Bagian I

206 11 2
                                    

Pagi yang cerah untuk memulai hari baru untuk penghuni bumi di temani cuaca secerah ini,tapi tidak dengan seseorang yang masih asik bergulung dalam selimut tebal nya dengan mata terpejam dan tangan yang masih senantiasa memeluk boneka kesayangan nya.

Dia sean dirgantara pemuda manis dengan pipi yang bulat seperti mochi menjurus cantik itu masih senantiasa tidur dengan lelap di atas ranjang yang empuknya, sampai ketukan pintu mengganggu tidur nyenyak nya.

"Sean!sayang ayo bangun untuk sarapan daddy menunggu mu di bawah" suara wanita terdengar dari luar di iringi dengan ketokan pintu yang semakin cepat membuat sean terganggu di alam mimpinya yang begitu nyenyak, perlahan mata yang terpejam itu terbuka lebar mengerjab mencoba beradaptasi dengan cahaya yang mulai masuk di indra penglihatan nya, setelah cukup mendapat kesadaran Sean bangun untuk membuka pintu yang dari tadi tidak berhenti di ketok.

"Mommmm..."rengek sean "Sean masih ngantuk, nanti aja ya Sean sarapan nya"lanjutnya dengan mata yang masih sayu.
Namtan yang melihat bayi kesayangan nya yang mulai kembali ngantuk memainkan tangan nya di pipi chubby sang anak sambil sesekali mencubit gemas pipi tersebut, Sean kembali merengek.
"Mom,itu sakit"rengeknya kembali sambil menghentakkan kakinya ke lantai,namtan yang melihat pun tertawa gemas,anak semata wayangnya ini sangat tidak cocok sekali terlahir jadi seorang laki-laki karna kegemasan yang luar biasa.

"No! Daddy sudah menunggu mu di bawah, sekarang cuci muka lalu turun kebawah ada yang ingin daddy sampai kan untuk mu"ucap namtan memang ibu dari Sean memaksa turun kebawah karna ada hal yang sedikit serius untuk di katakan kepada Sean.
"Hmmmm baik lah mom, 15 menit lagi Sean turun kebawah"jawab Sean lesu melangkah kecil ke kamar mandi,namtan menatap Sean sampai menghilang di balik kamar mandi sambil memikirkan perbincangan sang suami tempo hari, akan kah dia sanggup melepas anak semata wayangnya ini untuk kehidupan yang baru, akan kah Sean sanggup untuk mandiri dan punya tempat sendiri,semakin namtan melamun semakin ada rasa sedih dan berat untuk melepas nya, tapi ini sudah keputusan sang suami dan perjanjian dari awal,namtan hanya berdoa semoga hal baik yang selalu menghampiri putra kecil nya, setelah melamun sebentar namtan berlalu dari kamar Sean menuju ke lantai bawah untuk menyiapkan sarapan.

Lima belas menit menunggu akhirnya Sean turun ke bawah untuk ikut sarapan ke bawah bersama kedua orangtuanya.
"Morning mom,dad"sapa Sean lembut pagi ini,sambil mengecup satu persatu pipi keduanya.
"Morning sayang"balas mark Daddy dari Sean, setelah itu Sean mengambil tempat duduk di sebelah kiri meja sedangkan namtan duduk di sebelah kanan dan Mark yang duduk di tengah,"Sean"panggil sang Daddy kepada sean "yaa dad?"jawab sean
"Setelah makan ada yang daddy sampaikan untuk mu"lanjutnya sambil melirik sang istri, namtan melirik sekilas lalu kembali fokus pada tugas nya menata makanan di atas meja.
"Hmm kenapa mommy dan daddy terlihat serius sekali apakah terjadi sesuatu yang buruk tapi kan Sean tidak membuat masalah"jawab sean, namtan yang melihat bayi nya seperti nya merasa sedih karna nada bicara sang Daddy yang lumayan dingin datar tidak seperti biasanya pun mencoba mengalihkan pembicaraan "tidak ada yang serius sayang, lihat momy buat sandwich kesukaan mu dan susu coklat hangat nya sean"imbuh namtan mencoba mengembalikan suasana,sean yang melihat makanan favorit nya tersaji di depan mata melupakan sejenak perkataan serius dari sang daddy, biarlah itu urusan nanti yang penting urusan perut yang nomor satu pikirnya.
"Wahhhh.. terimakasih mom...dan selamat makan!!!" Jawab Sean dengan senyum manis dari bibir nya yang tipis dan kecil.
Setelah perbicangan tersebut tidak ada lagi suara selama sarapan,hanya dentingan sendok dan garpu yang mengisi sarapan pagi di rumah dirgantara.

20 menit sarapan terlewati sekarang Sean dan kedua orangtuanya sudah berada di ruang keluarga,  Mark memulai perbincangan pertama yang tertuju kepada Sean.
"Sean...dua bulan yang lalu kamu sudah lulus dari sekolah menengah mu, dan sesuai yang daddy katakan dulu bahwa ketika kamu lulus kamu tidak akan melanjutkan pendidikan tinggi"ucap Mark "karna kamu akan daddy jodohkan dengan anak dari rekan daddy sekaligus sahabat Daddy"lanjutnya pada putranya , Sean sendiri yang tadi asik melahap cookies coklat kesukaan nya seketika berhenti mengunyah,memang dulu sang daddy pernah berkata jika nanti Sean selesai dari sekolah menengah Sean tidak akan melanjutkan pendidikan tinggi, waktu itu Sean pikir mungkin nanti pekerjaan perusahaan milik keluarga nya lah yang akan di teruskan nya makanya sang daddy menyuruh tidak lanjut sekolah karna akan belajar bisnis dari milik keluarga nya, tapi di luar pikiran dan tebakan Sean ternyata dia akan di jodohkan bahkan Sean tidak kenal siapa sahabat sang daddy apalagi anak nya, dan bagaimana jika anak sahabat nya itu tidak menyukai nya, tiba-tiba Sean merasa sedih berfikir bahwa keluarga nya tidak menyayangi nya, jika menyayangi nya mungkin di usia yang 19 tahun dia tidak akan di suruh menikah. Namtan yang sedari tadi memperhatikan ekspresi sang anak yang mulai sendu mencoba menenangkan.
"Sayang..mommy dan daddy mu bukan tidak menyayangi mu"ucap namtan seakan tau isi pikiran bayi kecil nya,"tapi daddy tidak enak menolak permintaan dari sahabat daddy mu karna perusahaan kita pernah menurun drastis dan sahabat daddy lah yang membantu kita hingga perusahaan kembali normal"namtan berucap hati-hati sepelan mungkin agar Sean tidak berfikir di luar nalar mengira mereka tidak menyayangi Sean selama ini.
"Apakah Sean di jadikan barang balas Budi oleh daddy?"tanya Sean dengan suara pelan dan bergetar karna jujur jauh di lubuk hatinya dia tidak memikirkan menikah di usia remaja 19 tahun bagaimana dengan istri nya nanti,"bukan seperti itu nak, hanya saja Daddy tidak bisa menolak lagian semua orang akan menikah, dan daddy harap tidak ada penolakan untuk perjodohan ini"jawab Mark,"malam ini kita akan bertemu dengan keluarga sahabat daddy untuk melanjutkan pembahasan tentang rencana pernikahan kalian"lanjutnya lagi, membuat sean semakin sedih, menyadari  pernikahan nya akan di lakukan secara cepat di waktu dekat,"apakah daddy tidak memerlukan persetujuan Sean?"ucap Sean mencoba bernegosiasi dengan sang daddy. "Daddy tidak butuh persetujuan mu, mau tidak mau kamu akan tetap Daddy jodohkan"jawabnya "dan ingat nanti malam keluarga sahabat Daddy akan datang kesini dan berpenampilan lah dengan baik"putus Mark, dia berdiri dan berlalu dari sana untuk tidak lepas kendali karna melihat penolakan dari Sean,namtan yang melihat percakapan antara ayah dan anak tersebut berakhir tidak baik pun berucap pelan pada Sean "sayang.. mommy harap turuti saja kemauan daddy mu,ini tidak sulit mommy yakin kamu pasti bahagia"ucapnya, setelah berkata demikian namtan berlalu menyusul sang suami meninggalkan Sean yang termenung  tentang nasib nya yang begitu cepat menikah di umur 19tahun

-
-
-
-

Di mansion lain ada ayah dan anak yang sedang beradu hawa dingin setelah maksud perkataan yang di sampaikan oleh sang ayah membuat Jimmy mengeluarkan hawa dingin dalam ruang keluarga tersebut.
"Papa tidak terima penolakan Jim"ucap Luke kembali memulai perbincangan setelah beberapa menit terjadi adu tatapan tajam dari sang anak,"tapi dia laki-laki pa" balas jimmy dingin "bagaimana mungkin aku menyukai seorang laki-laki, secantik apapun dia aku masih normal pa"lanjutnya, Luke menghela nafas kasar bagaimana lagi memaksa putra semata wayangnya yang terlampau acuh dan dingin ini, dia hanya ingin melihat Jimmy menikah dan ada yang mengurus nya sehingga keputusan menjodohkan nya ada hal terbaik meskipun seorang laki-laki.
"Papa...tidak menerima penolakan kamu hanya punya dua pilihan menikah dengan yang papa jodohkan atau perusahaan  dan mansion mu hancur tak tersisa" final Luke,ini ancaman terakhir untuk sang anak.tanpa sepatah kata pun jimmy bangkit dari duduknya dan berucap "jika dia ingin tersiksa maka jadi lah istriku" Jimmy berlalu meninggalkan Luke dari ruang keluarga,Luke termenung sejenak namun tak berapa lama Luke berdiri dari duduknya memasuki lift yang membawanya ke lantai 3 tempat ruangan istirahat nya, memasuki lorong sampai ujung Luke membuka pintu melalui sidik jari nya, dan melangkah kan kaki memasuki ruangan yang bagian sebelah kanan dinding terpampang sebuah bingkai besar yang berisikan sebuah gambar wanita cantik dan anggun dengan gaun putih dan setangkai mawar di tangan nya dengan mata dan bibir tersenyum terlihat bahagia.
"Davikah..anak mu sekarang tumbuh menjadi pria dewasa yang dingin tidak hangat seperti mu, aku merindukanmu sayang.."imbuhnya dan berlalu membersihkan diri.

---------
Segitu dulu soalnya takut ga ada yang minat wkwkwkkw🌝

MY HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang