★ ── 𝟎𝟏. the end of beginning

237 20 8
                                    

𝗔𝗞𝗨 𝗠𝗘𝗡𝗔𝗥𝗜𝗞 gagang pintu, "Aku pulang," Aku berucap dengan lantang, meski begitu, tidak ada seorangpun yang menyambut kedatanganku ataupun menyahutiku, karena biasanya setiap aku pulang pasti terdengar suara ibu atau menyambutku langsung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝗔𝗞𝗨 𝗠𝗘𝗡𝗔𝗥𝗜𝗞 gagang pintu, "Aku pulang," Aku berucap dengan lantang, meski begitu, tidak ada seorangpun yang menyambut kedatanganku ataupun menyahutiku, karena biasanya setiap aku pulang pasti terdengar suara ibu atau menyambutku langsung. Tapi, tidak dengan hari ini.

Mataku bergulur menatap seisi rumah dengan suasana yang begitu sunyi, kecuali suara hembusan pelan air conditioner. 'Ibu keluar rumah dengan kondisi ac nyala?? Lain kali harus aku ceramahin buat hemat.' Aku celingak-celinguk saat menyadari bahwa dirumahku kini tidak ada orang lain selain diriku sendiri.

"Ayah pasti jalan lagi sama cewek jablay itu, tapi ibu kemana ya.." Aku berpikir sejenak memikirkan kemungkinan kemana ibu pergi. Beberapa menit terlewati hanya untuk berpikir, karena sudah lelah memikirkan hal tersebut, aku memutuskan pergi ke kamar.

Belum ada 5 langkah aku berjalan, netra ku menangkap secarik kertas yang ditindihi dengan remote agar tidak terbang kesana kemari, yang berada dekat televisi, dengan penasaran aku mendekat lalu meraih kertas tersebut dan membaca tulisan yang tertera disana dengan seksama.

'Ibu pergi dengan teman, makanan ada dimeja'

"Yah, padahal aku lebih senang kalau ibu mau melabrak ayah." Kalau saja ayahku bukan orang tajir melintir yang harta kekayaannya tidak habis-habis hingga 7 turunan, belokan, tanjakan, aku mungkin sudah memaksa-maksa ibuku untuk bercerai dengan ayah.

Setelah puas ber misuh-misuh dalam hati, aku meremas note kecil itu dan melemparnya ke tong sampah dipojok ruangan, dan tepat sasaran. Lalu melangkah ke dapur untuk menyimpan kembali makanan yang disiapkan ibu.

Bukannya kenapa, tapi aku sudah makan tadi, jadi mungkin aku akan memakan makanan itu untuk besok pagi. Bukan ingin menjadi durhaka, ya!!

Setelah beberapa saat, aku merasa bahwa ponselku yang berada di saku bergetar. Aku sempat bepikir bahwa aku menerima panggilan dari ibu, spontan aku menggapai ponsel dan membaca nama yang tertera.

orang sibuk ( ; - 3 - )

'Tumben.'

Dengan enteng jempolku menggeser ikon terima dan aku menaruh ponselku tepat disamping telinga menggunakan tangan kiri, sedang tangan kananku digunakan untuk mengemasi makanan-makanan yang telah disiapkan ibu.

"Yeoboseyo~~ kamu lagi senggang, letnan??" Ucapku pada seseorang ditelepon dengan nada bicara yang menyebalkan.

"Geli rasanya mendengarmu memanggilku begitu. Aku cuma mau mengabarimu, apa kau sudah makan??" Suara seorang pria terdengar dari seberang sana.

"Ne, aku sudah makan, bagaimana denganmu?? Apa besok kau ada jadwal??"

"Ini aku mau makan. Ya, besok aku ada operasi,"

"Iyakah?? Besok aku ada ujian percobaan. Semangatin, dong,"

Hingga obrolan kami terus berlanjut hingga pukul dini hari, entah itu membahas tentang bola-bola diseluruh penjuru langit, ikan kelelep, kebangkitan dinosarus, dan entah apa lah itu. Nggak berfaedah, ya?? Iya, tau.

𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄/𝐃; DUTY AFTER SCHOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang