|| EZZARA 1 ||

2 1 0
                                    

"Ezzaaaa, ihhh, Ezza kok malah ninggalin Ara sih!" ucap Ara begitu kesal. Di lapangan tadi Ezza pergi begitu saja meninggalkan Ara hingga mampu membuat Ara kesal terhadapnya dan raut bibir yang cemberut.

Ezza yang sedang duduk di bangkunya menolah sebentar, "Gapapa" jawabnya cuek, dengan muka datarnya itu dan kakinya yang dinaikan ke atas meja.

Mendengar respon Ezza yang begitu santai membuat Ara semakin tambah kesal, seolah tidak ada salah apa-apa, "Ihh, Ezza nyebelin! Udah Ara kasih minuman malah main pergi gitu aja. Ara ngasih minuman juga karena tadi Ara gak sengaja liat Ezza kaya haus banget, kan Ezza cape habis olahraga" ucap Ara menahan kekesalannya.

"Hmm" orang yang Ara ajak bicara itu hanya membalas dengan dehaman saja.

"Ezzaaaa, ihhh, Ezza nggak denger Ara ngomong? Tau ah, Ezza nyebelin! Pokoknya Ara ngambek!" kesal Ara dengan menghentak-hentakkan kakinya lalu berjalan pergi kearah bangku nya dan duduk di kursi tempatnya ia belajar.

Ezza menghembuskan napasnya pelan, lalu ia menghampiri ke arah bangku nya Ara, "Ra," panggilnya pelan.

"Ra" panggilnya lagi, tetapi masih sama tidak ada jawaban dari perempuan itu.

"Ara,"

Karena masih tidak ada jawaban dari Ara kini Ezza menghembuskan napasnya lagi dengan pelan. lalu, ia mengelus rambutnya dan mencubit pipi chubby milik perempuan itu.

"Ezzaaa, Ihhh, sakit tau!!" teriak Ara sambil mengusap-usap pipinya yang kesakitan ulah laki-laki dihadapannya.

Melihat reaksi perempuan yang ada dihadapannya mampu membuat Ezza senyum, "Lebay, gitu doang sakit" ucapnya.

Merasa semakin kesal dengan laki-laki yang ada dihadapannya itu Ara pun membalasnya dengan mencubit tangannya sekeras mungkin.

"Aduh, Ra. Iya, iya gue minta maaf," dengus Ezza, yang kesakitan ulah Ara mencubit tangannya.

"Sakit kan? Katanya 'Lebay, gitu doang sakit' tapi kok Ezza kesakitan?" ucap Ara menyindirnya, dengan raut wajahnya yang masih kesal.

"Ck, iya deh iya, Raa"

"Ezza duluan sih yang mulai jadi Ara bales biar adil," ucap Ara cengengesan, "Tapi Ezza beneran ngga apa apa kan? Ini tadi Ara nyubit nya terlalu keras loh" tanya nya yang sedikit khawatir takut terjadi apa-apa terhadap tangan Ezza.

"Gapapa, Ra," jawab Ezza. "Cubitan lo emang terlalu keras sih tapi gapapa. Gini doang mah nggak ada apa-apa nya buat gue" lanjutnya.

"Sombong banget ternyata. Nanti dikasih luka yang setimpal Ezza malah nangis" ejek Ara.

"Yaaa masa gitu, Ra" dengus Ezza yang sengaja memperlihatkan wajah sedihnya supaya Ara merasa kasihan terhadapnya.

Ara yang sejak tadi melihat raut wajahnya Ezza kini memicingkan mata nya sebentar, "Ezza, kalau Ezza sedih gini kok Ara liatnya lucu, ya?" ucapnya, sambil terkekeh.

Mendengar ucapan Ara yang begitu mengejeknya terus-terusan malah membuatnya sedikit kesal juga. Tapi walaupun begitu semua ucapannya hanyalah bercanda. Jadi, Ezza memakluminya saja.

•••••

Setelah mengantarkan Ara pulang kini Ezza mampir ke supermarket terlebih dahulu atas permintaan Bunda nya.

Sesudah selesai memilih belanjaan yang disuruh Bunda nya itu lalu Ezza segera menuju ke tempat kasir untuk membayar semua belanjaannya. Karena harus menunggu lumayan lama terpaksa Ezza harus ikut mengantri terlebih dahulu.

"Ck, ganggu aja," ucap Ezza berdecak sebal, lalu melihat ponselnya ternyata yang meneleponnya adalah Ara. "Hm?"

"Ezzaaaa!! Ezzaaa, Ar-" ucapnya terhenti, karena Ezza memotong ucapannya.

"Gue masih bisa denger, Ra. Nggak usah teriak-teriak suara lo melebihi toa" ejeknya kepada Ara.

Ara yang mendengar Ezza mengejek kepadanya berdecak sebal, "ihhh, Ezzaa!"

Di sebrang sana Ezza terkekeh mendengar Ara yang sepertinya kesal terhadapnya, "Iya, Ra. Kenapa, hm?"

"Ara nitip Es krim, ya? Tadi Ara telpon Bunda, katanya Ezza belum pulang soalnya lagi disuruh Bunda ke supermarket dulu. Karena kebetulan Ezza lagi disitu sekalian beliin Ara Es Krim, ya? Nanti uangnya Ara ganti kok" Katanya.

"Nggak. Nggak boleh. Lo nggak boleh makan Es Krim apalagi malem-malem gini"

Di sebrang sana Ara cemberut karena Ezza melarangnya dan lagi-lagi dibuat kesal olehnya. "Sekali aja, Za. Sekaliii doang, yah, yahhh?" pinta nya, sambil memohon supaya Ezza mengizinkannya dan membelikan Es Krim untuknya.

"Nggak. Tetep nggak boleh! Lo mau sakit gara-gara makan Es Krim lagi?"

"Tapi, itu kan dul-"

"Nggak"

"Itu dulu. Sekarang Ara nggak bakal sakit lagi cuma gara-gara makan Es Krim. Lagian dulu Ara sakit bukan karena makan Es krim, tapi karena main hujan-hujanan"

"Gue bilang enggak, Ra!"

"Tap-"

"Nggak boleh! Keysa Ayyara Nathania!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EZZARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang