Chapter 1 : dimulai.

152 25 3
                                    

Suasana pagi hari yang sunyi, hawa dingin mulai menerpa dari jendela yang terbuka, gorden pun bergerak seolah menandakan bahwa hari ini sangat sejuk.

[Name] menerjapkan matanya sejenak, merasa terganggu dengan adanya sedikit cahaya yang memantul ke arahnya, dia melihat atap ruangan nya sangat berbeda dari kamar miliknya itu.

"Huh.. apa apaan? dimana aku? apa aku tidur sambil berjalan?" [Name] perlahan menyadari adanya perubahan sesuatu di tubuhnya, bahkan suhu ruangan nya. Kemudian dia melihat ke arah kanan, dimana kaca berada.

"A-apa apaan?! apa aku masih bermimpi sekarang?!!" dia masih mencoba mencerna kejadian yang menimpanya itu, tolong dimaklumi nyawa nya masih 50%.

Dengan tergesa [Name] bangun dari kasurnya dan beranjak ke arah kaca tersebut. Dia meraba wajah, rambut, bahkan hingga tubuhnya pun dia pegang, dengan kesadaran 50% dia mencoba mencubit pipinya sendiri.

Dia merasakan sakit menyebar di area pipinya, menandakan bahwa kejadian ini asli terjadi.

"Ouch.. apa ini asli? Astaga, aku masih tidak percaya bahwa akan menjadi Ra - Im! tunggu- apa ini yang dinamakan transportasi? transisi? translate? apalah itu!"

dengan tampang bodohnya itu dia merenggut kesal, bingung akan apa yang dia ucapkan. Namun, sekarang bukan saatnya untuk memikirkan itu, [Name].

"... Jadi berpindah dimensi itu benar adanya, ya? baiklah. Sepertinya sudah saatnya merubah masa depan Ra - im yang kacau ini! hehehe~" lanjutnya sembari terkekeh pelan, merasa niatnya ini akan menjadikan dia Mc, padahal menang benar dia Mc.

Saat sedang terkekeh seperti orang gila itu, tiba - tiba pintu kamarnya dibuka oleh perempuan pendek berambut ungu itu.

Ya, itu Shim soo ae atau Mc di dunia OTL yang sebenarnya, dia datang dengan seragam yang terpasanh rapih namun terlihat agak besar.

"[Name], apa yang kau lakukan sekarang? bukankah kita harus bergegas ke sekolah? lihat, sebentar lagi kita terlambat!" ucap Soo ae setelah melihat adik— ah tidak, lebih tepatnya saudara angkatnya itu masih berpakaian tidur.

[Name] terkejut dengan kehadiran Soo ae di kamarnya, dengan bergegas dia berperilaku normal dan membalas ucapan Soo ae yang berada di depan pintu kamarnya itu.

"A-aku.. ah tidak! maaf, tunggu sebentar aku akan segera bersiap sekarang!" Lanjut [Name] dengan nada tergesa, dia mengambil handuk dan mulai kabur ke arah kamar mandi.

Meninggalkan Soo ae yang kebingungan. Soo ae memutuskan untuk keluar dari kamar [Name] dan menunggunya di meja makan.

.
.

[Name] keluar dari kamar mandi dengan tergesa, dengan cepat ia berganti seragamnya. Berbeda dengan Soo ae, seragam [Name] terkesan pas di tubuh, menampilkan lekukan indah tubuhnya yang ideal.

Dengan segera ia memakai roknya dan memakai kaos kaki dengan perasaan terburu buru, Dia keluar dari kamar dan melihat Soo ae yang berada di meja makan menunggunya.

"[Name]? ayo cepat habiskan sarapan itu, aku akan menunggu mu, makan dengan perlahan supaya tidak tersedak."

dia berkata dengan nada khawatir setelah melihat [Name] yang tersenggal karna dia terburu buru, dengan segera [Name] duduk di hadapan Soo ae.

Memakan roti sandwich tersebut dengan terburu - buru, sarapan kali ini di hindangkan bersama sandiwch dan susu putih.

Setelah memakan sarapan nya itu dan menghabiskan susunya, [Name] mulai beranjak dan menepuk bahu Soo ae perlahan, "Ayo. kita berangkat sekarang."

Mereka berdua keluar bersama, tidak lupa mengunci pintu tersebut. Turun dari lift yang mengantarkan mereka kebawah, berjalan beriringan untuk menaiki transportasi umum, berharap tidak akan ketinggalan karna [Name] yang terlambat bersiap itu.

.
.
.

Di kelas, [Name] duduk tepat didepan Soo ae. Dia memperhatikan isi kelas tersebut, masih mencoba menetralkan suasana hatinya yang tantrum karna terlalu bahagia.

Disaat dia masih memperhatikan isi kelasnya itu, dia melihat Soo ae sedang foto selfie dengan pose menyun andalan itu.

'Apa sudah dimulai ceritanya? baiklah, sepertinya begitu.' [Name] bermonolog di dalam hatinya, memantapkan ucapannya setelah melihat tangan Soo ae yang bergetar menahan kesal itu.

SIDE POV

Soo ae menatap ponsel di tangannya dengan ekspresi sedih, 'Masa tidak ada seorang pun di dunia ini yang akan menyukaiku? ...' dia terus menatap ponsel di tangannya.

Hingga dia mulai beranjak dari tempat itu dengan perasaan kesal, 'Zero itu terlalu kejam!' ucapnya sambil memasukan ponselnya ke dalam kantung roknya.

[Name] hanya menggelengkan kepalanya terkekeh, tiba - tiba dia dipanggil oleh salah satu npc kelas, mengajak [Name] untuk pergi ke kantin bersama.

Ah. dia baru ingat, sekarang sudah jam istirahat, baiklah. waktunya isi tenaga untuk menghadapi badai masalah yang akan terjadi!
.
.
.
Author line —

Halo, gimana cerita part ini? permulaan baru di mulai, masih banyak rintangan badai mendatang~

Chapter pertama sengaja aku singkatin karna di weebton aslinya, cerita awal langsung mundur ke 2 minggu lalu. Karna mc kita baru transmigrasi sekarang jadi aku skip aja, karna takut ga nyambung nanti!

Thankyou buat yang masih setia baca cerita gabutku ini love u sekebon guys ♥
jangan lupa tinggalkan jejak, voting~

Salam hangat dari penulis!

2 September, 2024
758 words.

𝐃𝐢𝐝 𝐈 𝐉𝐮𝐬𝐭 𝐁𝐞𝐜𝐨𝐦𝐞 𝐘𝐨𝐨 𝐑𝐚-𝐈𝐦? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang