnya ke pintu berwarna putih yang bertuliskan nama 'Naqilla' di hadapannya.

Naqilla? Siapa?

Sudah lebih 5 menit Aqilla habiskan merenung di dalam kamar asing yang sama sekali tak ia ketahui punya siapa. Pemilik kamar ini Naqilla dan tadi pria asing itu memanggilnya dengan nama Naqilla. Aqilla masih ingat dengan jelas namanya Nerasya Aqilla, nama yang diberikan oleh Bunda Naira pemilik Panti asuhan Kasih.

Sebenarnya apa yang sudah terjadi sehingga ia berakhir disini? Padahal seingat Aqilla ia hanya tidur semasa pelajaran bahasa indonesia. Apa ini hukuman karena sering ketiduran di sekolah? Kalau tau begini harusnya Aqilla tidur terus!

Aqilla menggeleng-gelengkan kepala mengusir pemikiran konyol yang hinggap di benaknya. Ia beranjak dari duduknya mendekati tas dan koper yang kata pria tadi itu miliknya.

Aqilla mengeluarkan semua barang dari dalam tas kecil itu, siapa tau ia bisa mengetahui tentang siapa itu Naqilla. Tangannya mengambil ponsel dan dompet, dari yang ia lihat hanya dua barang ini yang bisa membantunya.

Jarinya mulai mengotak-atik ponsel dengan casing berwarna soft purple itu. Ajaibnya ponsel itu terbuka begitu saja, ia kebingungan sehingga akhirnya Aqilla sadar ponsel itu terbuka karena sidik jarinya. Dalam arti kata lain ponsel itu miliknya? Tapi Aqilla tidak mempunyai ponsel semewah dan semahal ini. Sekali lihat saja Aqilla tau itu pasti ponsel keluaran terbaru mirip seperti milik Rosaline teman sebangkunya.

Tanpa sadar jari Aqilla tergeser layar ponsel yang langsung memasuki aplikasi kamera, wajah gadis cantik disana membuat Aqilla tertegun. Sejak kapan wajahnya secantik itu? Kemana wajah pas-pasan miliknya? Rambutnya juga sejak kapan sepanjang itu? Kemana rambut sebahunya?

Pupil matanya melebar ponsel itu langsung saja terlepas dari tangannya, Aqilla menatap kesana kemari panik! Apa ia merasuki tubuh orang saat ini? Tidak-tidak! Tidak mungkin! Tidak masuk akal! Sepertinya keseringan membaca novel tentang perpindahan jiwa membuat Aqilla bermimpi yang tidak-tidak!

"Iya! Ini pasti mimpi!"

"Ayolah Aqilla bangun!"

Hatinya meyakinkan dirinya yang ini hanya mimpi sedangkan otaknya merasa ini semua terlalu nyata untuk menjadi mimpi.

"Kata orang di mimpi kita nggak ngerasain sakit!" Aqilla buru-buru mencubit lengannya.

Sakit!

"Hehe i-ini nggak mungkin kan?"

TBC

OMG! I just realize bab ini abis edit nggak ke publish. Oh god terlalu sibuk nugas sampe lupaaaa 💆🏻‍♀️💆🏻‍♀️

Nvm-

Even tho sedikit sakit hati.

Mrs. Butterbye
13 September 2024

Aqilla; Plot Breaker.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang