Happy Reading.
---
Bandung [2020]
Tiga tahun berlalu, sejak perpisahan tiba-tiba antara Ravi dan Celio. Tak jarang Celio begitu merindukan Ravi, meski tidak tahu kapan Ravi akan kembali, Celio berharap waktu itu segera tiba.
Siang itu, Celio tengah berdiskusi dengan dua temannya, Kellan dan Jayn, mereka berada di tim Olimpiade yang sama sejak mereka SMP. Mereka bertiga tidak pernah bosan berdiskusi mengenai mata pelajaran, seperti saat ini, sebelum kedatangan Jidan merusak semuanya. "Awas, nanti botak belajar mulu, kasian tukang cukur jadi enggak ada kerjaan."
Celio menghela napas sambil menepuk pelan lengan Jidan, menegurnya karena kebiasaannya yang sering berbicara tanpa pikir panjang. "Jidan, bisa nggak lo sekali aja jaga mulut? Kita lagi serius nih," ujar Celio sambil melirik Kellan dan Jayn yang tersenyum kecut mendengar candaan Jidan.
Jidan hanya mengangkat bahu dan tertawa kecil. "Ya elah, kalian terlalu serius! Sesekali santai dong, biar otak enggak kebakar," ujarnya dengan nada jahil. Meski terkadang menyebalkan, Celio tahu Jidan selalu bermaksud baik.
Setelah itu, Celio berpamitan pada Kellan dan Jayn, meminta maaf atas gangguan kecil yang disebabkan oleh Jidan. "Maaf ya, kalian. Gue duluan, kita lanjut besok aja diskusinya," ucap Celio sopan. Kellan dan Jayn hanya mengangguk, membalas dengan senyum maklum, mereka sudah cukup paham dengan sifat Jidan yang ceplas-ceplos.
Dalam perjalanan ke kantin, Jidan mulai bercerita dengan semangat, seperti biasanya. Ia mengisahkan tentang gosip terbaru yang beredar di sekolah, terutama tentang siswa baru di kelasnya yang menarik perhatian banyak orang karena sikapnya yang dingin dan cenderung menghindari keramaian. "Denger-denger nih, dia anak baru yang rada problematik. Katanya sering bolos, enggak suka aturan, dan punya aura yang suram banget. Lo harus lihat deh, pasti lo setuju sama gue!" cerita Jidan dengan antusias.
Celio mendengarkan cerita Jidan dengan penuh perhatian meski sedikit terganggu oleh komentar sarkastis temannya yang tak henti-hentinya mengomentari anak baru yang misterius. Celio hanya mengangguk-angguk, berpikir bahwa cerita tentang anak baru itu tidak lebih dari rumor biasa di sekolah. Namun, semuanya berubah ketika seseorang tiba-tiba menabrak bahunya. Celio yang terkejut berdiri kaku, sementara Jidan sudah bersiap untuk mengomel.
Namun, Celio segera memanggil nama yang tak asing baginya. "Ravi?" ucap Celio pelan, penuh kebingungan namun sarat akan kerinduan.
Siswa yang menunduk itu mendongak perlahan, menatap tajam Celio dan Jidan sejenak, sebelum akhirnya tersenyum tipis saat mengenali Celio. Senyum itu mengubah aura dingin yang sempat mengintimidasi menjadi hangat dan familiar. Jidan, yang baru menyadari bahwa sosok di depannya adalah anak baru yang tadi ia ceritakan, hanya bisa terperangah. "Lo kenal dia? Dia anak baru yang gue bilang tadi! Ternyata dia bisa senyum juga ya?" bisik Jidan dengan mata terbelalak, masih sulit percaya melihat perubahan ekspresi Ravi.
Celio mengabaikan Jidan, tatapannya tak lepas dari Ravi. Meski kini Ravi tampil dengan hoodie hitam, rambut acak-acakan, dan pakaian yang terlihat berantakan, Celio masih mengenali sahabat lamanya. "Lo beneran Ravi, kan?" tanya Celio memastikan, suaranya gemetar antara kebahagiaan dan rasa tak percaya.
Ravi mengangguk sambil tersenyum, kemudian mengulurkan tangan, menepuk pelan kepala Celio seperti kebiasaannya dulu. "Ternyata lo masih sama aja, Cel. Nanti kita ketemu di rumah, ya?" ujarnya dengan nada santai namun penuh kehangatan. Setelah mengatakan itu, Ravi berlalu pergi dengan tenang, meninggalkan Celio yang kini tersenyum cerah.
Celio yang tadinya terdiam, tiba-tiba saja menjadi bersemangat. Ia menarik lengan Jidan, lalu mengajaknya ke kantin dengan langkah ringan, sesekali melompat kecil seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan kejutan menyenangkan. Jidan hanya bisa terheran-heran, belum pernah melihat Celio bersikap seperti itu sebelumnya. "Cel, lo kenapa jadi heboh gini?" tanyanya, masih kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVICELIO'S DAY | HARUKYU
FanfictionRavi dan Celio adalah tetangga sejak kecil yang tidak pernah benar-benar akur. Ravi, yang tinggal bersama neneknya, adalah anak nakal yang gemar mencari perhatian dengan mengganggu orang lain, khususnya Celio. Sementara itu, Celio di mata Ravi adala...