———
28 April 2012 [Bandung]
Seorang anak kecil yang berusia 8 tahun sedang duduk sendirian di halaman rumahnya pada sore itu, tenggelam dalam dunia imajinasinya sendiri. Ia adalah Celio, anak laki-laki yang menyukai kedamaian halaman rumahnya yang dipenuhi bunga warna-warni yang rimbun, pembatas alami antara rumahnya dan tetangga sebelah.
Celio asyik memainkan mobil-mobilan di atas rumput, menikmati angin sepoi-sepoi yang menyentuh lembut pipinya. Kesendiriannya adalah kebahagiaan tersendiri, terlepas dari dunia luar yang penuh dengan kebisingan dan gangguan.
Namun, kedamaian itu seketika pecah ketika sebuah pesawat mainan meluncur entah dari mana dan menabrak kakinya. Celio terkejut dan menoleh ke arah sumber gangguan itu. Dengan ragu, ia berjongkok dan mengambil pesawat mainan tersebut, melihatnya sejenak dengan bingung. Di tengah keterpakuannya, seorang anak laki-laki tiba-tiba muncul dari balik semak-semak bunga yang membatasi halaman rumah mereka—Ravi, tetangga nakal yang sudah sering didengar namanya, namun jarang dilihat Celio dari dekat.
Ravi melompat melewati pagar bunga dengan gaya khasnya, tanpa peduli pada aturan atau batasan. Ia mendarat dengan percaya diri di depan Celio, seolah halaman itu miliknya sendiri.
"Hai, anak manja. Itu pesawat aku, pegangin dulu—" Ravi belum selesai berbicara ketika ia tiba-tiba bergerak ke belakang punggung Celio, bersembunyi dengan cepat. Celio hanya memutar bola matanya malas, merasa terganggu tetapi enggan untuk terlibat lebih jauh. Demi ketenangan hidupnya, Celio memilih diam dan membiarkan Ravi bersembunyi di belakangnya, meski ia tidak tahu apa yang sedang direncanakan Ravi.
Tak lama kemudian, datanglah nini Jeha, nenek Ravi, dengan suara lantangnya yang khas. "Ravi! Di mana kamu, nakal sekali sih!" teriaknya, mencari cucunya yang bandel. Nenek itu terlihat kesal, marah karena Ravi terus bermain dan mengabaikan tugas sekolahnya.
Celio menyaksikan adegan itu dengan senyum tipis di wajahnya, merasa puas melihat Ravi dimarahi. Ravi, yang masih bersembunyi di belakang Celio, melirik Celio yang tampak menertawakannya dalam diam. Tidak mau disalahkan sendirian, Ravi langsung menunjuk Celio.
"Dia yang ngajakin Ravi main ni, marahin aja dia!" Ravi berbohong tanpa ragu, berharap bisa lolos dari amukan sang nenek. Celio langsung menatap Ravi dengan pandangan marah, tak terima dituduh tanpa dasar. Dengan suara lembut yang biasanya ia gunakan untuk meredakan konflik, Celio berkata pada nini Jeha, "Bohong," ucapnya singkat namun tegas.
Nini Jeha mengangguk, lalu mengelus pipi Celio dengan sayang. "Iya, nak. Maafkan cucu nini ya," ujarnya dengan lembut, membuat Celio tersenyum ramah. Ravi yang semakin kesal mencoba maju untuk marah pada Celio, namun telinganya langsung ditarik oleh sang nenek. Dengan sedikit meringis, Ravi terpaksa berjalan mengikuti neneknya yang menyeretnya pulang.
Sebelum benar-benar pergi, Ravi sempat menoleh ke arah Celio, mengancam lewat gerakan mulutnya, "Awas kamu." Ravi menjulurkan lidahnya, menunjukkan kekesalannya, namun Celio hanya membalas dengan senyum licik dan lambaian tangan yang seolah mengejek.
Itulah hari pertama mereka benar-benar berinteraksi. Sebelumnya, Celio selalu menghindari Ravi, hanya mengamati Ravi dari kejauhan dan memastikan tidak terlibat dalam kenakalannya. Celio pernah mendengar cerita tentang Ravi yang suka menjahili anak-anak lain, dan ia tidak ingin menjadi korban berikutnya.
Tetapi sejak hari itu, Celio tidak pernah tahu bahwa kehadiran Ravi, meski menjengkelkan, akan mulai mengisi kesehariannya yang penuh kedamaian, dan entah bagaimana, Ravi pun begitu, setiap harinya akan selalu mengenang kehadiran Celio. Pertemuan pertama yang penuh ketegangan itu menjadi awal dari hubungan mereka yang penuh konflik, tantangan, dan ikatan yang tak terduga.
🎀
oke? kita lanjut ke part 1 ;)
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVICELIO'S DAY | HARUKYU
FanfictionRavi dan Celio adalah tetangga sejak kecil yang tidak pernah benar-benar akur. Ravi, yang tinggal bersama neneknya, adalah anak nakal yang gemar mencari perhatian dengan mengganggu orang lain, khususnya Celio. Sementara itu, Celio di mata Ravi adala...