"Ha ... ha ... ha .... "
Tawa Latisya sangat menggelegar saat mendengar cerita Safeea yang benar-benar memalukan.
"Berhenti ketawa, Latif!" protes Safeea merasa kesal.
Mereka sekarang sedang berjalan menuju kelas. "Tinggal tunggu kabar dia membatalkan perjodohan kalian saja," ucap Safeea.
"Tapi beneran dia akan batalin perjodohan kami? Soalnya, gue gak mungkin bisa batalin, lu tahu sendiri gimana bokap gue," keluh Latisya.
"Ya, menurut gue sih dia bakalan ilfeel. Kalau dia masih ingin tetap melanjutkan perjodohan ini, berarti dia kelainan," ucap Safeea.
Mereka sama-sama masuk ke dalam kelas dan menduduki salah satu kursi yang ada di sana.
Semua orang di dalam kelas itu terlihat sibuk berbincang dan segala aktivitas lainnya sampai seorang pria tampan bersama asisten rektor masuk ke dalam kelas yang ricuh.
Pria itu mengetuk pintu kelas yang terbuka. Dan semua perhatian kini tertuju pada sosok itu, Safeea yang kaget melihat sosok itu langsung bersembunyi di kolong meja hingga kepalanya ke pentok meja.
Mendengar itu, semua mata tertuju kepadanya. "Kau baik-baik saja?" pertanyaan Umar, asisten Rektor.
Latisya melihat ke arah Safeea yang berjongkok di bawah meja. "Lu kenapa?" tanya Latisya.
"Sial, itu dia," bisik Safeea.
"Hah? Kenapa?" tanya Latisya yang tidak mendengar ucapan Safeea.
"Kamu yang berjongkok di bawah meja, cepat bangun. Apa yang kamu lakukan di sana," seru Umar.
Akhirnya, mau tidak mau, Safeea bergerak perlahan dengan kepala menunduk hingga rambutnya sedikit menutupi wajah.
"Saya habis mengambil pena, Pak. Saya baik-baik saja," jawab Safeea berusaha tenang tanpa melihat ke arah pria di depan sana.
"Harap tenang semuanya. Saya akan perkenalkan orang di samping saya ini, Pak Shafiq Qumara dosen mata kuliah psikologi komunitas, yang menggantikan Bapak Zulfikri. Mulai hari ini, beliau akan mulai mengajar di kelas ini," ucap Umar. "Silakan Pak Zayn." Umar keluar dari kelas tersebut.
"Selamat pagi semuanya, saya Shafiq Zayn Qumara, kalian bisa memanggil saya pak Zayn. Mulai hari ini, saya akan mengajar ilmu psikologi komunitas."
Perkenalan singkat yang membuat para mahasiswi terkagum-kagum dengan ketampanan Zayn. Sedangkan Latisya terus mencolek lengan Safeea yang menundukkan kepalanya, sama sekali tidak ingin mengangkat kepalanya.
"Dia?" bisik Latisya dan Safeea memberi kode dengan matanya kalau kesimpulan Latisya benar.
"Pak, maaf, mohon ijin ke kamar mandi," ijin Latisya dengan cepat.
"Ya, silakan," jawab Zayn.
"Um, Pak, sa-saya juga ijin ke toilet," ucap Safeea mengangkat tangannya dan kini tatapan Zayn tertuju pada sosok wanita yang masih menundukkan kepalanya.
"Tidak diijinkan," jawab Zayn dengan singkat.
"Eh? Ke-kenapa? saya juga ingin buang air," protes Safeea yang kini melihat ke arah Zayn dan tatapan mereka bertemu. Kedua mata Safeea membulat, dia langsung menundukkan kepalanya kembali.
"Ya sudah, Pak. Lanjut saja," jawab Safeea akhirnya. 'Ah sial! Bagaimana bisa dia dosen baru di kampus? kesialan apa ini?' batin Safeea merutuki dirinya sendiri. Apalagi saat mengingat kejadian kemarin, dia benar-benar malu sampai ke ubun-ubun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Milik Mas Dosen
Teen FictionSafeea menggantikan sahabatnya Latisya untuk bertemu dengan Zayn, pria yang dipilihkan orang tua Latisya untuk menikah dengannya. Safeea berusaha membuat Zayn ilfeel dan membatalkan perjodohannya dengan Latisya. Perjodohan mereka memang batal, tetap...