8

2K 201 24
                                    

Tidak semua hal berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan, dan tidak semua orang mengerti akan hal itu.

Saat ini Erine berada diposisi binggung, antara memilih Aldo atau Oline, soal omonganya pagi itu dengan Oline kini Erine kembali dihantui dengan perasaan binggung ini.

Mereka sedang berada dikantin, Lana duduk tepat disebelahnya, untuk periode waktu ini Erine hanya memiliki Lana sebagai temanya, sebenarnya banyak yang ingin bertemanya namun, Erine sendiri yang memilih untuk tidak terlalu dekat dengan siapapun kecuali Lana.

Seperti yang Erine katakan, dirinya dan Lana sudah berteman cukup lama, kalau tidak salah dimasa-masa putih biru, sebagai seseorang yang hampir setiap hari bersama Erine, tentu saja Lana mengerti semua hal tentang sahabatnya itu.

Mulai dari kebiasaanya, hal apa saja yang membuatnya bad mood, dan banyak yang lainya.

Seperti pada sebelumnya, lagi dan lagi Lana melihat Erine hanya diam menatap tanpa napsu ke arah bakso didepanya.

"Di makan Rine, sayang banget cuman diaduk-aduk begitu." ujarnya.

"Gue lagi ngak mood Lan, kalau lo mau makan ajah." ucapnya sambil mendorong mangkuk baksonya ke arah Lana.

"Ada masalah lagi ini pasti, cerita dong jangan dipendem masalahnya."

Erine melirik ke arah Lana, lalu dia menghela nafas.

"Akhir-akhir ini gue lagi binggung banget sama perasaan gue sendiri Lan."

"Maksudnya?" potong Lana.

"Gue egois ngak sik Lan?" tanyanya lagi.

Lana terdiam sebentar sebelum dia tau kemana arah pembicaraan ini.

"Gue sayang banget sama kak Aldo, lo tau kan kita udah lama banget punya hubungan, gue ngak bisa mutusin hubungan cuman karna status gue sekarang... Tapi ortu gue seneng banget sama status gue yang sekarang, gue binggung banget Lan, kalau gue milih Aldo gimana perasaan orang tua gue? Trus kalau gue milih Oline gimana Aldo?..." lanjutnya dengan lemas, dan menjatuhkan kepalanya dimeja kantin.

"Ribet banget dah perasaan lu Rine, jangankan lo gue ajah yang ngak ngalamin denger cerita lo ajah udah binggung." jawab Lana.

"Ehh tapi lo ngak mau coba bener-bener buka hati buat Oline?"

"Gue udah coba, gue udah coba nerima dia sebagai pasangan gue, dan bahkan gue udah sempat pasrah sama hubungan gue dan Aldo, tapi apa? Gue tetep ngak bisa Lan."

Lana menghela nafas.

"Saran gue lo jangan egois, relain salah satunya, kalau ngak mau kehilangan keduanya, lo ngak asing lagi kan sana kalimat 'People come and go' kalau lo terus egois kayak gini Rine, bisa jadi keduanya bakalan pergi, ngak menutup kemungkinan kan kalau Oline juga cape sama keadaan sekarang? Apalagi status kalian udah nikah, tapi lo masih ngak bisa nempatin hati lo buat dia."

Erine berfikir sejenak.

"Saran lo pait banget, gue takut Lan..."

"Rine sekarang bukan waktunya main-main, lo udah dewasa seharusnya lo tau yang mana yang harus lo pioritasin dan ngak, mungkin gue kelewatan ngomong gini sama lo, tapi saran gue lebih baik lu putusin kak Aldo dan fokus sama Oline.."

"NO!!" geleng Erine cepat dan menatap tajam ke arah Lana.

"Ngak semudah itu, Lan gue bakalan cari cara lain, dimana gue masih bisa dengan kak Aldo, dan hubungan gue juga baik sama Oline, dengan begitu gue ngak bakalan perlu kehilangan keduanya kan?" pungkasnya disertai senyum.

"Rine lo gila? Serius ajah!! Lo ngak bisa mainin perasaan anak orang begitu Rine.."

"Terus gimana lo rela liat gue sama kak Aldo pisah, dan milih Oline tapi gue ngak bahagia?"

Kakak kelas galak itu istriku (ORINE)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang