— Entah apa yang salah dengan mataku yang melihat wajahmu begitu bersinar seperti bintang yang menyinari malamku —
-Abian Arezka🤍
PONSEL Alora terus berdering. Karna Abian menelepon nya terus menerus. Alora tidak menjawab telpon dari Abian karna dia belum siap untuk berbicara dan mendengar suara Abian yang lembut.
13 panggilan telepon tidak terjawab.
"Maksa banget sih kak Abian. Eh tapi aku suka sih cowo yang kayak gitu hehe. Astaghfirullah, sadar Alora, pacar orang!" Alora menepuk jidatnya.
Saat ponselnya berhenti berdering, Alora langsung membuka pesan WhatsApp dari Abian.
Alora terdiam sembari menatap ponselnya yang masih menyala. Dia menatap pesan yang disampaikan oleh Abian.
"Dih, kepedean banget ini cowo. Tapi emang ganteng sih."
Tiba tiba Alora teringat sesuatu. Sesuatu yang sangat penting baginya.
Yap. Dia belum mengerjakan tugas sekolahnya. Tugas sejarah yang ia sangat benci.
"Ya Allah, aku belum ngerjain tugas sejarah. Mana aku nggak bisa lagi." Alora menggaruk garuk tengkuk lehernya, dia benar benar bingung.
Alora teringat omongan sepupunya, Olivia.
"Percaya nggak percaya, Abian tuh orang nya pinter apalagi di pelajaran sejarah. Sejarah Islam, sejarah dunia pun dia tau semua."
Suatu ide pun muncul di kepala Alora. Dia menggerakkan jari jarinya untuk mengetik suatu pesan di salah satu kontaknya.
"aduh, deg deg an lagi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT HIM
Fiksi Remaja"serius? dia udah nungguin aku dari lama? Memangnya dia nggak bosen apa nungguin aku?" siapa sangka, orang yang Alora suka tiba tiba saja menyukainya. Aneh. Padahal Alora orang yang pemalu dan tidak percaya diri, dan jarang ada manusia yang tertari...