Pada pagi berikutnya, Nathan bergegas menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Dia tak sabar ingin mengunjungi sekolah sihir sebelum mendaftar lisensi petualang. Dalam kantungnya, tersimpan sekitar 90 koin perli yang cukup untuk mendaftar kelas sihir.
Kebetulan, Kakek Arin meminta Lila untuk menjual beberapa hasil pertanian dan ternak di kota. Nathan ikut dengan Lila menggunakan kereta kuda sederhana milik Kakek. Di sepanjang perjalanan, Nathan tak henti-hentinya mengagumi Lila yang begitu cekatan mengendalikan kereta. "Kamu benar-benar hebat, Lila. Siapa yang menyangka seorang gadis cantik seperti kamu bisa mengendarai kereta dengan begitu cekatan?" Nathan menggoda dengan senyum nakalnya.
Lila hanya tertawa kecil, "Ah, Nathan. Kalau soal itu, aku sudah biasa sejak kecil. Tapi kalau kamu tertarik, aku bisa mengajarimu cara mengendalikan kereta... atau mungkin hal lain yang lebih menarik?" Lila melempar senyum yang sedikit genit.
Nathan tertawa sambil menggeleng, "Tawaran yang menggoda, tapi aku lebih tertarik belajar hal-hal yang lain denganmu... mungkin yang lebih intim, seperti meracik ramuan cinta?" canda Nathan.
"Ramuan cinta? Kenapa harus repot-repot? Aku pikir kamu sudah berhasil meraciknya sendiri tanpa bahan apa pun," jawab Lila dengan tatapan yang dalam.
Obrolan mereka terus berlanjut dengan candaan mesum dari Nathan, sementara Lila terkadang menanggapinya dengan candaan, tapi juga mulai menyelipkan topik tentang pernikahan. "Nathan, kapan kamu berencana memberitahu Kakek tentang kita? Dia mungkin tidak akan terlalu senang jika tahu hubungan kita selama ini... apalagi setelah malam-malam panjang yang kita lewati bersama."
Nathan menatap Lila dengan senyum menggoda, "Kita bisa bilang kalau kita sedang latihan untuk hari besar nanti. Kakek pasti akan mengerti kalau kita serius, kan?"
Lila tersenyum sambil menggigit bibirnya, berpikir sejenak. "Latihan? Nathan, aku tahu kamu suka bercanda, tapi aku serius soal ini. Bagaimana kalau Kakek tahu? Kita harus merencanakan cara yang tepat untuk memberitahunya."
Nathan mengangguk dengan wajah sedikit serius, tapi masih terselip senyum jahil. "Baiklah, aku mengerti. Tapi aku yakin, dengan pesona kita, Kakek akan luluh. Lagipula, siapa yang bisa menolak gadis secantik kamu?"
Lila tersenyum hangat dan menggenggam tangan Nathan erat. "Aku harap kamu benar, Nathan. Aku hanya ingin kita bisa menjalani ini tanpa harus menyembunyikan apa pun."
Kereta mereka akhirnya tiba di alun-alun kota, tempat hiruk-pikuk pasar mulai terdengar. Nathan merasa cukup tenang setelah percakapan mereka. Sementara Lila sibuk menyiapkan barang-barang untuk dijual, Nathan terus merenungkan cara terbaik untuk menghadapi Kakek Arin dan bagaimana mereka bisa mengungkapkan hubungan mereka dengan cara yang tepat.
Sesampai di alun-alun kota, suasana pasar yang sibuk langsung menyambut Nathan dan Lila. Lila segera terjun ke dalam kerumunan pedagang, tawar-menawar dengan cekatan untuk mendapatkan harga terbaik bagi hasil pertanian dan ternak Kakek Arin. Nathan berdiri di pinggir, mengamati dengan penuh perhatian.
Sambil menunggu, Nathan menyaksikan pemandangan yang membuatnya semakin bersemangat. Di sekelilingnya, banyak ksatria dan petualang sedang mempersiapkan peralatan tempur mereka. Suara palu yang memukul logam, percakapan mengenai strategi pertempuran, dan pemandangan senjata-senjata canggih membuat Nathan merasakan semangat petualangan yang membara.
Nathan sesekali melirik kantung perli yang mereka bawa, yang cukup banyak. Dengan kekayaan tersebut, dia merasa optimis tentang masa depannya di dunia baru ini. Rasa bersemangatnya juga semakin kuat saat dia membayangkan dirinya bisa segera terdaftar di sekolah sihir.
Tengah-tengah transaksi, Lila tiba-tiba menghampiri Nathan. "Nathan, semua transaksi hampir selesai. Kamu sepertinya sudah siap untuk berangkat ke sekolah sihir. Aku akan menyelesaikan beberapa hal terakhir di sini. Jadi, pergilah dan manfaatkan waktu sebaik mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alchemist: Kesempatan Kedua Nathan
ActionNathan, seorang karyawan biasa yang terjebak dalam rutinitas lembur dan cinta tak terungkap, menemukan dirinya diberi kesempatan kedua setelah menyelamatkan nyawa seseorang. Bereinkarnasi di dunia fantasi yang mirip dengan game favoritnya, Nathan me...