02.

495 66 5
                                    

Happy Reading~

























Brakk

"Duh mba lain kali hati-hati atuh." Ucap Jesse dengan nada kesal. Ia sedang terburu-buru di karena kan pagi ini ada kelas.

"Dih, lu duluan kali yang nyenggol. Tuh liat barang gue jadi pada jatuh kan" Sahut orang itu sama kesalnya.

Jesse yang melihat itu pun langsung membantu membereskan barang-barang yang berhamburan milik orang tersebut.

"Maaf ya gua ga sengaja, gua buru-buru takutnya kesiangan. Kalau minta ganti rugi, lu bisa cari gua di kantin nanti siang." Ucap Jesse sembari membereskan kertas-kertas yang berhamburan.

"Febriolen Sinambela? nama dia kali ya."

"Dih si kampung, kan kantin ga cuma satu di kampus ini." Ungkap orang itu dengan nada sedikit kesal.

Jesse yang mendengar itu pun menepuk jidatnya sendiri, "Bener juga, lu ngapa jadi bego gini si jes."

"Maaf ga fokus, yaudah bagi ig lu sini."

"Mau modus ya lu? udah ah gua juga ga akan minta ganti rugi, bye." Cibir orang itu sambil berjalan meninggalkan Jesse.

"Gatau berterima kasih banget tu orang" Gumam Jesse sembari memperhatikan orang itu.

Jesse melihat arloji di tangannya itu, "Bentar lagi masuk, pagi yang sial." Setelah mengucapkan hal tersebut Jesse segera bergegas pergi ke kelasnya.

~~~

Hari telah menunjukan pukul 4 sore.

Di sesuatu tempat, ada seseorang sedang duduk bersandar. Suasana hatinya sedang tidak baik. Ia berpikir, ia kira rumah itu tempat untuk berpulang dan melepaskan segala penat, nyatanya semua itu tak pernah ia rasakan lagi.

Rumah yang seharusnya menjadi tempat pulang yang nyaman, kini menjadi sumber kekacauan dan ketidakpastian. Orang tuanya berpisah. Dan rumah yang dulu menyimpan banyak kenangan bahagia kini terasa seperti tempat yang asing dan membingungkan.

Amber. Tadi ia mendapatkan pesan dari sang ibu, ibunya mengatakan akan berpisah dengan sang ayah. Ketidakcocokan yang membuat mereka berpisah.

Kenapa akhirnya seperti ini? hal yang gua ga mau kenapa terjadi? sekarang gua pulang harus kemana?

Itulah pertanyaan yang ia tanyakan pada dirinya sendiri. Tanpa ia sadari, air matanya turun.

Tringg

Sebuah pesan masuk, ternyata pesan itu dari Gaby.

Gaby

Kak
Bisa jemput gua ga?

Lu kagak bawa motor?

Kagak, gua nebeng ke si raya tadi.
Jadi kan jenguk kak zoy?

Jadi, gas ae.


Sip, nanti jemput gua ya kak

Bandung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang