7

33 1 0
                                    

Sedikit tertatih Lorreine memasuki ruangan pemandian Ryu, pria itu sedang berendam dalam kolam pemandian penuh kelopak bunga mawar merah darah,penggungnya membelakangi gadis itu. Lorreine menelan ludahnya dalam dalam memberikan semangat pada dirinya sendiri. Hatinya bergemuruh mengingat kegiatan panas mereka tadi. Menyesab anggurnya santai ryuta mengabaikan kedatangan matenya.

"Dimana teman-temanku!" Sedikit penekanan dengan suara agak serak.

"Hmmm, kupikir kau datang karena mengagumi tubuh bawahku," memiringkan kepalanya menatap nakal Lorreine.
"Ryu!" Teriak gadis itu kesal.

Bukannya takut, Ryuta malah membalas dengan tawa membahana seakan akan mengejek Irene.

Sepersekian detik tubuh Lorreine melayang hingga jatuh ke kolam. Ia tak dapat mengendalikan tubuhnya. Sebuah kekuatan tak kasat mata mendorong tubuhnya ke dalam dasar kolam. Berjuang sekuat tenaga untuk naik ke permukaan, tapi kembali ia merasakan cekikan dilehernya hingga akhirnya tubuhnya sekali lagi terangkat hingga ke permukaan kemudian kekuatan itu menariknya hingga berhenti di hadapan Ryuta.

Pria itu tersenyum ceria," Sepertinya kau ingin menemaniku mandi My Queen?" Tangannya membelai halus wajah dihadapannya.

Lorreine kembali terperanjat saat matanya dan mata Ryuta bertemu, pria itu memperlihatkan wajah aslinya. Wajah yang selalu dia sembunyikan di hadapan semua orang. Wajah yang sangat gadis itu rindukan, pria yang dulu selalu berlaku manis padanya. Ryuta orang yang sangat hati-hati, ia selalu bertukar wajah sesuka hatinya. Dan wajah ini adalah wajahnya yang asli.

 Dan wajah ini adalah wajahnya yang asli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kumohon," ucap gadis itu pelan.

Dengan wajah malas Ryuta mengibaskan tangannya hingga menyebabkan Lorreine terhempas kembali jatuh kedalam kolam.

"Aku rasa aku mulai bosan bermain denganmu," keluar dari kolam berjalan santai diiringi munculnya kimono hitam membalut tubuhnya telanjangnya yang basah yang entah muncul darimana.

Lorreine terbatuk pelan karena meminum sedikit air kolam, kemudian secepat mungkin mengikuti pria itu menyusuri lorong batu dengan pencahayaan hanya dari obor obor yang terpasang disisi kiri dan kanannya. Bajunya basah dan ia merasakan tubuhnya sedikit kedinginan.

Ryuta berhenti di depan sebuah jeruji besi yang terbuka dengan sendirinya saat ia sampai disana. Lorreine beberapa detik kemudian muncul disampingnya. Gadis itu perlahan memasuki penjara yang hanya seukuran 2 x 1 meter itu. Didalamnya seorang pria berambut merah tertidur di lantai dengan tubuh bersimbah darah. Lorreine sangat mengenali wajah tampan itu, "Vidler," suara tangisan gadis itu menggema dalam langkah kakinya menuju tubuh terbujur lemah itu.

Lorreine mengangkat kepala Vidler keatas pahanya, gadis itu memejamkan mata menyalurkan energi miliknya. Cahaya kehijauan menyelimuti tubuh mereka, sedangkan Ryuta hanya bersidekap memandangi keduanya.

Perlahan kelopak mata pria itu terbuka menampakkan netra merah yang lemah,"Irene,"ucapnya pelan.
"Aku disini, kau istirahatlah." Gadis itu tersenyum.

BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang