PROLOG

120 77 46
                                    

MALAM hari yang sejuk. Angin berhembus lembut di saat acara pengajian di mulai.

"eh Olip, temenin aku jaga toko yuk. Aku bosen nih jaga toko sendirian, lagian bunda aku masih jualan di lapangan."

Olivia yang tadinya fokus bermain ponsel langsung mendongakkan kepalanya ke arah Alora. Dia menatap wajah Alora dengan tatapan sedikit malas.

"males ah, tapi yaudah deh. Gue juga bosen nggak ada temen." Olivia beranjak dari tempat duduknya lalu berjalan menemani Alora menuju tokonya.

Setelah sampai di kiosnya, Alora sibuk menata beberapa barang barang dagangannya. Seperti madu, parfum, dan lain lain. "Untung aja sepi, jadi enak deh nyantai."

Saat Alora hendak bermain ponselnya, dia melihat ke seorang lelaki yang memakai baju kokohnya serta sarung yang melingkar pinggang nya dan peci hitam yang menutupi rambut tebalnya. Mata Alora dan mata lelaki itu saling bertemu sebentar.

"Astaghfirullah, itu beneran manusia?" Alora langsung mengalihkan pandanganya ke arah Olivia, sepupunya.

Olivia langsung menoleh ke arah Alora dan menatapnya heran. "Kenapa lo?"

"Lip, kayaknya aku beneran ke pelet deh sama anak pondok yang satu itu. Kamu tau nggak nama dia siapa?"

Olivia menoleh ke arah lelaki yang tadinya di tunjuk oleh Alora.

"Abian Arezka. Ganteng darimana coba? Masih gantengan Sunghoon sih menurut gue."

Alora memutar bola matanya dengan malas. "Beda agama, beda negara, Sunghoon kenal kamu aja kagak." Alora tertawa geli melihat ekspresi Olivia yang kesal.

"awas lo ye, nggak gue kasih akun instagramnya."

Alora langsung menghentikan tawanya lalu menatap Olivia dengan tatapan serius. "Yang bener?"

Olivia hanya mengangguk.

"Tau darimana kamu? Kamu stalker nya dia ya?!"

"Dih ogah ya! gue bukan stalker, temen gua noh stalker, demen banget sama Abian. Mampus saingan lo temen gue."

Kata kata Olivia menusuk hati Alora. Dia tidak menyangka bahwa dia punya saingan.

"Ih ... Aku nggak mau kalah! Aku pokoknya harus dapetin hati mas mas pondok itu!"

"Kalo gitu semangat sepupu ku tercinta! Jangan lupa kalo jadian an kasih gue PJ ya!" Olivia langsung memeluk erat sepupunya.

"Anak pondok nggak boleh pacaran, mending aku langsung nikah aja sama dia." Alora tertawa geli.

Olivia yang tadinya memeluk Alora langsung melepaskan pelukannya.

"Sadar, lo itu masih umur 16, masih kecil udah mikir nikah nikahan aja."

Alora langsung tersenyum malu saat mendengar nasehat Olivia. "Yang penting jodoh ku Abian deh hehe."

"Karepmu wes. Seng penting Sunghoon ora di pangan."

Alora hanya cengengesan mendengar kalimat yang di keluarkan oleh sepupunya itu.

"semoga aku bisa deket sama dia." Batin Alora, walaupun dia sadar bahwa itu tidak pernah terjadi selama dia hidup.

-----

Aduhai sayangku, apakah Alora akan bisa mendapatkan hati mas mas pondok?

Pantengin ceritanya ya di akun vlynnee

Perlu saya ingatkan ya! Ini cerita murni hasil pikiran saya sendiri. Jika saya melihat ada orang yang menjiplak nya maka akan saya denda, tidak peduli orang itu mempunyai uang atau tidak. Karna ide itu mahal!

Dan juga maaf bila ada kesamaan kata, alur, latar belakang, dan tokoh karna itu ketidak sengajaan

ABOUT HIMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang