3

61 12 59
                                    

Jimin.

Perasaan itu masih bertahan dua hari kemudian.

Entah kenapa, sepertinya aku tidak bisa melepaskannya, dan hal itu mengganggu semua hal lain dalam hidupku.

Tadi malam, untuk pertama kalinya, aku tidak bisa turn-on. Aku tidak tertarik berhubungan intim dengan Yunji. Faktanya, aku merasa sangat jijik dengan sentuhannya.

Dia menerima alasanku yang lelah sehari sebelumnya karena membantu menyiapkan pesta dan kemudian menghabiskan hari bersama putraku, tapi berapa lama dia akan mempercayai alasan itu?

Yang ku rasakan sekarang, aku tidak akan pernah berhubungan seks lagi. Aku tahu itu hanya perasaan sesaat, tapi saat ini rasanya seperti apa masa depanku nantinya. Aku hanya berharap aku tahu mengapa perasaan ini sangat memukul ki sekarang, beberapa bulan setelah perceraian.

Aku merasa sedih seolah hidup tidak ada artinya lagi. Aku mencoba mengingatkan diriku sendiri tentang semua alasan mengapa aku tidak lagi mencintai Yeorin, tapi dalam hidupku, sepertinya aku tidak dapat mengingat satupun alasan tersebut atau hal-hal yang kuingat, sepertinya tidak lagi penting.

Kupikir inilah yang kuinginkan. Aku mulai panik tentang apa yang telah kumiliki selama ini. Kupikir aku menginginkan lebih. Aku yakin ada sesuatu yang hilang dalam hidupku, dan kupikir aku telah menemukannya bersama Yunji.

Jadi mengapa aku merasa seperti ini?

Mengapa aku mulai merasa tidak puas dan hampa?

Apakah karena anak-anak?

Apakah karena itu?

Apakah pikiran akan kehilangan kehidupan mereka yang membuatku merasa seperti ini?

Aku sangat ingin mencari alasan, penjelasan untuk perasaan tidak nyaman yang terus menghantuiku.

Ada sesuatu tentang akhir pekan yang membuatku tersulut, hanya saja aku tidak yakin apa tepatnya. Apakah karena teman-teman dan keluargaku telah melanjutkan hidup mereka tanpa aku, termasuk mantan istriku?

Atau karena anakku begitu mudah bergantung pada sahabatku?

Atau mungkin karena Yeorin mengabaikan kehadiranku saat berkendara kembali ke rumah yang pernah kami tinggali bersama.

Apa pun itu, hal itu membuatku merasa tidak menentu, seperti duniaku entah bagaimana tidak seimbang. Apakah aku sudah tidak mencintai Yunji lagi?

Benarkah?

Apakah semuanya akan berbeda jika teman-teman dan keluarga ku menerimanya?

Mungkin itu saja.

Mungkin aku hanya merindukan kehidupan sosial ku di luar hubungan ku dengannya. Aku harus melakukan sesuatu tentang itu dan aku tahu harus mulai dari mana.

.
.
.

Yeorin.

Aku merasa gugup setelah mencoba untuk kembali bekerja. Namun, sudah waktunya. Hanya beberapa bulan lagi sampai Yunwu mulai bersekolah selama beberapa jam setiap hari, dan bahkan dengan Jihan, itu akan sedikit memberiku ruang; selain itu, tetap lebih baik untuk memulai lebih awal karena siapa yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar menemukan sesuatu.

Satu hal yang akan ku katakan adalah, bersikap baik kepada teman-teman dan keluarga pasangan mu akan membantu selama itu diperlukan. Aku tidak pernah menghalangi persahabatannya dan selalu menyambut; rumah ku selalu terbuka, siang atau malam, untuk siapa pun yang membutuhkan.

Karena keluarga ku tinggal di seberang Kota, rumah keluarganya menjadi milik ku, dan aku memelihara hubungan itu sebaik mungkin sebelum dan setelah kami menikah.

the other womanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang