[05] The Devil Bones

2 2 0
                                    

Tulang itu tidak seperti yang Cedric bawa tadi, hanya berujung runcing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tulang itu tidak seperti yang Cedric bawa tadi, hanya berujung runcing. Tulang itu memiliki satu pokok di tengah dengan dua ujung tajam di kiri dan kanan. Bukan hanya satu melainkan banyak, persis seperti tulang ikan tapi dengan ukuran 6 kali lebih besar.

Hampir separuh senjata itu berada di dalam tubuh Ela. Mengoyak perutnya menjadi dua dari dalam. Warna merah darah terlihat sangat kontras dengan kemeja putihnya dan senjata itu. Warna itu melebar dengan cepat. Menetes cepat dari tiap-tiap ujung lancip tulang-tulang itu dan jatuh ke daratan hitam di bawahnya.

Elaina masih berada di udara, napasnya mulai tersenggal. Meskipun begitu ia berusaha keras menahan agar sinar pink-nya tetap menerangi goa. Sean dan Cecil tercengang tidak bergerak, terlalu kaget untuk mencerna.

"Apa ini ilusi?" tanya Sean lirih tanpa mengalihkan pandangan dan terus menahan kuda-kuda menyerangnya.

Cecil mengeratkan pegangan pada belatinya. "Tidak."

Cedric kembali menyeringai yang langsung membuat bulu kuduk Cecil meremang. Detik selanjutnya, Ela mengejang dan menjerit kala Cedric menarik tulang itu dengan keras dan kasar.Ela langsung terperosok menghantam daratan. Seluruh goa sontak gelap gulita.

"HIHIHI!" Cedric terkikik dengan suara melengking, membuat semua orang menahan napas. "Ini bukan ilusi. Dasar kalian anak-anak bodoh!"

"Sudah jelas dia kerasukan makhluk liur itu. Kau bisa merasakannya?" tanya Sean.

Cecil mengangguk pelan. "Bisakah kau menahannya sebentar supaya aku bisa menarik Ela kemari?"

Mereka harus bertindak tenang, tidak boleh gegagah. Jika salah langkah, bisa-bisa Ela kembali diserang. Terlebih keadaan saat ini yang masih gelap gulita.

Suasana seketika hening, hanya terdengar suara cekikikan Cedric yang menggema di sepanjang lorong. Sean memandang ke depan tanpa berkedip. Tiba-tiba sebuah bola kecil dengan sinar ungu melesat cepat dan berhenti di depan wajah Cedric yang tersenyum lebar.

Tanpa berkata apa pun Sean segera mengayunkan rantainya untuk menyabet Cedric yang dihindari dengan baik oleh pemuda berambut putih itu sambil tertawa keras. Cecil tahu Cedric itu gila, tapi makhluk yang merasukinya membuatnya jadi jauh lebih gila.

Setiap kali Cedric bergerak, bola ungu Cecil mengikutinya secara tepat. Memudahkan Sean mengarahkan serangannya di dalam gelap. Selagi kedua orang itu sibuk, Cecil melesat cepat memprediksi titik buta dari pertarungan keduanya dan mengambil tempat aman untuk lewat. Dalam sepersekian detik, ia sudah sampai di samping Ela.

"Ela! Bangun." Cecil menggoyang-goyangkan tubuh gadis itu pelan.

Ela merintih, samar-samar Cecil melihat tangan gadis pink itu bergerak lemah dan berhenti di atas lukanya. Cahaya kecil kembali muncul. Napas Ela semakin memburu, keringatnya terasa dingin di tangan Cecil. Namun, tidak ada yang bisa ia lakukan untuk membantu.

Gehennomias: The Dark HorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang