6

85 12 67
                                    

Yunji.

Aku harus berhenti stres dan khawatir tentang setiap hal kecil.

Jimin telah membuktikan bahwa dia telah memilihku, namun aku terus mengalami serangan paranoia di mana aku mengira segalanya akan memburuk setiap menit. Dia telah bertindak sangat tidak wajar akhir-akhir ini, bahkan sejak pesta itu, sehingga aku mulai curiga dia mulai takut.

Jelas, Jimin keluar sore ini saat istirahat makan siang untuk mencari pancuran dan tidak menemukan yang dekat kantor dan telah pergi lebih jauh malam ini setelah bekerja untuk mendapatkan apa yang aku inginkan.

Aku tidak tahu mengapa aku begitu khawatir. Dia selalu berhasil. Aku hanya khawatir tanpa alasan. Aku hanya berharap aku bisa segera hamil sehingga kami bisa punya bayi 'milik kami', dan anak-anaknya dengan wanita itu tidak akan lagi menjadi hal yang penting dalam hidup kami.

Aku tidak peduli apakah itu kasar atau egois. Memiliki anak-anaknya di sekitar berarti memiliki wanita itu dalam hidup kami, dan aku muak akan hal itu.

Aku sudah berhenti minum pil kontrasepsi beberapa bulan yang lalu, tetapi sejauh ini, tidak ada yang berubah. Aku hanya harus berusaha lebih keras dari yang ku kira.

.
.
.

Yeorin.

Kami membuat semacam rutinitas, di mana setiap hari, Yungie akan tiba di rumah sekitar pukul sembilan atau terkadang lebih awal jika dia tahu aku mengalami kesulitan dengan anak-anak pagi sebelumnya.

Karena dia bekerja dari rumah, dia akan membawa laptopnya dan menyiapkannya di ruang tamu tempat dia bisa membantu ku mengawasi anak-anak yang tidak selalu ingin bermain di ruang bermain mereka.

Hampir setiap hari, dia selesai pukul dua belas. Aku tidak tahu apa yang dia lakukan, dan aku tidak cukup berani untuk bertanya. Dia akan membantu ku menyiapkan makan siang, dan kemudian kami berempat akan pergi ke suatu tempat, entah taman atau playground. Semua acara jalan-jalan kami ditujukan untuk anak-anak kecuali kunjungan ku seminggu sekali ke ruang kemarahan.

Kami biasanya minum kopi bersama di pagi hari yang kami berdua sukai dan semakin kami nanti-nantikan. Dan meskipun tidak banyak yang berubah di antara kami secara seksual, ketegangan telah meningkat sampai-sampai puting ku mengeras saat mendengar suaranya.

Ketika aku melihatnya berinteraksi dengan anak-anak, yang sangat memujanya, seperti ketika dia meletakkan Jihan di gendongannya dan mengikatnya di dadanya saat dia berada di atas treadmill dan fakta bahwa Yungie sempat memesan treadmill mainan untuk Yunwu agar bisa dimainkan saat kami berolahraga bersama, semua membuat ku berharap aku telah membuat pilihan yang lebih baik untuk anak-anak ku.

Melihat apa yang bisa dilakukan seorang pria untuk mu dan anak-anak mu dibandingkan dengan apa yang pernah kau terima sedikit membuka mata dan sangat membingungkan. Namun, aku tidak mengatakan apa-apa; aku terus memperhatikan karena orang-orang selalu menampilkan yang terbaik.

Dan kemudian tibalah hari untuk menginap pertama Jihan bersama ayah dan pacarnya. Ku pikir aku sudah siap, tetapi seiring berjalannya waktu, tubuh ku mengalami semacam syok, dan aku merasa kepanasan dan kedinginan sehingga Yungie harus memangku ku sampai gemetarnya berakhir.

Sekitar satu jam sebelum Jimin seharusnya datang menjemput anak-anak, bel pintu berbunyi, dan aku terkejut melihat siapa tamu ku. Kedua mantan mertua ku, bersama dengan kedua mantan saudara ipar perempuan ku, Jihye, yang tertua berusia dua puluh lima tahun, dan Jisoo, yang termuda berusia tujuh belas tahun.

Namun, mereka bukan satu-satunya orang di sana; ibu Yungie, juga ada di sana.

"Apa yang kalian lakukan di sini?"

the other womanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang