kejadian? 2

158 9 0
                                    

Lanjut ni yeee

Vote

"Aaaaa,umur ku 16" kaya fourth

Mata Gemini sedikit melebar karena terkejut saat fourth mengungkapkan usianya. Dia tidak menyangka fourth akan mengakuinya dengan mudah.

"16, ya? Kupikir kamu setidaknya beberapa tahun lebih tua," katanya, suaranya dipenuhi dengan keterkejutan yang tulus.

Dia bersandar sedikit, ekspresi serius di wajahnya. "Jadi, kamu masih SMA?"

Fourth mengangguk, merasa malu dan lega karena dia telah memberitahukan usianya. Dia memainkan sedotan di minumannya dengan gelisah, menghindari tatapan Gemini. "Iya, aku masih SMA," gumamnya, pipinya sedikit merona. "Aku kelas dua"

Gemini tersenyum, menyadari mereka sama sama kelas 2

"Jadi kita berdua kelas dua, ya?"

Dia menyesap gelasnya, matanya tidak pernah lepas dari wajah fourth Kemudian, dengan nada riang, dia bertanya,“lo sekolah di sekolah mana,?”

Lalu fourth menceritakan bahwa dia baru saja pindah dari Amerika dan pindah sekolah ke SMA Bangkok international school karena ingin mempunyai banyak teman dari luar negri dan ternyata.....

Alis Gemini terangkat karena terkejut ketika fourth disebutkan bersekolah di Bangkok International School. Itu adalah sekolah bergengsi, terkenal dengan keberagaman siswanya dan lingkungan internasional. "Tidak mungkin, kamu bersekolah di Sekolah Internasional juga?" dia bertanya, ada nada tidak percaya dalam suaranya. Dia membungkuk, seringai muncul di sudut mulutnya. "Maksudmu, kita bersekolah di sekolah yang sama selama ini dan aku tidak memperhatikanmu?"

Lalu fourth menjawab Gemini"pasti lah ga pernah,kami baru aja pindah ke sini bulan ini dan yang artinya aku kelas dua tahun ini ada disini"

Gemini terkekeh, menggelengkan kepalanya tak percaya.

“Jadi kamu baru saja pindah ke sini bulan ini dan kita berada di sekolah yang sama tanpa memperhatikan satu sama lain?”

Dia bersandar di kursinya, memandang fourth dengan ekspresi geli. Dia kemudian menyeringai dan menambahkan, "Dan di sini kupikir aku mengenal semua orang yang pantas dikenal di sekolah.

Pond, yang dari tadi diam, tiba-tiba mengalihkan perhatiannya ke Phuwin. Dia mengamatinya sambil merenung sejenak, lalu angkat bicara.

“Hei Phuwin, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?”

Phuwin, yang diam-diam menyesap minumannya, menoleh ke arah Pond. Dia sedikit terkejut bahwa Pond benar-benar berbicara kepadanya, mengingat sikapnya yang tidak peduli. Namun dia berusaha menyembunyikan keterkejutannya dan menanggapinya dengan santai.

“Tentu, silakan. Ada apa?”

Lalu dengan cepat dan suara pelan dia berkata "boleh kah aku mendapatkan nomor telepon mu?"

Pertanyaan langsung Pond membuat Phuwin sedikit lengah. Dia tidak mengira Pond-lah yang meminta nomor teleponnya. Namun dia menenangkan diri dengan cepat dan berusaha mempertahankan sikap tenang.

"Eh, iya, tentu. Kenapa kau memerlukan nomorku?" dia bertanya, sedikit rasa ingin tahu bercampur agak bingung dalam suaranya.

Lalu pond menjawab "aku tidak pernah punya teman,aku ingin kau menjadi teman ku,bolehkah?"dengan agak gugup mengatakan nya

Ekspresi Phuwin sedikit melembut saat mendengar jawaban Pond. Dia tidak menyangka Pond akan secara terbuka mengakui bahwa dia sebenarnya tidak punya teman. Nada kerentanan dalam suara Pond menarik hati sanubarinya.

Dia tersenyum lembut pada Pond, merasa sedikit lebih nyaman. "Tentu saja kita bisa berteman," jawabnya, nadanya hangat dan ramah. "Berikan ponselmu. Aku akan memasukkan nomorku di dalamnya."

Lalu pond memberikan ponsel nya dan sedikit tersenyum

Saat Pond menyerahkan ponselnya kepada Phuwin, jari-jari mereka bersentuhan sebentar. Untuk sesaat, Pond merasakan getaran asing di dadanya. Dia mencoba mengabaikannya, mengatakan pada dirinya sendiri bahwa itu hanya alkohol yang membuatnya merasa seperti itu. Namun, jauh di lubuk hatinya, dia tidak bisa menyangkal perasaan aneh yang muncul di dalam dirinya sesuatu yang mirip dengan awal mula sebuah cinta.

Sementara itu, Phuwin terus memasukkan nomornya ke telepon Pond, tanpa menyadari jarinya bersentuhan dengan Pond.

Setelah Phuwin menyimpan nomornya di telepon Pond, dia mengembalikannya sambil tersenyum hangat.

"Ini dia. Sekarang kamu bisa mengirimiku pesan kapan saja, Tuan No Friends," godanya lembut, tidak menyadari perubahan pada ekspresi Pond

Vote kalau mau lanjut
Okeee
Jgn di copy awas ajee ye
Di vote yee phiiii khaaaaa

three brothers (B×B)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang