Bab 2:?

44 4 2
                                    

Emily menatap halaman terakhir dari buku harian itu, di mana tulisannya berhenti di tengah-tengah kalimat, seolah-olah ada sesuatu yang mendesak yang membuatnya harus berhenti menulis. Ini hanya menambah ketidakpastian yang dia rasakan. Namun, di tengah kekacauan ini, satu hal menjadi jelas: dia harus menemukan lebih banyak jawaban. Bagaimana dia bisa berubah menjadi Emily? Apakah ini sebuah kesalahan, atau bagian dari takdir yang harus dia terima?

Hari-hari berikutnya, Emily mulai menelusuri jejak kehidupan Aaron yang dulu, sambil tetap menjalani hidup barunya sebagai Emily. Ia menghubungi teman-teman lama Aaron, mencoba untuk tidak mengungkapkan perubahan drastis yang dia alami. Namun, setiap pertemuan selalu menimbulkan rasa nostalgia yang menyakitkan—mereka mengenang Aaron yang mereka kenal, sementara dia berdiri di sana sebagai orang yang sama sekali berbeda.

Namun, di balik semua itu, Emily mulai menyadari bahwa hidup sebagai Emily memberikan perspektif yang sangat berbeda. Di lingkungan barunya, dia menemukan bahwa ada kebebasan dan peluang yang sebelumnya tidak pernah dia bayangkan. Hidup sebagai Emily tidak selalu tentang beradaptasi; terkadang itu tentang menemukan kembali dirinya dalam cara-cara yang baru dan tak terduga.

Sementara itu, buku harian yang dia temukan terus membisikkan petunjuk-petunjuk aneh. Salah satu entri menyebutkan seorang pria bernama Marcus, yang tampaknya memiliki hubungan penting dengan Aaron. Emily memutuskan untuk menemukan pria ini, berharap dia bisa memberikan jawaban atau setidaknya petunjuk tentang apa yang terjadi.

Pencariannya membawanya ke kota lain, tempat Marcus tinggal. Ketika dia akhirnya bertemu dengannya, Marcus tampak terkejut melihatnya. “Emily?” katanya, jelas bingung. "Apa yang kamu lakukan di sini? Maksudku... bagaimana kamu tahu tentang aku dan Aaron?"

Emily merasakan kepanikan mendesak dalam dirinya. "Marcus," katanya perlahan, "aku butuh bantuanmu. Ada sesuatu yang sangat aneh terjadi padaku... dan aku merasa kau mungkin tahu sesuatu."

Marcus menatapnya lama sebelum akhirnya mengangguk. "Baiklah, masuklah. Sepertinya kita punya banyak hal yang harus dibicarakan."

Ketika mereka duduk di ruang tamu Marcus, suasana menjadi lebih tegang. Marcus mengeluarkan sebuah kotak kayu dari lemari, mirip dengan kotak yang Emily temukan di bawah pohon besar di danau. Ketika dia membukanya, Emily melihat beberapa barang yang mirip dengan yang ada di kotak itu—foto, surat, dan liontin.

“Aaron dan aku sudah lama mendalami hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan setelah kematian dan reinkarnasi,” Marcus memulai. “Tapi ini semua lebih rumit daripada yang kita duga. Kita bermain-main dengan sesuatu yang tidak kita pahami sepenuhnya. Dan sepertinya, entah bagaimana, kalian berdua terjebak di dalamnya.”

Emily merasakan bulu kuduknya meremang. “Jadi, kau mengatakan bahwa semua ini terjadi karena... sesuatu yang kalian lakukan?”

Marcus mengangguk pelan. “Kami menemukan cara untuk... mengalihkan jiwa dari satu tubuh ke tubuh lain. Tapi kami tidak pernah berpikir itu benar-benar akan berhasil. Itu hanya teori, sebuah eksperimen.”

“Lalu, mengapa aku? Mengapa aku yang terjebak di tubuh ini?” tanya Emily, suaranya bergetar.

“Aku tidak tahu,” jawab Marcus dengan jujur. “Mungkin ada sesuatu yang salah dalam prosesnya. Mungkin ada sesuatu dalam dirimu, atau dalam diriku, yang tidak kita perhitungkan. Tapi aku berjanji, aku akan membantumu mencari jalan keluar.”

Namun, meskipun Marcus berjanji untuk membantu, Emily merasa ketakutan dan kesepian. Dia tidak tahu apakah dia ingin kembali menjadi Aaron atau tetap menjalani hidup sebagai Emily. Setiap jawaban yang ditemukan hanya mengarah pada lebih banyak pertanyaan.

Malam itu, ketika Emily berbaring di tempat tidur, dia memegang liontin dari kotak Marcus erat-erat. Dalam keheningan malam, dia bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Mungkin ada kekuatan yang lebih besar yang bermain di sini—sesuatu yang jauh di luar pemahaman mereka.

Di tengah kegelisahan itu, Emily berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan menemukan jawaban, apa pun yang terjadi. Bagaimanapun, ini adalah hidupnya—dan dia tidak akan membiarkan apa pun atau siapa pun mengambil alihnya tanpa perlawanan.

Am I Turning Into a Girl?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang